Kekhawatiran🍌

9.5K 767 140
                                    

Kasih tahu jika ada typo
.
.
.
Happy Reading

Sudah tiga hari Arlen menghilang. Al juga sudah mencarinya ke mana-mana baik dengan bantuan polisi maupun orang suruhannya, akan tetapi hasilnya tetap nihil, Arlen tidak ditemukan di mana pun, gadis itu menghilang tanpa jejak seperti di telan bumi.

Plak

Sebuah tamparan mendarat tanpa halangan di wajah tampan Al dan menyisakan bekas merah dengan sensasi seperti terbakar.

"INI SEMUA SALAH KAMU! ANDAI KAMU TIDAK MENINGGALKAN DIA, ARLEN TIDAK AKAN MENGHILANG. SUAMI MACAM APA KAMU!" Teriak Naomi menggelegar ke seluruh penjuru rumah.

Al berbegeming, dia tidak melakukan pembelaan apa pun. Karena dia sadar, semua itu memang benar salahnya. Dia yang sudah meninggalakan Arlen hanya karena cemburu semata, padahal kenyataannya tidak seperti apa yang dilihatnya. Kenapa Al tahu(?)Karena Angkasa sudah menjelaskan semuanya bahkan sebelum tamparan Naomi, bogeman mentah teman-temannya Arlen sudah lebih dulu dia terima.

Vannesa yang melihat anaknya ditampar merasa tidak terima, tetapi dia bisa apa(?) Al sudah mengakui kesalahannya. Dan juga dia takut persahabatannya akan hancur.

"Mulai sekarang, ceraikan Arlen."

Baik Vannesa maupun Al, mereka sama sama terkaget dengan ucapan Naomi. Kepala Al yang tadinya menunduk kini mendongak menatap Naomi dengan tatapan tidak percaya.

"Ma!"

"Na!"

Panggil mereka bersamaan dengan tatapan seperti meminta pengertian. Namun, Naomi hanya menatap sinis keduanya.

"Jangan mengambil keputusan dalam keadaan emosi Na," kata Vannesa.

"Ternyata gue sudah bikin kesalahan fatal dengan menjodohkan anak gue dengan anak lo dengan harapan mereka bisa saling mencintai kelak. Tapi semuanya tidak seperti apa yang gue harapin, Arlen malah kehilangan masa remajanya! Hiks ...,"

"Tidak kok Ma, kami memang saling mencintai satu sama la ...," ucapan Alran terpotong karena Naomi lebih dulu meyangkalnya sebelum Al menyelesaikan ucapannya.

"Jika kalian saling mencintai, kamu tidak akan meninggalkannya hanya karena masalah sepele."

"Tapi ...."

"Cukup Al!" kali ini bukan Naomi yang bersuara, melainkan Vannesa.

"Lo ingin Al menceraikan Arlen kan?! Baik ... gue akan mengurus surat perceraiannya."

"MOM!" Teriak Al.

"Sekarang sudah selesai lo, bisa pergi," kata Vannesa menunjuk pintu keluar untuk mempersilakan Naomi pergi.

"Oke, baik ... tapi saat hubungan mereka berakhir, saat itu juga ... persahabatan kita juga ikut berakhir," sahut Naomi sebelum melenggang pergi.

Setelah itu, tanpa suara Vannesa meninggalkan Al yang kini terduduk penuh dengan penyesalan.

*****

"Bagaimana keadaanmu nak? Apa benar kamu diculik? Jika iya, penculikmu pasti mengurungmukan? Kamu pasti menderita dikurung atau diikat oleh penculik itu," lirih Frans sambil memandangi fotonya bersama Arlen dan juga Naomi.

Di lain sisi, yang sebenarnya terjadi.

"KIM NAMJON, KIM SEOKJIN, MIN YOONGI, JUNG HOSEOK, PARK JIMIN, KIM TAEHYUNG, JEON JUNGKOOK. BTS!!!" teriak Arlen bersama Army lainnya saat menonton konser BTS di Jepang bersama Juki.

I'm Not a Little Banana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang