Misi Pembatalan Pernikahan
H-6 sampai H-5
Pencetus ide : Dian Hayder dan Dion Hayder
Ide : Mogok makan dan minum*****
"Gimana Ar, berhasil? " tanya Angkasa saat Arlen menghampirinya.
"Kagak ...," sahut Arlen kurang semangat.
"Kebanyakan dosa sih lo makanya ide lo gak guna," timbrung Dion mengejek Angkasa. Mendengar itu Angkasa langsung melempar bekas kotak susu yang ada di tangannya ke arah Dion dan tepat mengenai kepala laki-laki itu.
"Akh ...," pekik Dion, "woy jangan buang sampah sembarangan dong! jaga kebersihan tikungan," tegurnya sambil mengusap kepalanya. Sebenarnya dia terpekik bukan karena merasakan sakit, tetapi karena kaget.
"Lingkungan fucek, lingkungan ..., bukan tikungan," ralat sakti.
"Siapa bilang yang gue maksud lingkungan? Emang benar kok yang gue maksud itu tikungan. Biar nanti tikungannya mulus" jelas Dion.
Angkasa diam tidak menanggapi walau dirinya sedikit merasa tersindir dengan apa yang Dion katakan.
"Sorry guys gue telat," celutuk Bima yang baru datang dan berjalan menghampiri mereka.
"Kenapa?" Tanya Arlen.
"Biasa, gue harus ngurus Dian sama Dion dulu."
"Eh Bim, ganti gak nama monyet lo?!" bentak Dian sambil mencekeram kerah baju Bima.
"Lepas bangsul, gue susah napas," desis Bima sambil mendorong tubuh Dian, "serah gue lah. Monyet, monyet gue kenapa lo yang sewot" sambungnya setelah cengkeraman Dian terlepas.
"Ya jelas lah, lo pakai nama kita bedua buat monyet lo," imbuh Dion.
"Pembantu lo mana Bim?" tanya Arlen.
"Emang yang punya nama Dian dan Dion cuma lo bedua? Ada banyak kali," ketus Bima,"pembantu gue ada di rumah, tapi mereka juga jerit-jerit kalau liat monyet maklumlah mereka bukan orang desa," sambungnya menjawab pertanyaan Arlen.
Galaksi yang sudah mulai jengah menghantikan percakapan mereka, "sudah kumpul semua kan? Yuk mulai jogingnya."
"Jalan santai aja bro, gue lemes," pinta Sakti.
"Lemas kenapa? Habis malam minggu goyang maju mundur?" ledek Arlen.
"Sembarangan lo Ar, gue ini anak baik-baik, asal lo tau."
"Ummm, masa?"
"Beneran gue gak bohong, gue lemes karena tadi gue udah lari puluhan meter."
"Tumben lari sendiri biasanya minta ditemani."
"Siapa bilang gue lari sendiri, ada anjing tetangga noh yang ikut."
"Lo lari sama anjing?"
"Lebih tepatnya gue dikejar sih, emang anjing kurang ajar, gue gak salah apa-apa malah dikejar. Syukur gue orangnya baik, kalau gak udah gue aduin tuh anjing, kagak tau apa kalau om gue itu polwan."
"Om lo polwan?" tanya Dion dengan mata yang membulat.
Dengan bangganya Sakti menganggukkan kepalanya.
"Abang jago," ucap Bima.
"Sorry bang jago," sambung Arlen.
"Ampun bang jago ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Little Banana [END]
Teen FictionCover : baeadoraa Penulis : Nurul Hikmah [SUDAH TAMAT PART LENGKAP] Berawal dari keisengan tiga sahabatnya yang menyebabkan Alran dipaksa untuk menikahi seorang gadis mesum amburadul dengan kecerdasan unggul. Arlen tidak pernah menyangka bahwa rasa...