Part 29: Perusak

231 18 0
                                    

Seger deh, pagi-pagi bisa update lagi.

Langsung baca aja ya,

Happy reading:)


------

"Lo apa-apaan sih Sa?!"

Nisa terkejut dan memutar kepalanya saat mendengar suara itu. Di sana sudah ada Indy yang berjalan ke arahnya.

"Apa yang lo lakuin?!" tanyanya sambil menarik lengan Nisa.

Nisa menggaruk tengkuknya risau. "Maaf Ndy, gue nggak sengaja."

"Kenapa lo ngancurin pesta gue?!" bentaknya.

Nisa melotot mendengar bentakan itu. Selama ini ia tidak pernah mendengar Indy membentaknya. Nisa menunduk tidak sanggup melihat wajah Indy, ia merasa sangat bersalah seharusnya ia dan Iqbal tidak bercanda berlebih.

"Lo kenapa sih Sa?" kini giliran Rio yang menanyakan hal itu kepadanya.

"Serius gue nggak sengaja tadi." Nisa mengacungkan jari tengah dan telunjuknya membentuk V.

"Ck, kalo lo ada masalah seharusnya nggak lo bawa di pesta orang dong."

"Rio, Indy. Serius tadi gue bener-bener nggak sengaja nyenggol mejanya." ucap Nisa berusaha meyakinkan.

"Nisa nggak salah, tadi gue yang dorong dia. Gue minta maaf." timpal Iqbal berusaha menjelaskan yang sebenarnya.

"Alah diem lo nggak usah ikut campur!" sergah Amel berusaha mengompori.

"Udah dong, lagian 'kan dia nggak sengaja. Udah yuk lanjutin aja lagi." ucap Farzan menormalkan kembali suasana yang sedang panas.

Nisa saat ini menahan malu akibat kelakuannya. Bagaimana tidak, semua orang sedang menatapnya kesal dan juga Rio yang memberikan tatapan tajam kepadanya. Mengapa saat ini semua orang tidak lagi percaya kepadanya. Bahkan mereka semua tidak mau mendengarkan penjelasannya.

Semuanya kembali ke keadaan semula. Nisa yang masih menahan malu dan merasa bersalah hanya bisa mendudukkan tubuhnya pada kursi dan diikuti oleh Iqbal.

"Maafin gue ya Sa. Seharusnya gue nggak begitu tadi sama lo." ucap Iqbal sambil menunduk.

"Nggak papa Bal, ini juga salah gue seharusnya tadi kita nggak becanda begituan."

Iqbal mengangguk dan kembali ikut menikmati pesta dengan duduk di samping Nisa. Gadis itu masih saja menunduk dan tatapannya kosong. Iqbal tahu perasaan Nisa saat ini bagaimana. Ia juga ikut merasakan kesedihan Nisa yang dijauhi oleh semua orang dan bahkan kedua sahabatnya tidak lagi percaya kepadanya.

"Beb, liat geh." Iqbal menyenggol Nisa dan membuatnya tersentak.

Nisa mengikuti arah telunjuk Iqbal yang mengarah kepada Citra yang sedang tertawa bersama Rio dan Rina.

Bukan, bukan karena bersama Rio atau cemburu, tetapi karena ia melihat Amel yang seperti ingin menjatuhkannya ke dalam kolam. Nisa dibuat greget dengan Amel karena gadis itu selalu saja menjadi biang rusuh.

"Pegang bentar Bal." Nisa menyerahkan gelas minumannya dan kemudian berjalan cepat menuju Citra agar gadis itu tidak terjebur ke dalam kolam. Dan benar saja memang Amel mendorongnya.

"Citra..!" Nisa menarik pergelangan tangan Citra dan alhasil gadis itu tidak jadi terjebur.

Byuur

Citra terkejut dan membalikkan badannya. Dia selamat, hampir saja bajunya basah karena terkena air. Tapi kalau bukan dirinya lalu siapa yang terjebur di dalam kolam.

Diary Nisa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang