Tekan bintang untuk menghargai author
.
.
.
.
.
Happy ReadingSuara detak jam mendominasi dalam keheningan malam, terlihat jarum pendek jam itu mengarah pada angka 01:21, Arlen mengerjapkan matanya pelan untuk menyesuaikan cahaya dengan retinanya. Gadis itu menguap terlebih dahulu sebelum membangunkan pria yang masih terlelap di sampingnya.
"Al," panggil Arlen.
Al bergeming, dia masih menikmati mimpi indahnya.
"Al!" seru Arlen tepat di telinga pria itu.
Al tersentak, dia refleks menegakkan tubuhnya.
"Ya Allah sayang," desahnya sambil memijit pelan kepalanya yang sakit karena tiba-tiba bangun.
"Kenapa hm?" sambungnya bertanya.
"Pengen rujak," ucap Arlen.
"Ini masih terlalu pagi sayang, nanti kamu sakit perut."
"Tapi aku maunya sekarang,"rengek Arlen. "Emang kamu mau anak kamu ileran gara-gara emaknya ngidam nggak ketulusan?" sambungnya mewanti-wanti.
Al menghelas napasnya pelan. karena hormon ibu hamil, Arlen salah mengartikan helaan napas Al. Dia mengira kalau Al bosan dengannya hingga tanpa sadar, bulir-bulir bening mengalir di kedua sudut matanya.
"Gajadi,"ketus Arlen sambil merebahkan kembali tubuhnya membelakangi Al.
Al tersenyum maklum, dia sudah mulai terbiasa dengan perubahan mood istrinya yang secara tiba-tiba karena pengaruh dari hormon kehamilannya yang menginjak usia 5 minggu. Pria itu itu membaringkan tubuhnya dan memeluk istrinya dari belakang.
"Kenapa hmm?" tanya Al membuat Arlen mengencangkan isakannya.
Arlen membalikkan tubuhnya menghadap Al,"Kamu udah mulai bosan ya sama aku?" tanyanya dengan mata berkaca-kaca.
Ayolah ke mana perginya sosok Arlen yang buas dan ganas seperti dulu? Melihat ekspresi Arlen sekarang membuat Al tidak kuasa untuk menahan tawanya.
Al terkekeh sambil mengusap surai hitam milik istrinya.
"Kamu ngomong apasih? Mana mungkin aku jengah sama kamu," ucapnya sambil menarik tubuh Arlen ke dalam dekapannya.
"Tap—," ucapan Arlen terpotong oleh desisan Al.
"Sttss," pria itu menaruh telunjuknya di bagian tengah bibir Arlen.
Setelah Arlen diam, Al mengecup singkat bibirnya.
"Katanya mau rujak, ayo," ajak Al untuk mengalihkan pembicaraan karena jika diteruskan takutnya akan melukai perasaan Arlen yang terlalu sensitif dan berpengaruh buruk bagi perkembangan janin.
"Ayo," angguk Arlen sambil tersenyum manis.
Al berniat memapah Arlen, akan tetapi ditepis lembut oleh wanita itu. "Aku bukan anak kecil Al," ucapnya.
Al hanya mengangkat kedua tangannya pertanda mengalah,"oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Little Banana [END]
Teen FictionCover : baeadoraa Penulis : Nurul Hikmah [SUDAH TAMAT PART LENGKAP] Berawal dari keisengan tiga sahabatnya yang menyebabkan Alran dipaksa untuk menikahi seorang gadis mesum amburadul dengan kecerdasan unggul. Arlen tidak pernah menyangka bahwa rasa...