Farikh sibuk menulis sesuatu di bukunya, memilih mengabaikan penjelasan gurunya di depan. Dia menuliskan kata Kakak kelas yang cantik dan ia melingkari kata itu, lalu dia menuliskan kata Kak Rena dengan jarak sepuluh sentimeter dan ia juga melingkari kata itu.
Lalu di antara kedua kata itu Farikh menuliskan kata apakah mungkin seseorang berwajah sama?, setelah itu dia memberi lingkaran pada kata itu, dengan garis tebal yang dipertegas. Farikh menarik garis dari kata itu dan menyambungkannya pada kata pertama dan kata kedua sehingga membentuk sebuah segitiga.
“Mereka tidak bersaudara, tidak mempunyai hubungan darah,” gumam Farikh sembari menuliskan kata itu di buku. “Tapi wajah mereka sama.”
Apakah benar mitos bahwa manusia mempunyai tujuh kembaran?
Apakah doppelganger itu ada?
Pemuda itu menghela napas, dia memijit kepalanya. Semua terasa rumit, otaknya tidak sampai jika harus memikirkan hal-hal seperti itu. Nilai dalam pelajaran eksaktanya saja selalu remid, bagaimana mau memperhitungkan masalah seperti ini?
Bu guru sejarah—Farikh tidak ingat nama guru itu, padahal beliau baru beberapa jam lalu memperkenalkan diri—menerangkan tentang sejarah manusia purba. Farikh mencoba untuk fokus pada pelajaran karena masalah tujuh kembaran itu membuatnya pusing.
Farikh melirik Farel, teman sebangkunya itu sudah berada di alam mimpi, dengan kepala diletakkan di meja dan dengan tangannya yang dia lipat, sebagai bantal, buku sejarah ditaruh di depan mukanya, agar guru mengiranya membaca, padahal dia tertidur.
Farikh hanya mengeleng-gelengkan kepala, kalau saja dia tadi tidak sibuk dengan kasusnya, mungkin dia juga sudah berada di alam mimpi seperti temannya yang satu itu.
“Macam-macam manusia purba yaitu jenis meganthropus, jenis pithencanthropus, jenis homo, manusia wajak, manusia liang bua dan sangiran.” Bu guru menuliskan apa yang ucapkannya di papan tulis.
“Ha? Pit ... pit apa tadi?” gumam Farikh. “Kenapa pengucapannya sulit sekali?”
“Salah satu contoh dari jenis meganthropus adalah meganthropus paleojavanicus. Ada yang bisa menyebutkan ciri-cirinya?” Bu guru mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang kelas, membuat teman-temannya kompak menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Lovers [TERBIT]
Teen Fiction[Tersedia di Shopee dan Tokopedia] "Tidak ada orang yang akan baik-baik saja setelah ditinggal orang yang disayanginya, begitu juga denganku." Farikh sangat menyayangi Kak Rena, tapi Tuhan lebih menyayangi Kak Rena. Hingga suatu hari, dia dipertemuk...