Yuk, kita bongkar rahasia dari semuanya. Pasti kalian juga kepo kan siapa dalang dari semuanya?Skuy langsung scroll
Happy reading:)
-----
Rio melihat Nisa yang sedang berjalan menuju kantin. Gadis itu sendiri, tidak ada Iqbal yang bersamanya. Rio bisa melihat Nisa yang berjalan dengan pelan dan tatapannya kosong.
Gue suka sama dia tapi dianya nggak suka sama gue.
Sekelebat ingatan tentang buku diary Nisa mengusik otaknya. Saat melihat Nisa, bayang-bayang tentang buku dan tulisannya itu menghantui pikirannya.
Saat ini Rio sudah mengetahui semuanya. Ia sudah salah paham dengan Nisa dan menuduh gadis itu. Yang tersakiti disini adalah Nisa. Gadis itu sudah sering mengatakan secara terang-terangan bahwa dia menyukai Rio. Tapi Rio tidak pernah menganggap serius perkataan Nisa.
"Mana si banci? Nggak mau lagi temenan sama lo?"
Rio bisa mendengar ejekan yang diberikan Amel dan teman-temannya kepada Nisa. Gadis itu hanya diam tidak menjawab ataupun membalas perkataan dari Amel.
Setiap Nisa mendengar cibiran itu, ia selalu mengganti pikiran dan batinnya untuk menyeru 'gue nggak denger gue budeg'. Nisa menahan dirinya untuk tetap membiarkan agar semua orang membicarakannya, ia sudah tidak peduli lagi.
Rio duduk di bangku dekat dengan pintu kantin dan mengamati Nisa dari jauh. Ingin rasanya Rio memeluk gadis yang rapuh itu dan meminta maaf kepadanya. Tapi gengsi membuatnya sulit untuk melakukan itu.
Iqbal datang dan langsung menghampiri Nisa. Cowok itu terlihat sangat akrab dengannya dan langsung membuat Nisa yang awalnya murung menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pandangan Rio dan Nisa sempat bertemu. Gadis itu menatapnya dingin dan langsung memalingkan wajahnya menghadap Iqbal. Rio tahu sekarang bagaimana rasanya diperlakukan cuek dan ternyata tidak enak.
"Beb gue tadi dihukum sama Bu Ndut." keluh Iqbal sambil menopang dagunya.
Yang dimaksud Bu Ndut adalah Bu Lis, guru BK. Memang tubuhnya yang besar dan juga kacamata hitam bulat yang bertengger di hidungnya sudah menjadi ketakutan bagi para siswa. Dan jangan lupakan suaranya yang lantang.
"Kok bisa?" tanya Nisa yang sudah memakan batagornya.
Iqbal mengangguk. "Iya, gara-gara orang sialan tuh." cibirnya.
"Sialan? Emang siapa?"
"Mana gue tau. Padahal gue pengen tau aja apa yang dia masukin ke dalem loker orang lain. Mana gerak geriknya udah kayak maling lagi." ujar Iqbal.
Nisa mengehentikan kunyahannya saat mendengar bahwa ada seseorang yang meletakkan sesuatu di dalam loker. Ia jadi curiga apa yang dimaksud Iqbal adalah lokernya?
Nisa menghabiskan batagornya dengan cepat dan kemudian meneguk air putih hingga tandas. Iqbal sendiri bingung mengapa Nisa terburu-buru.
"Cepet Bal, ikut gue." ajak Nisa sambil berjalan melewati pintu.
Rio yang dari tadi memperhatikan Nisa tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Iqbal dengan gadis itu. Nisa berjalan melewatinya dengan santai dan sama sekali tidak meliriknya. Apakah benar jika gadis itu sudah benar-benar berhenti mengejarnya?
Dulu Rio sangat menginginkan hal ini terjadi dan terlepas dari gangguan Nisa. Tapi saat ini bahkan Rio tidak rela jika Nisa mendiaminya seperti ini. Ternyata begini rasanya jika cinta bertepuk sebelah tangan. Rio baru menyadari akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Nisa [COMPLETED]
Teen Fiction[REVISI] Hey kamu! Iya, kamu. Kamu yang sudah mencuri semua mimpi-mimpiku. Kamu lebih indah dari mimpi dan membuatku sulit tertidur karena terus memikirkan dirimu. ~MMR~ Mario Malviano Ravindra si cowok tampan dan cerdas. Namun, karena sifatnya yang...