Jangan lupa memberi kritik dan saran dengan bahasa sopan ya.
... Happy Reading ...
"Pisangnya kecil Tan."
ALRANDO POV
What the fuck!
Apa katanya tadi? Pisang gue kecil ?! Sorry nih ya, mohon maaf, bukannya gue mau sombong, bukan. Tapi faktanya di antara kami bertiga, gue yang paling gede bro, segede terong ungu yang ada di pasaran. Udah-udah gausah dibayangin nanti dosa lagi, niat gue cuman pengen beri gambaran aja, soalnya ini menyangkut harga diri gue sebagai laki-laki sejati.
"Emang kamu pernah liat Ar?"
Skakmat
Wah mantep banget tu mom pertanyaannya, si Monyet langsung mati kutu. Nahkan Arlen, emang enak kemakan omongan sendiri. Lo juga sih sok-sokan ngehina Al junior kena azabkan lo jadinya.
Mamam tu pertanyaan.
Gue liat si Monyet garuk-garuk tengkuk yang gue yakini tidak gatal sama sekali. Bola matanya muter-muter ke sana ke mari, mungkin sedang berpikir untuk mengarang alasan.
Mengarang pakai mikir dasar Monyet!
"Pernah kok Tan," jawabnya malu-malu.
"Bohong lo," sewot gue.
Enak aja meskipun barang bagus, tapi gue gak mau sombong yang jika keluar rumah cuman pakai boxer buat pamerin si Al Junior. Kaga mah, gue gak gitu orangnya. Al junior selalu gue bungkus dengan celana yang agak longgaran supaya gak keliatan, karena Al junior hanya boleh dilihat oleh satu wanita yang nantinya jadi istri gue.
"Dulukan waktu kecil kita sering berenang bareng nah saat si Al ganti handuk ketauan dikit Tante," katanya sambil nyengir.
Iyasih dulu kita sering main bareng wajar jika dia sempat liat titit mungil gue. Tapi itu kan dulu, beda kali dengan yang sekarang. Gue menatap Ar dengan tatapan kayak biasanya, datar dan tajam tanpa ekspresi, padahal ini hati udah dongkol nahan emosi, tapi gue harus diam untuk jaga image gue sebagai laki-laki cool.
Sebenarnya gue dan Arlen itu dulunya sahabatan akrab, sampai suatu tragedi menghancurkan persahabatan kami yang sudah kami jalin saat Arlen terlahir ke dunia.
Mau tau tragedinya?
Nanti aja yak gue cerita. Gue mau lurusin permasalahan yang gue hadapin sekarang.Soalnya jika dibiarkan bisa berbelok kearah yang sesat. Si Arlen mah kebanyakan dosa makanya jika berurusan dengannya pasti masalahnya berbelit-belit.
"Tapi itu kan dulu, sekarang beda lah Ar," kata mommy membela gue, namun gue rada risih dengarnya. Masa topik penbicaraan jadi ngelantur ke arah negatif sih.
"Udah-udah, kok kalian bahas itu sih?! Kamu juga Van, mereka itu masih anak-anak jangan membahas hal vulgar di depan mereka apalagi berbicara begitu dengan mereka," sanggah tante Naomi, nah kalau itu gue setuju. Si Arlen masih belum cukup umur, masih 17 dia.
"Gapapa lah Na, merekakan sudah mau nikah," kata mommy gue dengan entengnya.
"Oh iya benar juga, jadi wajar lah ya, kalau bahas itu di depan mereka," balas Naomi yang kini membenarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Little Banana [END]
Teen FictionCover : baeadoraa Penulis : Nurul Hikmah [SUDAH TAMAT PART LENGKAP] Berawal dari keisengan tiga sahabatnya yang menyebabkan Alran dipaksa untuk menikahi seorang gadis mesum amburadul dengan kecerdasan unggul. Arlen tidak pernah menyangka bahwa rasa...