Mangga Manis🍌

39.5K 2.6K 438
                                    

Banyak yang belum tahu kenapa cerita ini tiba-tiba ngilang. Jadi cerita ini Author unpublish ya karena sudah masuk tahap revisi. Tapi kalian tenang aja, Author bakal usahain up tiap hari.💛

Jangan lupa memberi masukan dan krisar dengan bahasa sopan ya.

💛Happy Reading💛
.
.
.
.
.

Arlen menguap selebar-lebar mulutnya, terlihat matanya merah berair menahan kantuk, padahal saat ini baru memasuki jam pelajaran kedua.

"Godaan iblis nih pasti," batin Arlen

Salahin gue aja tros, - iblis.

Sadar dengan kondisi gadis di sampingnya, Angkasa dengan laknatnya menyalakan kipas elektrik lalu mengarahkannya pada Arlen membuat kantuk gadis itu semakin menjadi.

Arlen kembali menguap sambil mengucek kedua matanya. Sesaat kemudian, gadis itu beranjak dari tempat duduknya. "Permisi Pak, saya mau ijin ke toilet buat cuci muka."

"Silakan."

"Saya juga pak," celutuk Angkasa tiba-tiba.

Pak Handoko mengalihkan atensinya menatap curiga ke arah Angkasa. Namun setelahnya, pria paruh baya itu hanya menyuruh Angkasa untuk menunggu.

"Tunggu Arlen kembali dulu, baru kamu boleh keluar."

"Yah nggak bisa gitu dong Pak," kata Angkasa keberatan.

Pak Handoko meletakkan bukunya ke atas meja, lalu melipat kedua tangannya di dada sambil menatap Angkasa.

"Apanya yang tidak bisa?" tanya pak Handoka.

Angkasa memutar bola matanya ke sana ke mari untuk mencari alasan. "Saya kebelet pipis, Pak."

"Alah alasan saja kamu."

"Beneran Pak, sumpah saya nggak jujur kok."

"Bohong berarti."

"Boleh ya pak."

"Tunggu Arlen dulu."

"Tapi Pak..."

"Tunggu atau saya alpa kamu?!"

"Iya Pak, iya. Tidak usah ngegas gitu dong, terlalu ngegas nanti remnya blong lagi," gumam Angkasa di akhir kata agar tidak bisa didengar oleh pak Handoko.

Angkasa menghembuskan napasnya gusar, laki-laki itu menengok ke balakang. Melemparkan atensinya ke arah tempat duduk teman-temannya yang lain.

Kosong.

"kemana mereka semua," Angkasa membatin.

Tanpa sepengetahuan Angkasa pada saat dirinya dan pak Handoko berdebat, teman-temannya mengambil kesempatan untuk mengendap keluar kelas. Ditambah perhatian murid lain yang fokus dengan dunianya masing-masing memudahkan mereka untuk bebas dari pelajaran matematika.

"Kalau gini ceritanya Arlen tidak bakalan balik lagi ke kelas," Angkasa kembali membatin.

"Pak saya tidak tahan!" seru Angkasa sambil berlari keluar kelas tanpa memperdulikan pak Handoko yang tengah memanggil-manggil namanya.

Lena🐣
Online

P
P
P
Len lo dimana
√√

I'm Not a Little Banana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang