Melacak Arlen🍌

8K 657 34
                                    

Arlen update lagi nih♥
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Jangan lupa kasih tahu bila ada typo atau kalimat ambigu.
.
.
.
.
Happy Reading

"Itu bukannya Arlen yah?" tunjuk Viona pada seorang gadis yang celingak-celinguk seperti sedang mencari seseorang.

"Mana?" tanya Sakti.

"Itu yang pakai baju putih dilapisi kardigan warna abu-abu," sahut Viona sambil menguncang tangannya untuk memperjelas arah yang ditunjuknya.

Bukannya melihat arah tunjukan Viona, Sakti malah memandang wajah sang pacar dengan tatapan kagum.

"Yang, itu beneran Arlen. Dia melihat ke arah kita!" seru Viona sampai melompat-lompat, akan tetapi Sakti tidak memperdulikannya, dia masih sibuk memandangi wajah Viona.

Merasa tidak direspon Viona mengalihkan atensinya pada Sakti yang sedang menatapnya sambil senyum-senyum seperti orang gila.

Plak

"Ah!" pekik Sakti.

"Mantap!" sahut Viona.

"Sakit Yang ...," desis laki-laki itu sambil mengusap pelan pipinya yang memerah karena ulah tangan lembut pacarnya.

"Kamu ini gimana sih, itu ada Ar ...," ucapan Viona terpotong saat matanya kehilangan sosok Arlen.

"Mana?" tanya Sakti yang kini mengalihkan pandangannya.

"Tadi di situ ...," tunjuk Viona.

"Sayang, aku tahu kamu berniat membantu, tapi tolong jangan sampai halu. Polisi aja sampai sekarang belum memberikan kabar terbaru. Mending kamu masuk gih, delapan menit lagi pesawat akan take off," ujar Sakti.

"Tapi ...."

"Sayang," ujar Sakti sambil menatap Viona dengan tatapan minta pengertian.

Viona menghela napas. "Huh baiklah," ucapnya pasrah.


Sedangkan di sisi lain diwaktu yang sama...

"Hmm, Leo ke mana?" guman Arlen sambil celingak-celinguk menatap sekitarnya untuk mencari keberadaan Axel. Namun tiba-tiba perhatian Arlen teralih ketika melihat seorang perempuan sedang memperhatikan, bahkan terang-terangan menunjuk ke arahnya. Arlen menatap orang itu dengan tatapan bingung.


"Lagi lihat apa? Serius sekali."

Tepukan di pundak mengagetkan Arlen, dia mengalihkan atensinya menatap sang pelaku yang tidak lain dan tidak bukan adalah tunangannya.

Arlen menggelengkan kepalanya seraya tersenyum paksa. "Bukan apa-apa," sahutnya.

"Beneran?"

Arlen mendesis sambil mengalihkan atensinya pada gadis yang tadi menunjuknya,"aku hanya bingung dengan cewek itu. Dia memerhatikanku sejak tadi bahkan terang-terangan menunjukku, sepertinya dia mengenalku," jelasnya sambil menunjuk gadis yang dimaksudnya dengan dagu.

I'm Not a Little Banana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang