Hihihi:v update lagi.Langsung aja ya karena author nggak tau lagi apa yang mau dibahas kali ini.
Cus langsung aja ya baca.
Happy reading:)
------
Operasi berjalan dengan lancar. Sudah tiga jam sejak operasi, Nisa sudah dipindahkan ke ruang inap. Semua orang sudah berkumpul walaupun yang diperbolehkan masuk hanya beberapa. Hanya tinggal menunggu Nisa sadar.
Dani mengatakan jika setelah operasi, masih menunggu tubuh Nisa untuk menerima jantung barunya. Dani juga belum bisa memprediksi kapan Nisa akan sadar.
"Kamu pulang aja dulu, biar bunda aja yang jagain dia." ucap Anna kepada Farzan.
"Enggak bun, Farzan mau di sini aja nungguin Nisa." jawabnya.
Demi menunggu Nisa, Farzan harus izin untuk tidak masuk sekolah. Ia khawatir dengan Nisa, bagaimanapun juga ia harus berada di sampingnya. Gilang pun sama, ia lebih memilih untuk menunggu Nisa sampai sadar.
"Yasudah kalo gitu bunda mau pulang sebentar, kalian jagain Nisa dulu ya."
Gilang dan Farzan kompak mengangguk. Anna meraih tasnya dan kemudian keluar dari kamar rawat putrinya.
Farzan menghela nafasnya, ia menatap lurus ke arah Nisa yang sedang terbaring. Hening, mereka berdua tidak mengeluarkan suaranya, yang terdengar hanyalah mesin monitor detak jantung Nisa.
***
Iqbal berjalan cepat menuju kelas Rio, ia ingin bertanya mengenai keadaan Nisa. Iqbal mendengar jika kemarin sore saat pulang sekolah Nisa pingsan di depan gerbang dan dibawa ke rumah sakit.
Iqbal masuk ke dalam kelas Rio tanpa permisi. Ia langsung duduk di samping Rio dan mengejutkan cowok itu.
"Eh, gimana keadaannya Nisa? Gue denger dia kemaren pingsan." tanya Iqbal tak sabaran.
Rio mendengus, hampir saja ia tersedak ludahnya sendiri karena kedatangan Iqbal yang tiba-tiba.
"Dia dioperasi." jawab Rio.
"What?! Oh my God!" pekik Iqbal sambil menutup mulutnya.
Iqbal menelan ludahnya. Operasi? Apakah operasi jantung yang pernah Nisa ceritakan kepadanya?
"Serius lo? Operasi jantung?" tanya Iqbal hati-hati.
Rio mengangguk. "Kok lo bisa tau dia operasi jantung?" tanya Rio.
Iqbal mengangguk. "Iya, Nisa pernah cerita sama gue kalo dia punya penyakit jantung." jawab Iqbal sambil memelas.
Iqbal kembali menepuk pundak Rio dan membuat cowok itu merasa risih. "Apaan sih?" kesal Rio.
"Terus, terus. Gimana kabarnya sekarang?" tanya Iqbal tak sabaran.
Rio menghela nafasnya sebelum menjawab. "Gue tadi dapet pesan dari Gilang, katanya operasinya lancar."
"Alhamdulillah!" seru Iqbal.
"Tapi Nisa belum sadar juga." lanjut Rio yang membuat Iqbal kembali menekuk wajahnya.
"Yaudah deh, nanti gue mau jenguk Nisa. Siapa tau dia udah sadar nanti." ucap Iqbal.
Rio mengangguk setuju. Iqbal bangkit dari duduknya dan kemudian keluar dari kelas Rio tanpa pamit. Rio menggelengkan kepalanya. Iqbal datang tidak dengan salam dan pergi tanpa pamit.
***
"Eh, kalian nggak mau apa jenguk sahabat kalian?" tanya Iqbal kepada Indy dan Citra.
Indy menoleh. "Sahabat? Siapa?" tanyanya yang sedikit mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Nisa [COMPLETED]
Teen Fiction[REVISI] Hey kamu! Iya, kamu. Kamu yang sudah mencuri semua mimpi-mimpiku. Kamu lebih indah dari mimpi dan membuatku sulit tertidur karena terus memikirkan dirimu. ~MMR~ Mario Malviano Ravindra si cowok tampan dan cerdas. Namun, karena sifatnya yang...