Halo, ada yang rindu nggak?
Jangan lupa untuk memberi kritik dan saran dengan bahasa sopan.
..... Selamat Membaca .....
"Saya nikahkan dan kawinkan saudari Arlena Fransiska binti Fransco dengan mas kawin satu kilo gram emas dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Arlena Fransiska binti Fransco dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" ucap Al lantang.
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!" sahut para saksi serentak.
"Alhamdulillah."
Penghulu membacakan beberapa untaian doa untuk mereka, bersamaan dengan itu Arlen menatap nanar ke arah orang-orang yang menjadi saksi terikatnya dia dengan Alran sebagai pasangan suami istri. Tidak banyak yang hadir, hanya beberapa kerabat dekat dan teman kantor kedua orang tuanya, juga orang tua Alran. Manik Arlen meneliti seluruh penjuru ruangan, dia tersenyum miris, ketika pandangannya tidak pendapati seorang pun dari sahabatnya yang datang, paling tidak memberi ucapan selamat.
"Mempelai pria boleh mencium kening mempelai wanita," ujar penghulu.
Alran mengalihkan pandangannya pada Arlen, laki-laki itu ingin mengajak Arlen untuk melakukan apa yang diucapkan penghulu, tetapi sepertinya gadis itu tidak fokus. Al menghela napasnya pelan, kemudian menyikut pinggul Arlen menggunakan sikunya.
"Kau Fergoso, eh Fergoso!" latah Arlen dengan suara nyaring karena terkejut.
Alran membekap mulut Arlen dengan tangannya. Sedangkan Naomi dan Vannesa menutupi wajah mereka dengan kipas.
"Ar ... lo bisa gak jangan bikin malu," bisik Alran.
"Lo sih pakai ngagetin gue segala!" kata Arlen membela diri.
"Itu ... kita di suruh ciuman," ujar Al malu-malu kucing.
"Oh," sahut Arlen beroh iya. Kemudian gadis menempelkan bibirnya sesaat pada bibir seksi Alran.
Al terkesiap dan Arlen tidak menyadari apa efek perbuatannya pada jantung Al yang kini dag dig dug ser. Setelah detak jantungnya kembali normal, Al mendorong kepala Arlen dengan dua jarinya.
"Salah Arlen."
"apalagi sih Al? Katanya disuruh cium," Ujar Arlen yang mulai risih.
"Bukan di bibir tapi di kening."
Arlen meraih tengkuk Al kasar, kemudian menekankan bibirnya di kening Al sedikit keras, namun sesaat kemudian kembali didorong oleh Al.
"Salah lagi ...," ujar Al sedikit ditekan karena sudah greget dengan tingkah laku Arlen, "harusnya gue yang cium lo," sambungnya.
Arlen yang tadinya mulai jengah, sekarang sudah benar-benar jengah, gadis itu beranjak dari tempat duduknya.
"Tau ah malas," kata Arlen merajuk meninggalkan tempat resepsi penikahan mereka. Al yang tidak tahu harus bagaimana memilih mengekor Arlen membuat para tamu bingung dengan tingkah mereka.
"Eh Jeng ... kok mempelai pengantinnya gitu ya?"
"Iya Jeng, sikapnya kaya nggak niat nikah."
"Benar tuh Say, raut wajah mereka juga terlihat terpaksa."
"Jangan-jangan beneran dipaksa lagi?"
"Bisa jadi tuh Jeng ...."
"Wah jangan sampai anak kita gitu ya Say, kasian mereka nanti nggak bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Little Banana [END]
Teen FictionCover : baeadoraa Penulis : Nurul Hikmah [SUDAH TAMAT PART LENGKAP] Berawal dari keisengan tiga sahabatnya yang menyebabkan Alran dipaksa untuk menikahi seorang gadis mesum amburadul dengan kecerdasan unggul. Arlen tidak pernah menyangka bahwa rasa...