"Arlen, kamu sudah pulang, Nak?" tanya Naomi, tetapi dihiraukan Arlen, "habis dari mana? Perasaan tadi kamu tidak pakai baju itu deh," sambungnya.
Arlen melirik sekilas Naomi yang sedang menata makan siang. Terlihat enak, namun karena dia sudah makan mie dicampur nasi, perutnya sudah lumayan terisi, jadi makanan seenak apapun akan terlihat tidak begitu menarik. Arlen bergegas naik ke kamarnya tanpa melontarkan sepatah katapun.
"Arlen makan dulu!" teriak Naomi namun jangankan disahut, ditoleh saja tidak.
Naomi sedikit khawatir karena tadi pagi anak itu juga melewatkan sarapannya.
Sesampainya di kamar, Arlen langsung menghempaskan tubuhnya di atas spring bed empuk miliknya. Matanya terpejam, otaknya memutar ulang rekaman berbagai kejadian yang membuatnya lelah. Kini getar ponsel merenggut kembali kesadarannya yang mulai terhanyut karena rasa kantuk. Arlen mengambil ponselnya untuk mencek notifikasi masuk, jemarinya dengan sengaja memencet aplikasi berlogo telpon dengan tema hijau.
Whatsaap
Bokap
OnlineP
¹²°²³Mama kamu bilang, kamu ngambek Ar Gamau makan katanya ...
¹²°²³Read.
Arlen menghela napasnya berat, jarinya ingin bergerak untuk mengetik balasan namun akal sehatnya memaksa untuk diam karena biar bagaimanapun pernikahan ini harus dibatalkan.
Bokap
onlineJangan membuat orang tuamu khawatir Ar. Papa dalam perjalanan pulang kita makan siang bersama.
¹²°³²Read.
Arlen mematikan data selulernya dan memilih untuk tidur.
Tok, tok, tok.
"Tiada ku sangka sejak detik itu, kau membuka pintu, jalan di hatiku ..."
Sumpah demi apa matanya benar-benar mengantuk! Baru saja matanya terpejam, ketukan pintu kamar kembali memaksanya untuk terjaga, ditambah suara nyanyian bokapnya yang pas-pasnyan membuat Arlen semakin jengkel. Dengan malas, gadis itu bangkit dan menyeret kakinya untuk membukakan pintu.
"Eh guekan juga mogok ngomong," monolognya ketika mengingat rencana yang sedang ia jalankan. Gadis itu kembali berbalik dan merebahkan tubuhnya seperti tadi. Tangannya meraih earphone, memutar lagu Spring day dengan volume penuh untuk menyamarkan suara berisik di balik pintu.
*****
"Nyir, anak lo kenapa?" tanya bokapnya Arlen yang kadang memanggil istrinya dengan panggilan 'nyinyir'.
"Ya mana gue tau, tanya aja sama orangnya." sahut Naomi.
"Gimana mau nanya, pintunya di buka aja kagak."
"Ya tinggal lo dobrak aja, apa susahnya sih?"
"Pala lo, gue dobrak, lo pikir beli pintu pakai bulu ketek apa?" ujar Frans sambil mendorong pelan jidat Naomi, menggunakan jari telunjuknya karena greget dengan ucapan istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Little Banana [END]
Teen FictionCover : baeadoraa Penulis : Nurul Hikmah [SUDAH TAMAT PART LENGKAP] Berawal dari keisengan tiga sahabatnya yang menyebabkan Alran dipaksa untuk menikahi seorang gadis mesum amburadul dengan kecerdasan unggul. Arlen tidak pernah menyangka bahwa rasa...