Misi Pembatalan pernikahan
Pencetus Ide: Galaksi Samudra
Ide : Minta bantuan mak lampir*****
Setelah makan rujak dan membereskan semua peralatannya, mereka memutuskan untuk berbaring di teras belakang rumah Galaksi yang di tumbuhi banyak bunga. Walaupun Galaksi menang, dia tetap mengabulkan permintaan bundanya untuk menanam bunga meskipun hanya di sudut-sudut rumah saja. Mengonsumsi banyak buah membuat perut mereka sedikit begah dan malas untuk bergerak.
Arlen mengehela napasnya pelan sambil memandang langit cerah yang dihiasi awan dengan berbagai bentuk.
"Len, lo pakai ini ya bentar," kata Angkasa meletakkan karangan bunga di atas kepala Arlen dengan hati-hati.
"Apaan sih Sa?" tanya Arlen, tangan gadis itu terulur untuk menyentuh, tetapi ditahan oleh Angkasa.
"Jangan dipegang dia rapuh, serapuh hatinya Galaksi," gurau Angkasa.
"Kayak lo kaga aja, punya lo bahkan lebih rapuh malahan bentar lagi mau patah," sahut Galaksi sekenanya membuat Angkasa tersenyum kecut.
"Len tengok sini bentar, Hana, dul, set."
Cekrek
"Nih bagus gak?" tanya Angkasa sambil menyerahkan ponselnya yang berlogo Bts pada Arlen.
Senyum Arlen mengembang di wajahnya,"wah ... bagus banget Sa! Guys coba kalian lihat foto gue ...," ucapnya sambil mengarahkan fotonya pada sahabat-sahabatnya, "gimana ... gue cantikkan?" sambungnya bertanya.
"Biasa aja tuh, masih cantikkan tikus gue di rumah," sahut Dian.
"Emang kita punya tikus?" tanya Dion.
"Punya," jawab Dian sambil merogoh ponsel di saku bajunya.
"Perasaan gak ada deh."
"Ada."
"Yang mana?" tanya Dion.
"Yang tadi nanya," sahut Dian.
"Dasar solimi lo Yan!" maki Dion sambil memukul kepala Dian menggunakan buku yang ada di dekat keranjang buah.
"Sa, fotoin gue lagi dong di pojok situ," pinta Arlen, gadis itu berjalan ke arah sudut yang di tumbuhi banyak bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Little Banana [END]
Ficção AdolescenteCover : baeadoraa Penulis : Nurul Hikmah [SUDAH TAMAT PART LENGKAP] Berawal dari keisengan tiga sahabatnya yang menyebabkan Alran dipaksa untuk menikahi seorang gadis mesum amburadul dengan kecerdasan unggul. Arlen tidak pernah menyangka bahwa rasa...