Terkunci🍌

15.8K 1.2K 40
                                    

Jangan lupa memberi kritik dan saran dengan bahasa sopan ya.

... Happy Reading ...

"Lo cium gue?" tanya Arlen sambil mengerjap-ngerjapkan matanya, sungguh ekspresi yang gemay banget.

Gue menggelengkan kepala. "Enggak."

"Tadi?"

"Tadi itu kan lo sendiri yang berbalik tanpa permisi, kejedot bibir gue kan jadinya," sungut gue.

"Oh... yaudah, gue salah, gue minta maaf," katanya mengalah sambil merotasikan bola matanya.

Gue mencoba menetralisir detak jantung gue yang temponya tiba-tiba meningkat. Muka gue memerah dengan sendirinya bray, aduh kenapa gue berasa jadi salah tingkah gini sih.

Gue melirik Arlen yang tengah mengamati wajah gue. Jujur, perasaan gue mulai gak enak nih bray.

"Muka lo kenapa? Lo sakit atau nafsu?"

Nahkan gue bilang juga apa, benarkan feeling gue. Si Arlen sukanya blak-blakan, untung gue orangnya rada-rada alim, kalau gak udah gue kantongin ini anak buat dijual. Lumayan uangnya cukup buat keperluan gue setahun.

"Gak."

"Yakin?"

"Gue gak nafsu sama barang tepos kayak lo."

"Emang gue tepos?"

"Sadar diri makanya."

"Nggak tuh, padat-padat aja punya gue," sanggahnya sambil menepuk-nepuk pantatnya yang padat, kenyal dan berisi.

Ya tuhan, ampuni hambamu ini, dan jauhkanlah hamba dari godaan Arlen ya Tuhan. Gue bukan cowok yang kuat iman yang bisa berpaling ketika dihadapkan dengan godaan berat.

Dilihat berdosa tapi kalau dibiarkan mubazir.

"Pisang lo kali yang kecil," sambungnya.

Gue memutar bola mata malas, mendengar ocehan Arlen yang mulai melantur apalagi sudah menyangkut masalah anu gue yang bikin perasaan gue sensitif.

"Ar ... "

"Hmmm?"

"Baca berita kemarin?"

Arlen menggelengkan kepalanya. "Nggak tuh, emang beritanya tentang apa?"

"Tentang suami yang menggorok leher istri karena tersinggung dengan ucapan sang istri."

"Emang istrinya bilang apa?"

"Pisang suaminya kecil."

"Halah pasti ngada-ngada kan lo?!"

"Gak."

"Halah, bilang aja kalau lo mau ngibulin gue."

"Gak percaya?" tanya gue,"sini ponsel lo."

"Buat apaan?"

"Udah sini aja, gue pinjam bentar."

Arlen menyerahkan ponselnya ke gue.

"Kenapa mati?"

"Lowbat."

"Bilang kek dari tadi!" kata gue sambil menimpuk ponsel Arlen ke jidatnya, beneran, greget gue.

" Lo gak tanya?"

"Tanya apa?"

"Kenapa gue pinjam ponsel lo?"

"Emang lo mau pinjam ponsel gue buat apa?"

"Nyari berita."

"Berita apaan?"

I'm Not a Little Banana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang