Poliadri

11.7K 770 37
                                    

Tekan bintang untuk menghargai author
.
.
.
.
.
Happy Reading

Alran terdiam, dia berusaha mencerna apa yang diucapkan Arlen barusan. Apakah Arlen sungguh benar-benar akan menikah(?)Tapi bagaimana bisa(?) Mereka saja bahkan tidak bercerai. Selama empat tahun terakhir, Alran tidak pernah mengucap kata talak untuk Arlen.

"Apa katamu? Hari pernikahanmu dengan Axel? Kamu mau menikah lagi?" tanya Alran beruntun.

Arlen menganggukkan kepalanya. "Kami sudah bertunangan selama 4 tahun dan pernikahan ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Aku tidak bisa membatalkannya, lagi pula ...."

"Lagi pula apa? Lagi pula kamu mencintainya?"

"Em ...."

"Gak!" Al menggelengkan kepalanya sambil berkacak pinggang. Sedangkan Arlen menatapnya dengan raut bingung.

"Kamu gak boleh nikah sama dia!" sambung Al.

"Kenapa?"

"Karena aku tidak akan pernah menceraikanmu ...."

"Yaudah kalau begitu, kamu aku poliandri aja ya."

Tuk

Al menjentik pelan jidat Arlen. Yang menurutnya, mungkin agak sedikit bermasalah karena pengaruh estrak tanaman kuping kerbau.

"Mana bisa begitu, jelas-jelas agama melarang poliandri," sanggah Al.

"Memangnya kenapa? Jika suami boleh berpoligami, mengapa istri tidak boleh berpoliandri?" tanya Arlen.

"Makanya belajar agama Monyet," greget Al yang membuat Arlen mengerucutkan bibirnya.

"Jika agama melarang suatu perbuatan, pasti perbuatan itu lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. apabila seorang wanita memiliki lebih dari satu suami dan ketika sang istri hamil dan memiliki anak. Maka anak itu akan sulit diidentifikasi siapa ayahnya. Dalam hal ini hanya ibulah yang dapat diidentifikasi. Padahal agama kita sangat memperhatikan identifikasi kedua orangtua, baik ibu atau ayahnya.

Apabila seorang wanita memiliki suami lebih dari satu maka dapat diartikan bahwa wanita itu juga memiliki beberapa pasangan bercinta. Ketika mereka sedang melakukan hubungan intim, maka sang istri akan lebih rentan tertular penyakit kelamin. Meskipun sang suami tidak melakukan hubungan intim di luar nikah, tapi hal ini masih bisa terjadi," jelas Alran panjang lebar.

Arlen tertawa sambil mengacak gemas rambut Alran.

"Ada yang lucu?" tanya Al.

Arlen menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Tidak," jawabnya.

"Rupanya tanpaku, hidupmu semakin membaik," gumam Arlen sambil merapikan kembali rambut Al.

Al merengkuh tubuh Arlen, lalu menghirup aroma gadisnya kuat-kuat. "Kamu salah, kamu tidak tahu apa-apa setelah menghilang," lirih Al.

"Kamu tidak tahu keadaanku, tidak melihat raut putus asaku, tidak mendengar jeritanku dan tidak merasakan rasa sakitku yang teramat sakit. Kehilanganmu sama saja kehilangan separuh jiwaku, tanpamu aku bagaikan mayat hidup berjalan di tengah orang-orang. Kamu adalah duniaku, menompang hidupku, alasan senyumku dan rumahku. Kehilanganmu maka sama saja kehilangan itu semua. Aku mohon jangan pergi lagi."

"Jangan terlalu menggembel, nanti aku baper," ujar Arlen.

"Arlen aku serius ...."

"Iya, sayang. Aku hanya bercanda."

I'm Not a Little Banana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang