Part 26: Perhatian Terselubung

236 20 1
                                    

Gimana sama liburannya, tetep di rumah aja ya. Jangan kemana-mana. Tetap jaga jarak dan juga kesehatan.

Pasti kalian bosan 'kan, udah libur tapi nggak dibolehin keluar. Mending baca cerita aja ya di rumah.Oke gak perlu banyak cing-cong lagi.

Happy reading:)


-----

Nisa menyandarkan tubuhnya pada kursi taman. Sambil menghilangkan rasa panas dan menunggu keringatnya mengering terkena angin. Sambil tangannya terus mengibas, Nisa mengontrol emosinya.

Berusaha untuk menenangkan diri. Hari ini dia benar-benar gila. Dia benci Faisal tetapi seharusnya dia tidak nekat menghajar habis cowok itu.

Pikirannya saat ini sedang kalut. Emosi dalam dirinya sulit untuk dikendalikan dan membuatnya nekat untuk melakukan itu. Citra pasti sudah sangat membencinya saat ini. Bahkan sepertinya dia tidak ingin bertemu dengan Nisa.

Nisa membuang nafasnya berat. Berusaha menghilangkan segala macam pikiran negatif di kepalanya. Ia sampai tidak sadar jika Rio sudah duduk di sampingnya sambil membawa sebuah kota P3K.

Nisa masih belum menyadari jika Rio duduk di sampingnya. Rio meringis melihat beberapa luka ringan di tangan Nisa. Ia membuka kotak tersebut dan mulai mengobati tangan Nisa.

"Eh, lo ngapain?" tanya Nisa terkejut sambil menarik tangannya.

"Matahin tangan lo," kembali Rio meraih tangan Nisa namun ditarik lagi oleh Nisa.

"Enak aja."

Rio berdecak dan kemudian meraih kembali tangan Nisa untuk diobatinya. "Lo nggak liat tangan lo luka. Lagian kenapa sih pake begituan. Tangan lo banyak lukanya gini, kalo nggak gue obatin bisa infeksi." terangnya sambil terus mengobati.

Nisa terdiam mendengarnya. Dia mencoba merekam ulang ucapan Rio. Memastikan apa yang dia dengar saat ini tidak salah.

Benarkah yang di sampingnya saat ini Rio. Nisa tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya kali ini mendengar ucapan Rio. Secara tidak langsung cowok itu memberikan perhatian kepadanya.

"Cie perhatian." goda Nisa sambil tersenyum.

Rio sendiri masih terkejut. Bagaimana bisa raut wajah Nisa yang semula dingin dan terlihat kejam kini berubah menjadi ceria lagi seperti biasanya.

"Seneng ya diperhatiin begini?" tanya Rio tak mau kalah.

Refleks Nisa mengangguk sambil tersenyum dan membuat Rio menyunggingkan senyumnya melihat tingkah Nisa.

"Mimpi lo!" Rio menoyor kepala Nisa.

"Ish yaudah sih biasa aja ngeliatinnya nggak usah begitu. Emang ada yang salah ya." Nisa merapikan rambutnya yang sempat acak-acakan.

Rio menatap Nisa secara intens dan membuat Nisa salah tingkah. "Iya, banyak!"

"Rambut gue acak-acakan?"

"Iya!"

"Muka gue makin jelek ya?"

"Banget!"

"Apa gue bau keringat ya?"

"Nah itu lebih parah."

Nisa membulatkan matanya. Ia mencium ketiaknya dan tidak mendapati bau apek atau kecut walaupun ia berkeringat.

"Ah, enggak boong!"

Rio tertawa melihatnya. Mudahnya Nisa dibodohi. Semua yang dikatakannya tidaklah benar. Nisa tidak jelek ataupun bau keringat. Rio hanya ingin meledek gadis itu saja.

Diary Nisa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang