Seorang gadis berpostur tinggi dan rambut yang tergerai menutupi bahu berjalan di trotoar sambil membawa sekantung kresek putih berisikan cemilan yang habis di belinya di supermarket terdekat.
Dari kejauhan terlihat seperti ada seorang pemuda yang sedang di dikelilingi beberapa pria dewasa. Pemandangan di depannya itu tak menghentikan langkahnya untuk terus berjalan. Sampai pada akhirnya gadis itu melihat seorang pemuda yang sedang dipukuli oleh beberapa pria tersebut.
"WOY!! Beraninya sama bocah lo!" teriaknya dari jarak yang tak jauh dari tempat itu.
Para pria dewasa itu menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah seorang gadis yang masih berdiri santai dengan sekantung kreseknya.
Satu diantara mereka berjalan menuju gadis tersebut sambil tertawa dan kemudian tersenyum miring.
"Mau apa lo? Nggak usah ikut campur!" bentak pria itu. Sedangkan yang dibentak hanya menampilkan wajah yang biasa saja.
"Pulang sana lo. Malem-malem keluyuran sok jagoan lagi," ucapnya sambil membalikkan badan.
Gadis itu menarik ujung jaket Levis pria tersebut hingga pria itu hampir kehilangan keseimbangannya. "Lepasin dia," ucap pelan gadis itu.
"Wah nantangin kita semua lo," ucap salah satu dari pria tersebut.
Satu pukulan hampir mendarat di pipi gadis tersebut jika saja ia tak mencegahnya. Gadis itu memutar tangan pria tersebut ke belakang dan membuat pria itu meringis. Beberapa saat kemudian beberapa pria itu melawan gadis tersebut.
Namun, siapa sangka di balik sikapnya yang lembut ternyata dia memiliki tenaga yang kuat. Gadis itu menghajar satu persatu preman tersebut.
"Pergi!" bentaknya yang membuat semua pria dewasa itu berlari terbirit-birit.
Gadis itu menghampiri laki-laki yang dihajar oleh para pria tadi. Banyak luka lebam di wajahnya.
"Lo nggak papa?" tanyanya sambil membungkukkan badannya.
"Iya gue nggak papa. Makasih ya," ucap laki-laki itu sambil menatap seorang gadis di hadapannya.
"LO?!"
Mereka berdua terkejut saat melihat satu sama lain. Gadis itu tersenyum sedangkan laki-laki itu menunjukkan ekspresi kesalnya.
"Lo ngapain di sini?" tanya laki-laki itu.
"Gue dari supermarket. Lo sendiri kenapa sampe bisa dipukulin preman?"
"Gue dipalak," ucapnya sambil merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan. "Udah gue mau cabut. Makasih udah mau nolongin gue." Setelahnya laki-laki itu berlalu dari hadapan gadis itu.
Belum sempat menjawab balasan terima kasihnya, laki-laki yang ditolongnya itu sudah berlalu dari hadapannya. Gadis itu hanya tersenyum sambil memegangi dadanya yang sedikit nyeri. Gadis itu berjalan menuju rumahnya dan meninggalkan tempat tersebut.
----
AWALAN DULU YA GUYS!
EMANG BAGIAN INI AGAK GIMANA GITU.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA TENTANG CERITA INI.
SEE YOU NEXT PART:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Nisa [COMPLETED]
Teen Fiction[REVISI] Hey kamu! Iya, kamu. Kamu yang sudah mencuri semua mimpi-mimpiku. Kamu lebih indah dari mimpi dan membuatku sulit tertidur karena terus memikirkan dirimu. ~MMR~ Mario Malviano Ravindra si cowok tampan dan cerdas. Namun, karena sifatnya yang...