Terkunci 2🍌

15.2K 1.1K 39
                                    

Jangan lupa memberi kritik dan saran dengan bahasa sopan ya.

... Happy Reading ...

Author pov

Arlen tidur dengan damainya di samping Alran yang juga tertidur. Tangan gadis tanpa sadar melingkar di perut Al karena kebiasaannya jika tidur dia selalu memeluk guling, atau sesuatu yang bisa dipeluk, seperti boneka. Karena merasa sesak, Alran membalikkan badannya menghadap ke arah Arlen, hembusan napas hangat menggelitik lehernya, mengusik tidur Alran, laki-laki itu perlahan membuka matanya,Arlan terkejut ketika netranya menemukan keberadaan Arlen yang sedang tertidur di sampingnya sambil memeluknya pula.

Dengan sigap Al mendorong tubuh tubuh gadis itu, "woy ngapain lo di kamar gue?!" seru Al bertanya.

"....."

Arlen tidak menjawab hanya dengkuran halus yang terdengar, menandakan gadis itu tidak terusik sama sekali dengan apa yang terjadi di sekelilingnya.

"Ck, dasar kebo," decak Al.

Alran melihat sekelilingnya. Ah! dia baru sadar jika sekarang dia tengah berada di gudang bukan di kamarnya. Alran kembali merebahkan dirinya di samping Arlen dan menarik tubuh gadis itu dan mendekapnya erat untuk menyalurkan hangat.

Di lain sisi ....

"Say, jam segini kok Arlen belum pulang ya?" tanya Naomi lewat sambungan telpon.

"Si Al juga say," sahut Vannesa.

"Kok gue rada-rada khawatir ya say?"

"Udahlah say, santai aja lagian apartemen Al banyak kok, jadi anak lo gak bakalan terlantar."

"Iya juga sih, btw lo yakin mereka ke apartemen?"

"Yakin banget lah say."

"Perasaan gue gak enak nih say, takut mereka kenapa-napa. Mana ponsel Arlen gak aktif lagi," keluh Naomi dengan nada khawatir.

"Yaelah santai aja kenapa, anak gue cukup tangguh kok buat jagain anak lo," kata Vannesa meyakinkan.

"Hmmm yaudah deh."

"Eh say, lo udah liat belum status WA jeng Rini?"

" Status WA jeng Rini?" ulang Naomi seraya berpikir.

"Oh itu! iya say sudah. Kayanya di antara mereka ada bara api yang mulai menyala." sambungnya dengan wajah berseri-seri.

"Lo tau gak, siapa pelakornya?"

"Loh ya jelas tau lah, emang lo enggak?"

"Gue udah curiga sih say cuman belom ada bukti. Kecurigaan gue mengarah ke Rina adiknya jeng Rini sendiri."

"Heran gue ya, kakak sendiri ditikung."

"Jadi benar pelakornya Rina? Adik jeng Rini sendiri?"

"Ummm, itu benar," kata Naomi sambil mengangguk semangat.

Percakapan ghibah mereka berlanjut sampai jam 12 malam dan terhenti ketika para suami meminta jatah mereka sepulang kerja.

*****

"Loh, Den, Non bangun, kalian kenapa tidur di sini?" tanya pak Herman—satpam sekaligus petugas pengunci pintu sekolah.

Pak Herman yang tadinya hanya ingin mematikan lampu yang menyala seluruhnya. Padahal sebelumnya dia hanya menyalakan beberapa saja, tetapi dia di kejutkan dengan keberadaan dua murid yang sedang tertidur. Syukurlah posisi mereka tidak lagi berpelukan kalau tidak, bisa-bisa pak Herman salah paham dan melaporkannya pada kepala sekolah.

I'm Not a Little Banana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang