Update lagi.
Happy reading:)
-----
"Eh! Ada si doi di sini. Tumben, cari apa?" tanya Nisa sambil menyenggol bahu Rio yang jelas membuat Rio mendengus kesal.
Niat Rio hanyalah untuk mencari kado untuk pesta ulang tahun Indy besok malam dan kini dia terjebak bertemu dengan Nisa.
"Kepo lo!" jawabnya ketus.
"Yee jangan marah-marah dong, lo kalo marah tambah cute tau jadi pengen bawa pulang deh." goda Nisa sambil menaik-turunkan alisnya.
Rio hanya menggelengkan kepalanya dan kembali berjalan untuk mencari kado untuk Indy. Nisa yang sudah mendapatkan kado untuk diberikannya kepada Indy, kini mengikuti Rio dengan terus berjalan di belakangnya.
"Lo ngapa sih masih ngikutin gue mulu, nggak capek apa lo. Gue aja capek liat muka lo terus." gerutu Rio sebal.
Nisa terkekeh sambil menampilkan deretan gigi putihnya. "Kan lo yang capek, gue nya enggak. Terserah gue dong." jawabnya santai tanpa dosa.
"Gue bantu cari kado yang pas buat dia deh, yuk." tawar Nisa.
"Dih, ogah!"
"Ck, ayook," Nisa menarik tangan Rio untuk mengikutinya.
Nisa berjalan mendahului Rio dan mulai memilih barang-barang yang tepat untuk dijadikannya kado. Rio sendiri harus mengikutinya ke sana kemari dan tak kunjung menemukan sesuatu yang pas. Ia sudah panas, lelah dan gerah. Kepalanya pun terasa sangat gatal dan panas.
"Nah, udah semua nih tinggal lo bayar." Nisa menyerahkannya kepada Rio untuk dibayarnya di kasir.
Nisa menunggu Rio di depan toko sambil memainkan gelang tali berwarna merah maroon yang baru saja ia beli. Nisa sudah banyak mengoleksi gelang tali seperti itu tapi kali ini ia sangat menyukai warna dan motifnya.
"Nggak balik lo?" tanya Rio yang baru saja keluar dari toko.
"Oh, udah?" Rio mengangguk.
Nisa memberikan gelang berwarna hitam yang motifnya sama seperti yang ia gunakan kepada Rio. "Nih,"
"Apaan?"
Nisa berdecak dan kemudian meraih sebelah tangan Rio dan memasangkan gelang tali itu di tangan Rio. "Nah bagus 'kan. Jangan dilepas ya, kenang-kenangan dari gue."
Rio menatap Nisa yang sedang tersenyum dan kemudian beralih menatap sebuah gelang hitam yang sudah melingkar di pergelangan tangannya bersanding dengan jam biru donker miliknya.
"Gue tau ini cuma gelang biasa tapi seenggaknya lo bisa menghargai pemberian dari orang lain aja gue udah seneng banget Yo."
Mendengar itu, dunia serasa berhenti sejenak. Mereka berdua saling bertatapan tanpa menghiraukan orang-orang yang berlalu lalang menatap mereka berdua. Dunia serasa milik berdua. Berharap saat ini waktu tidak kejam dengan melepas momen yang jarang sekali Nisa rasakan. Namun sayangnya sebelum itu semua terkabul Rio sudah lebih dahulu memutuskan kontak mata diantara mereka.
Rio berdehem dan menggaruk tengkuknya. Canggung menyelimuti mereka berdua. Rio sendiri sudah salah tingkah. "Btw makasih udah mau bantuin gue dan makasih juga buat gelangnya."
"Oke deh. Yaudah gue duluan ya," Rio mengangguk dan kemudian Nisa berjalan meninggalkannya Rio.
Sempat Nisa berbalik sambil melambaikan tangannya dan melempar senyum kepada Rio yang jelas tanpa Nisa sadari sudah memberikan dampak yang cukup besar bagi Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Nisa [COMPLETED]
Teen Fiction[REVISI] Hey kamu! Iya, kamu. Kamu yang sudah mencuri semua mimpi-mimpiku. Kamu lebih indah dari mimpi dan membuatku sulit tertidur karena terus memikirkan dirimu. ~MMR~ Mario Malviano Ravindra si cowok tampan dan cerdas. Namun, karena sifatnya yang...