Part 18+
Harap bijak dalam memilih bacaan, jangan sampai kalian praktekkan tanpa ikatan pernikahan.
.
.
.
.
Happy ReadingHari demi hari yang telah mereka lewati bersama membuat Al menyadari satu hal tentang perasaaannya. Benar kata orang, cinta bisa datang karena telah terbiasa, Al sendiri yang membuktikannya. Laki-laki itu memandang Arlen yang sedang berkutat dengan masakannya. Melihat itu membuat secercah senyum tulus terbit di kedua sudut bibirnya, Al sadar, jika tidak mudah bagi Arlen yang memiliki kepribadian tomboy harus menjadi ibu rumah tangga.
Al melihat Arlen yang sedang bersusah payah menyingkirkan rambut yang menghalanginya, menggunakan bahu karena tangan gadis itu berlumuran tepung. Al bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Arlen.
Mata Arlen sedikit melebar saat merasakan tangan seseorang yang tak lain adalah Al, sedang menyingkirkan rambutnya. Dengan telaten Al mengumpulkannya menjadi satu, kemudian mengikatnya menggukan sapu tangan yang telah dia gulung.
"Gue punya ikat rambut kali Al, tolong ambilin di kamar ya," pinta Arlen.
"Kamu pakai itu aja, tetap cantik kok."
"Tapi ini kegedean, gue gak nyaman."
"Yaudah-yaudah, aku ambilin," ucap Al sambil mengacak gemas rambut Arlen.
"Yah Al tuh kan jadi berantakan lagi," protes Arlen dengan bibir mayun yang membuat Al terkekeh, tanpa sepatah kata pun Al berjalan meninggalkan Arlen.
Sepeninggal Al, Arlen kembali dengan dengan pekerjaannya, namun beberapa detik kemudian, gerakan tangannya yang sedang membuat adonan tiba-tiba terhenti.
"Gue rasa ada yang beda ... tapi apa ya?" gumam Arlen yang bersikeras mengingat sesuatu.
"Kamu pakai itu aja, tetap cantik kok."
"Yaudah aku ambilin."
"Ekhem ... sejak kapan dia pakai aku-kamu," gumam Arlen sambil mengulum senyum malu-malu kucing ketika dirinya menyadari panggilan Al.
*****
Al memasuki kamar Arlen yang notabenenya adalah kamarnya juga. Dia mengedarkan pandangannya mencari benda yang dipinta Arlen. Manik matanya menemukan ikat rambut yang tergeletak di atas nakas di samping foto pernikahan mereka. Setelah mengambilnya Al berjalan meninggalkan kamar, namun tiba-tiba getaran ponsel yang tertangkap indra pendengarannya mengurungkan niatnya.
Al meraih ponsel milik Arlen. Terdapat dua notif, dari chat pribadi Angkasa dan Fanatik Army. Arlen tidak menggunakan pengaman apapun pada ponselnya, itu memudahkan Al untuk membukanya.
Angkasa
OnlineI miss you
07.28Hanya tiga kata, namun mampu membuat Al marah bukan main. Karena selama ini jangan kira Al tidak tahu bagaimana interaksi keduanya. Bahkan Al bisa melihat pandangan memuja yang Arlen tunjukkan pada Angkasa begitu pun sebaliknya.
Al memencet logo telpon di samping pojok kiri bagian atas ponsel Arlen. Menghubungkan panggilannya dengan Angkasa.
"Hai Len, missed me?" sapa suara di seberang telpon saat panggilan tersambung.
"Ini gue," sahut Al dengan suara dingin.
Angkasa terdiam beberapa saat.
"Jauhi dia," Sambung Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Little Banana [END]
Teen FictionCover : baeadoraa Penulis : Nurul Hikmah [SUDAH TAMAT PART LENGKAP] Berawal dari keisengan tiga sahabatnya yang menyebabkan Alran dipaksa untuk menikahi seorang gadis mesum amburadul dengan kecerdasan unggul. Arlen tidak pernah menyangka bahwa rasa...