Satu Atap🍌

13.2K 860 34
                                    

Jangan lupa memberi kritik dan saran dengan bahasa sopan ya.

..... Happy Reading .....

Setelah kepergian orang tua mereka, Arlen dan Alran berjalan menuju kamar masing-masing dengan raut wajah lelah, sebab mereka sempat melakukan beberapa perdebatan dengan orang tua mereka. Arlen menghela napas sambil menggaruk kepalanya kasar, kemudian gadis itu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk berwarna biru navy yang di lengkapi selimut  pink berenda miliknya. Saat matanya mulai terpejam,  dahi Arlen menyerngit bingung merasakan perbedaan tempat tidurnya. Dengan mata yang setengah terbuka, Arlen mendongakkan wajahnya, kemudian alis gadis itu terangkat sebelah saat matanya melihat ukuran kasur yang dua kali lipat lebih besar dibanding miliknya dulu.

"Ah mungkin mama lagi baik hati," batinnya lalu kembali merebahkan kepalanya.

"Arlen bangun ...."

Saat kesadarannya di ambang batas, samar-samar Arlen mendengar ada yang memanggil namanya. Dengan perlahan Arlen membuka matanya, dan betapa kagetnya gadis itu ketika mendapati Jungkook Bts tengah tersenyum manis sambil menepuk-nepuk pipinya lembut untuk menyuruhnya bangun. Arlen menganga tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya. Arlen akui, dia hanya wanita biasa, meskipun dia menaruh hati pada Angkasa dan Jimin, tidak menutup kemungkinan Arlen akan goyah jika dihadapkan dengan oppa yang selama ini ia jadikan motivasinya selain Namjoon.

Arlen menyentuh rahang kokoh milik Jungkook, membuat pria itu tersenyum sambil mencubit gemas pipi Arlen yang sendari tadi memancarkan semburat pink kemerah-merahan. Arlen samar-samar merasakan sakit, dan itu membuatnya senang bukan main karena sudah dipastikan ini bukan mimpi.

"Saranghae Jungkook."

"Saranghae Arlen"

" Oppa boleh aku menciummu?"

"Tentu saja sayang."

"OMG, kau sungguh manis chagiya."

"Xiexie," ucap Jungkook dalam bahasa China.

Arlen mendekatkan bibirnya dengan hati-hati, lalu menempelkannya dengan penuh perasaan dan melumatnya dengan penuh kelembutan. Jungkook yang tadinya diam karena terkesiap, kini mulai ikut membalas, pelan dan perlahan, sampai perasaan membuncah membuatnya, ingin menuntut lebih. Bunyi decakan memenuhi ruangan sampai Arlen tersadar dan mendorong dada Jungkook. Arlen membuka matanya sambil menyunggingkan senyum malu dan ....

BRAKKK

"APA YANG LO LAKUKAN?!"

*****

Alran mendengus memandang setiap penjuru ruangan apartemen. Dia salah mengira, dia kira orang tuanya membelikannya sebuah rumah besar, namun ternyata yang dia dapati hanya sebuah apartemen dengan satu kamar. Alran tidak sempat protes sebab dia baru menyadari ini saat orang tuanya sudah pulang.

Al menghela napasnya, kemudian memutuskan untuk menemui Arlen di kamarnya. Sesampainya di kamar Arlen, Al langsung mengetuk pintunya.

Tok tok tok.

Tidak ada sahutan dari Arlen membuat Al mencoba membuka pintunya sendiri, dan ternyata pintunya tidak dikunci.

Ceklek

Alran memutuskan untuk masuk dan berjalan menghampiri Arlen yang sedang terbaring. Rupanya gadis itu tengah tertidur, terbukti dengan matanya yang terpejam dan suara dengkuran halus miliknya yang teratur. Al memandang Arlen yang tertidur dengan damainya. Laki-laki itu memperhatikan setiap inci wajah Arlen, mulai dari kelopak mata, turun ke hidung mungilnya, dan bibir pink natural yang lumayan menggoda.

I'm Not a Little Banana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang