Bab 5

139 27 0
                                    

Musik: Buka Hatimu by Armada

Mata Rikha yang terpejam dan dunia mimpi akan menyeretnya kalau saja Tyara tidak menyolekkan pensil mekanik ke pinggangnya. Rikha yang pada dasarnya tidak tahan geli, terlonjak kaget dan refleks berteriak.

Tyara tertawa, lantas berbisik pelan. "Gurunya masih di sini, jangan tidur."

Rikha melirik papan tulis, untunglah Bu Rosa tidak mendengarkan Rikha, dia sibuk menulis nama kelompok di papan tulis, tugas untuk menari.

"Sudah jam terakhir, kenapa harus ada tugas? Menari lagi," gerutu Rikha pelan.

Tyara tidak terlalu mendengarkan Rikha, dia fokus mencatat nama kelompok di buku catatannya.

"Ka, kita tidak sekelompok lagi," ujar Tyara kecewa. "Ish, kenapa sulit sekali dapat kesempatan untuk sekelompok denganmu?"

"Kenapa kau ingin sekelompok denganku?" tanya Rikha, menghadap Tyara.

Tyara menoleh ke samping. "Dalam kelompok menari ini, aku ingin terlihat lebih baik, karena kau yang terburuk dalam menari."

Tyara tertawa, Rikha menoyor kepala Tyara gemas. "Sahabatku ... kau jujur sekali."

"Silahkan kalian catat nama kelompok kalian," ucap Bu Rosa. "Apakah ada yang keberatan dengan kelompok ini?"

"Tidak, Bu!"

"Dua minggu lagi kalian tampil, usahakan yang terbaik untuk kelompok masing-masing," ujar Bu Rosa, dia melirik jam tangannya. "Baiklah, saya akhiri pelajaran Seni Budaya hari ini, selamat sore, hati-hati pulangnya."

"Terima kasih, Bu!"

"Hei, apa mungkin berlatih selama dua minggu? Dalam waktu sesingkat itu? Wah, gila! Kelompokku bahkan belum memikirkan konsep," ucap Rikha, heboh.

"Sudah, jangan protes, terima saja kenyataan dan sekarang ayo kita pulang." Tyara dengan gesit memasukkan buku-bukunya di tas, sejak tadi dia bilang kalau lapar, ingin cepat-cepat pulang dan makan masakan ibunya.

"Kau pulang duluan saja, sepertinya kelompok tariku mau mendiskusikan beberapa hal penting," ucap Rikha setelah melihat teman sekelompoknya duduk melingkar di kursi belakang dan Shawn sudah heboh memanggil-manggil Rikha.

"Oke, aku duluan."

Rikha membereskan buku-bukunya dan bergabung dengan teman-temannya sebelum Shawn memarahinya karena keleletannya.

"Jadi kelompok kita tujuh orang." Rikha menghitung jumlah temannya, tiga laki-laki dan empat perempuan.

"Iya, formasinya jadi lebih mudah," jawab Rina lantas dia menjelaskan lebih detail letak masing-masing anggota.

"Sekarang kita pakai lagu apa?" Rina menilik teman-temannya satu per satu.

Shawn mengangkat tangannya tinggi-tinggi, agar mendapat perhatian teman-temannya.

"Lagu Blackpink aja, yang Ddu-Du-Ddu-Du," katanya percaya diri sembari kedua tangannya membentuk pistol dan pantatnya digoyangkan ke kanan-kiri, dasar fanboy. "Atau lagu terbaru mereka, Kill This Love."

Rikha menepuk keras punggung ketua kelasnya itu. "Ini untuk kelompok menari kita, Ketua, tari kreasi, bukan untuk dance cover."

Shawn hanya menyengir kuda. Teman-teman yang lain melontar pendapat mereka, Rikha hanya menyimak, tidak begitu paham tentang lagu-lagu dan menari.

Setelah musyawarah yang melelahkan, lagu untuk menari belum ditemukan, dan kata mereka akan dibahas lebih lanjut di grup tari, Shawn baru saja membuat grupnya.

Broken Lovers [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang