Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa. Festival budaya yang diadakan pihak sekolah tergelar dengan sangat meriah. Semua orang memakai baju adat dari berbagai daerah. Berlomba-lomba memberikan penampilan terbaiknya. Selain untuk melestarikan budaya yang ada, pun akan ada dimana semua siswa menampilkan sesuatu seperti tarian adat atau lain sebagainya yang sesuai dengan pakaian yang digunakan.
Farzan sudah rapi dengan mengenakan pakaian adat suku Dayak. Gilang juga sudah siap dengan pakaian adat Jawa. Sedangkan Ipul juga sudah tampan dengan baju adat Sunda.
"Gagah banget dah gue" puji Farzan pada dirinya sendiri di pantulan kaca jendela aula sekolah.
Gilang dan Ipul memutar bola matanya, sudah kali ke sepuluh Farzan mengucapkan itu.
"Pede banget lo, tuh doi lo udah dateng" tunjuk Ipul ke arah Indy yang baru saja datang dengan mengenakkan pakaian adat yang sama dengan Farzan.
"Wih ceritanya couple gitu?" tanya Ipul saat Indy sudah berada di hadapan mereka.
Indy tersipu dan kemudian disusul dengan kedatangan Citra yang anggun dengan pakaian adat Bali yang membuat Gilang tidak melepaskan pandangannya dari Citra.
Ipul meraup wajah Gilang dengan kasar "biasa aja kali ngeliatinnya" Gilang mengerjapkan matanya dan kembali merapikan bajunya.
Mereka terkekeh dan kemudian tatapan mereka beralih kepada Rio yang baru saja datang dengan baju adat Palembang yang dikenakannya. Dan tak lupa seseorang yang juga rapi dengan pakaian ada Aceh yang berada di sampingnya. Mereka berdua berjalan menuju aula.
"Wihh, balik juga ternyata lo Sa" Farzan memberikan tos kepada Aksa dan disambut dengan baik olehnya.
"Iyalah gue udah kangen sama ini sekolah. Ya kali sih gue sebagai ketua OSIS disini nggak bisa dateng di acara sekolah yang besar-besaran ini."
Gilang menggantungkan ucapannya ketika mendengar perintah seseorang dari dalam aula untuk menyuruh mereka semua masuk ke dalam aula karena sebentar lagi acara akan dimulai.
"Yuk masuk bentar lagi mau mulai nih acaranya." dengan semangat Aksa menyuruh teman-temannya untuk memasuki aula.
Sebenarnya tadi Gilang ingin bertanya dimana Nisa. Mengapa gadis itu belum juga muncul. Padahal acara sudah akan dimulai dan semua orang sudah mengambil nomor pesertanya masing-masing.
"Bang, Nisa mana sih kok belum dateng juga" tanya Farzan sambil menempelkan nomor pesertanya pada dada kirinya dan matanya sibuk mencari keberadaan Nisa.
"Entah" jawab Gilang acuh sambil memasang nomornya.
"Silahkan untuk duduk di bangkunya masing-masing. Acara ini akan segera dimulai." sebuah pengumuman dari MC yang membawakan acara.
Mereka semua mulai duduk pada bangku yang sudah disiapkan oleh para panitia. Farzan gelisah di tempat duduknya karena dari tadi belum melihat Nisa. Dia sudah menelpon gadis itu tapi tidak dijawab juga.
Saat peserta nomor urut satu sudah dipersilahkan untuk tampil, Farzan melihat Nisa yang baru saja masuk dengan tergesa mengambil nomor urut peserta tersebut. Sengaja panitia mengacak nomor urut pesertanya.
Semua orang memberikan penampilan terbaiknya di atas panggung. Tak lupa dengan Farzan yang juga menampilkan tarian suku Dayak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Nisa [COMPLETED]
Teen Fiction[REVISI] Hey kamu! Iya, kamu. Kamu yang sudah mencuri semua mimpi-mimpiku. Kamu lebih indah dari mimpi dan membuatku sulit tertidur karena terus memikirkan dirimu. ~MMR~ Mario Malviano Ravindra si cowok tampan dan cerdas. Namun, karena sifatnya yang...