Jangan lupa memberi kritik dan saran dengan bahasa sopan ya.
..... Happy Reading .....
Seorang pria tengah berjalan memasuki ruangan bernuansa putih dengan dekorasi yang berwarna senada. Pria itu mengedarkan pandangannya, menyorot setiap sudut ruangan untuk melihat-lihat. Sampai netranya tidak sengaja bertemu dengan mata seorang gadis yang sedang menikmati minuman dalam gelasnya. Gadis itu memperlihatkan senyumnya yang begitu memukau sambil menyodorkan gelasnya dari jarak jauh, seakan isyarat untuk menawarkan minuman. Merasa tertarik, pria itu membalas senyumnya, kemudian berjalan menghampiri si gadis.
"Hai," sapa pria itu.
"Hai."
"Sendiri doang?"
"Iya."
"Oh ...."
"Kenalin gue Eva," kata gadis itu sambil mengulurkan tangannya.
Pria itu tersenyum, kemudian menyambut uluran tangan gadis di depannya. "Gue ...."
"PAPA!" seru seorang anak kecil yang berusia dua setengah tahun memotong ucapan pria itu. Sontak badan pria itu mendadak kaku, dengan perasaan takut-takut dia menolehkan kepalanya.
"Hihihi, Papa, Papa," girangnya sambil berlari ke arah pria itu dengan tangan yang direntangkan.
Pria itu kembali menolehkan kepalanya pada si gadis yang kini menatapnya dengan tatapan jijik.
"T-tunggu, ini tidak seperti yang lo pikirkan," ucapnya terbata.
Gadis itu sama sekali tidak perduli. Dia hanya berdecak, kemudian pergi.
"Ck," decaknya.
"T-tunggu!"
Pria itu berniat mengejar, akan tetapi kakinya tiba-tiba sulit digerakkan. Dengan perasaan kalut, pria itu menurunkan pandangannya.
"Papa!" panggilnya dengan wajah yang sangat menggemaskan sambil memeluk erat kaki pria itu.
"Ini bocah kenapa bisa ada di sini?!" desis pria itu dengan nada kesal yang tidak bisa ditutup-tutupi.
"Alka ngen Papa."
"Papa, Papa, papantatmu! Harus gue bilang berapa kali sih agar lo ngerti? Gue ini bukan papa lu!"
"Arka!"
Pria dan anak kecil itu sontak mengalihkan tatapan mereka.
"Mama, Mama."
"Ya Allah sayang, kamu ngapain sama Om Bima? Nggak bilang-bilang lagi, bikin cemas Mama aja," ucap Arlen sambil mengangkat Arka yang sibuk memeluk kaki pria dewasa di depannya.
"Papa, papa."
"Syut, jangan panggil gitu. Panggilnya Om Bima, ya Nak ya."
"Arka ...," panggil Al yang menghampiri mereka.
"Nah, itu Papanya Arka," ujar Arlen.
"Papa! Papa! Papa!" seru Arka beralih pada Al.
"Anak gue ngerepotin lo ya?" tanya Al pada Bima sambil mengambil Arka dalam gendongan Arlen.
"Enggak kok, enggak ...."
"Baguslah kalau begitu."
"Dia sama sekali nggak ngerepotin, tapi MALU-MALUIN DASAR KAMBING," murka Bima.
Hening selama beberapa detik, sampai bisikan-bisikan para tamu undangan yang merupakan teman seangkatan Bima mengusik pendengarannya.
"Itu si Bima kenapa? Kok dia teriak-teriak sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Little Banana [END]
Teen FictionCover : baeadoraa Penulis : Nurul Hikmah [SUDAH TAMAT PART LENGKAP] Berawal dari keisengan tiga sahabatnya yang menyebabkan Alran dipaksa untuk menikahi seorang gadis mesum amburadul dengan kecerdasan unggul. Arlen tidak pernah menyangka bahwa rasa...