Oi para reader, dah up nih.
Jangan lupa memberi krisar dengan bahasa sopan ya.
Kasih tau kalau ada kalimat typo atau ambigu.
Happy Reading💛
.
.
.
..
Dian melirik arlogi yang melekat di tangannya, kemudian melirik bangku Arlen yang kosong dengan raut wajah khawatir. "Sudah jam segini kok Arlen belum datang ya?"
Galaksi dan Dion yang tadinya asik bercengkrama, kini mengalihkan perhatian mereka.
"Macet kali," sahut Dion yang berusaha positive thinking.
Bima yang melihat raut wajah khawatir Dian ikut membuka suara. "Muka lo santai aja Yan, jangan kaya orang terlilit hutang gitu," canda Bima.
Dian mendengus sambil menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari-jarinya, "gue khawatir aja Bim, kemarin dia pulang bareng Alran."
"Terus?" tanya Bima.
"Woy! Lagi ngomongin apa tuh? Serius banget mukanya," celutuk Arlen yang tiba-tiba datang menghampiri mereka bersama Angkasa.
"Woy, woy, woy, diam! Yang dighibah sudah datang!" seru Sakti.
Arlen menatap Sakti dengan tatapan sinis, gadis itu mencebikkan bibirnya sambil bersedekap dada.
"Loh, muka lo kenapa Ar? Kok ungu gitu, kaya orang habis kena bogem aja," tanya Galaksi ketika netranya terfokus pada lebam di wajah Arlen.
"Emang habis kena bogem," sahut Arlen santai.
"Apa?!" pekik Sakti. "Siapa yang sudah berani melakukan itu sama lo? Siapa hah?! Sini bilang sama abang, biar abang pites tu orang," sambungnya sambil menepuk-nepuk dada kirinya.
Arlen tidak menanggapi, gadis itu menarik kursi lalu duduk di atasnya.
"Sa," panggil Dion.
"Hm?"
"Bukan gara-gara lo kan?"
"What the fuck, lo nuduh gue?!" tanya Angkasa tidak percaya.
"Ck, nuduh apanya? Orang gue cuma nanya doang kok," decak Dion. "Lagian kemarin waktu kami antar, Arlen gak kenapa-napa tuh, eh tau-taunya pas pagi-pagi dibonceng sama lo mukanya lebam-lebam gitu," sambung Dion beropini.
"Wah, besar juga nyali lo ya." Usai mengatakan itu Angkasa langsung berjalan menghampiri Dion.
"Emangnya kenapa, huh?!" tantang Dion.
Angkasa menarik kerah baju Dion. "Gue bilang sama lo ya ...," tekannya.
Galaksi tidak perduli dengan apa yang dilakukan teman-temannya. Sedangkan Bima sibuk mengompres lebam Arlen untuk mengurangi ungunya. Hanya Dian dan Sakti yang setia mengamati percekcokan antara Angkasa dan Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Little Banana [END]
Teen FictionCover : baeadoraa Penulis : Nurul Hikmah [SUDAH TAMAT PART LENGKAP] Berawal dari keisengan tiga sahabatnya yang menyebabkan Alran dipaksa untuk menikahi seorang gadis mesum amburadul dengan kecerdasan unggul. Arlen tidak pernah menyangka bahwa rasa...