Jangan lupa memberi kritik dan saran dengan bahasa sopan ya
..... Happy Reading .....
Drrttt
Drttt
Dering telpon mengganggu aktivitas Vannesa yang sedang menumis sayur kangkung. Karena tanggung, Vannesa enggan meninggalkan pekerjaannya dan memilih untuk menyuruh putranya—Alran— untuk mengangkat telpon.
"Al! Tolong angkat telponnya, Nak!" seru Vannesa.
"Ya Mom," sahut Alran sambil berjalan ke ruang tengah, tempat di mana telpon itu diletakkan.
Alran mengambil gagang telpon lalu menempelkanya di telinga kanannya.
"Halo Van ... Van lo tolong ke sini dong, bantuin gue bujuk Arlen. Tuh anak sudah dua hari gak keluar kamar, belum makan juga, bikin gue sama bokapnya sakit jantung aja," ucap suara di sebrang telpon dengan nada panik.
"Halo tante ... ini Alran. Mom lagi masak, nanti Alran sampaikan ya," sahut Alran.
" Oh kamu Alran toh, yaudah cepat sana sampaikan."
"Iya-iya sabar tan. Lagian Arlen ga bakal ma—"
Tut
Belum sempat Arlan menyelesaikan ucapannya sambungan sudah diputus sepihak. Al mengehela napasnya kemudian berbalik ke dapur menghampiri mommynya.
"Mommm!" teriak Alran.
"Gausah teriak-teriak! telinga mommy masih berfungsi dengan baik Al," protes Vannesa.
"Si tante Naomi yang telpon."
"Hah serius? Dia bilang apa?"
"Dia minta tolong Mom, buat bantuin dia membujuk Arlen yang mogok makan, sudah dua hari. Belum keluar kamar selama dua hari juga ...," jelas Al dengan raut wajah malas.
Al berjalan mengambil piring, sendok dan garpu.
"Ngapain kamu?!"
"Makan ...."
"Eh ... gak, gak, gak!" seru Vannesa sambil merebut kembali piring yang diambil Al.
"Loh emang kenapa?"
"Arlen mogok makan, jadi kamu juga gak boleh makan, biar kalian sehati."
"Loh kok gitu? Yang mogok makan kan Arlen, kenapa Al juga dilarang makan?"
"Sudah Mom bilang ... biar kalian sehati."
"Mana bisa gitu Mom, yang ada nanti Al sakit, ayolah Mom, " sahut Al dengan raut wajah sedikit memelas.
"Halah lebay kamu! kalau kamu mau makan, kamu harus bujuk dulu si Arlen. Kalau dia mau makan, kamu boleh makan, tapi kalau dia gamau, ya kamu harus bujuk sampai dia mau. Kalau enggak, Mom gak akan kasih kamu ijin makan," ujar Vannesa, kemudian wanita paruh baya itu mengambil rantang dan mengisinya dengan masakan yang tadi dia masak.
"Kamu ngapain masih disini? Cepat sana siap-siap!" sentak Vannesa pada Alran yang bengong memperhatikannya memindah makanan.
"Siap-siap? Emang mau ke mana Mom?" tanya Alran tanpa mengalihkan pandangannya.
Pluk
"Akh ...!" pekik Al ketika sendok di tangan mommynya melayang mengenai jidatnya yang elegan.
"Elah ini anak pakai nanya lagi! Ya ke rumah Naomi lah, emang mau ke mana lagi?!"
"Santai Mom, gausah ngegas gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Little Banana [END]
Teen FictionCover : baeadoraa Penulis : Nurul Hikmah [SUDAH TAMAT PART LENGKAP] Berawal dari keisengan tiga sahabatnya yang menyebabkan Alran dipaksa untuk menikahi seorang gadis mesum amburadul dengan kecerdasan unggul. Arlen tidak pernah menyangka bahwa rasa...