Bukan Nisa jika hari ini dia tidak mambuat kegaduhan. Lihat saja pagi ini ia datang ke sekolah dengan kebahagiaan yang menyelimutinya. Senyumnya tak henti-hentinya ia berikan kepada seluruh siswa yang menatapnya.
Membuat para kaum Adam seakan terhipnotis dan membuat tatapan iri para gadis oleh senyuman gadis yang dibilang aneh itu. Tidak biasanya gadis itu tersenyum. Bahkan bisa dibilang kesehariannya di sekolah hanyalah memasang raut wajah juteknya.
Memang bisa dibilang aneh. Seperti saat ini saat ia berpapasan dengan seorang cowok yang tidak pernah membuatnya kesal atau bahkan menjadi partner gilanya.
Dengan senyum yang masih mengembang. Nisa melambaikan tangannya dan memberikan salam kepada Iqbal. "Halo Iqbal!" ucapnya penuh dengan kegembiraan.
Cowok yang dipanggil Iqbal itupun ikut melambaikan tangannya sambil memberikan senyuman kepada Nisa. "Hai Nisa!." Iqbal nampak mengusap wajahnya dengan lembut.
"Eh Nisa. Ada apa nih pagi-pagi udah seneng aja?" tanyanya saat melihat sikap Nisa di pagi hari segembira ini.
"Eh Iqbal. Iya nih, Nisa lagi seneng banget. Semalem habis nonton Drakor yang dibintangin sama Cha Eun Who. Aishh, lupa gue judulnya apa," Nisa berdecak.
Cowok dengan postur tubuh yang tinggi dan kulit cokelatnya itupun nampak berbinar kala mendengar ucapan Nisa. Bukan karena apa, memang mereka berdua jika bersama obrolannya bukan tentang para gadis atau para laki-laki yang mereka kagumi. Melainkan bintang-bintang idol dan aktris Korea yang menjadi topik pembicaraan mereka.
"Wah. Kenapa nggak ngajakin sih?" tanyanya sambil mengibaskan tangannya seperti ibu-ibu yang sedang bergosip.
"Aduh.. sayang banget ya, Bal. Kapan-kapan deh kita nonton bareng ya. Namatin film Hwarang." tawar Nisa yang membuat Iqbal kembali senang mendengarnya.
Cowok itu mengangguk dengan cepat "Iya Sa. Kapan-kapan gitu ya." Iqbal nampak menyelipkan anak rambut di sela telinganya. Walaupun rambutnya itu pendek.
"Pokoknya harus full ya Sa."
"Siap deh Bal." ucapnya sambil memberikan dua jempol kepada Iqbal.
Di waktu yang bersamaan, seseorang datang dengan menggendong tasnya di bahunya sebelah kanan. Berjalan dengan dagunya yang terus terangkat dan satu alisnya yang terangkat. Menunjukkan betapa angkuhnya cowok tersebut. Bahkan jambul rapihnya itu yang selalu menjadi kebanggaannya.
Rio berhenti berjalan saat jalan di depannya terhalang oleh dua manusia yang sedang asyik bercengkrama sambil tertawa ria. Cowok berjambul itu berjalan mendekat berniat untuk memisahkan kedua orang itu guna memberinya jalan menuju kelasnya.
"Minggir!"
Nisa dan Iqbal yang tadinya sedang tertawa harus berhenti karena ucapan Rio tersebut. Ditatapnya wajah angkuh Rio yang menurutnya terlihat penuh kejantanan.
Nisa menyelipkan anak rambut yang sedikit menghalangi penglihatannya dan membuatnya risih.
"Eh Rio. Pagi-pagi udah ditekuk aja itu muka. Senyum dikit dong. Kasih ke gue sedikit aja. Itung-itung ibadah." Nisa menaik-turunkan kedua alisnya yang membuat Rio memutar bola matanya penuh. Jengah dengan sikap Nisa yang menurutnya gila mode on.
Rio berdecak "Minggir deh lo! Gue mau lewat." Rio berjalan sambil mendorong bahu Nisa dan Iqbal agar bergeser sedikit.
"Woy! Nggak bisa nyelow apa?" sentak Iqbal.
Rio memutar kepalanya menghadap Iqbal yang sedang menatapnya tajam "Emang gue peduli?"
"Eh dasar jadi orang tuh jangan sombong ya Yo, gue tau kalo lo itu paling ganteng di sini. Dan gue juga ngakuin tuh," ucapnya yang diselingi tawa kecil darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Nisa [COMPLETED]
Teen Fiction[REVISI] Hey kamu! Iya, kamu. Kamu yang sudah mencuri semua mimpi-mimpiku. Kamu lebih indah dari mimpi dan membuatku sulit tertidur karena terus memikirkan dirimu. ~MMR~ Mario Malviano Ravindra si cowok tampan dan cerdas. Namun, karena sifatnya yang...