Part 12: Sepupu

295 29 0
                                    

Farzan mengetuk pintu kamar Nisa yang dikunci. Pintu terbuka menampilkan Nisa yang sedang berdiri di hadapannya dengan wajah garangnya.

"Ngapa?!" tanyanya tak suka.

Farzan menggaruk tengkuknya "lo nggak papa kan?" tanya Farzan.

Nisa mengangguk"gue baik-baik aja emang kenapa?"

"Kenapa nggak jadi ke rumah Gilang. Bukannya lo yang ngajakin?"

"Males!" ucapnya kemudian hendak menutup pintu tapi dengan cepat ditahan oleh Farzan.

"Besok bareng gue ya" tawarnya.

Nisa memutar bola matanya malas. "Ogah. Gue mau naik sepeda aja. Lagian kaki gue udah sembuh." Nisa menggerakkan kaki kanannya yang sudah mulai membaik.

Farzan melihatnya dengan ragu. Masih belum yakin dengan keadaan Nisa.
"Yakin lo?" tanyanya.

Nisa berdecak "gue udah biasa kali cedera gini. Lagian gue rajin kasih krim jadinya cepet sembuh. Gue nggak mau bareng lo. Besok gue ada jadwal latihan"

"Lah kaki lo kan belum sembuh total"

"Gue tau. Gue cuma mau ngelatih yang junior. Kasihan sabeum, udah lama gue nggak masuk. Anak didik gue nggak ada yang ngeladenin. Dah sana lo pergi gue mau tidur." usirnya sambil mengibaskan kedua tangannya.

"Sabar kali nggak usah ngusir juga."

Nisa menjulurkan lidahnya dan kemudian menutup pintu kamarnya. Nisa menyandarkan punggungnya pada pintu kamar. Ia bernafas lega karena Farzan tidak tau apa yang terjadi kepadanya. Jika cowok itu tahu pasti dirinya sudah dibawa ke rumah sakit dan Nisa tidak mau merepotkan orang lain.

*****

Indy duduk di kursi taman belakang sekolah sambil membaca bukunya. Sudah sepuluh menit yang lalu dari bel istirahat berbunyi ia berada disini. Membaca buku dengan tenang sambil menikmati semilir angin yang berhembus.

Indy memutar kepalanya saat ada seseorang yang duduk di sampingnya. Ternyata dia adalah Farzan. Cowok itu sedang duduk manis sambil pandangannya lurus ke depan.

"Hai Ndy. Gue ganggu nggak?"

Indy menutup bukunya "enggak kok. Kenapa?" tanyanya.

Farzan menghembuskan nafasnya. "Gue mau ngomong sesuatu sama lo"

Indy tersenyum dan membuat Farzan semakin meleleh dibuatnya. "Ngomong aja kali"

"Lo tau nggak?"

"Nggak" jawab Indy cepat.

"Gue belum selesai ngomong."

Indy terkekeh "iya, yaudah lanjutin."

"Sebenernya... Anu..." Farzan menggaruk tengkuknya.

"Ambigu deh."

"Gue suka sama lo" ucapnya cepat yang membuat Indy spontan melebarkan matanya.

"Apa?"

"Sebenernya gue suka sama lo Ndy" Farzan tak kuasa menahan malunya. Malu menyatakan perasaannya pada Indy.

Indy mengerutkan keningnya. Bagaimana Farzan menyukainya, bukankah selama ini dia dengan Nisa. Bagaimana bisa Indy berada di tengah-tengah antara hubungan Farzan dan sahabatnya. Memang sejak lama Indy juga menyimpan perasaan yang sama kepada Farzan. Namun, dia lebih baik mengalah untuk sahabatnya.

"Bukannya lo sama Nisa ya?"

Farzan kaget mendengar pertanyaan yang lebih mirip dengan sebuah pernyataan tersebut. Dengan Nisa? Bagaimana bisa, sedangkan mereka adalah saudara.

Diary Nisa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang