Hello semuanya! Aku update lagi nih. Ngebut kejar target sebelum puasa guys!
Langsung aja ya.
Happy reading:)------
Gilang menepuk pundak Rio dan membuatnya menoleh.
"Sekarang lo tau kan kenapa Nisa lebih mentingin orang-orang yang dia sayang daripada dirinya sendiri?"
Rio menghela nafasnya, ia kembali menolehkan kepalanya menatap Nisa dari luar ruangan.
"Udah dari kecil dia punya riwayat penyakit jantung. Walaupun dia takut dan sering sakit, dia nggak mau buat orang lain cemas." kata Gilang.
"Terus kenapa dia nggak bilang kalo dia sakit?" tanya Rio.
Gilang menghela nafasnya. "Jangankan untuk cerita ke orang lain, dia sering nahan dan atasi sendiri rasa sakit itu."
"Gue inget dulu dia pernah bilang sama gue, sebenci apapun orang sama dia, dia nggak bakal pernah namanya balas dendam atau buat sakit hati orang itu."
"Dia nggak mau orang lain merasakan apa yang dia rasain. Dia nggak mau orang lain bersedih atau murung. Makanya kenapa Nisa seneng buat orang lain senyum, ketawa, karena dia pengen orang lain bahagia dan jangan sampe nasibnya seperti dia."
Gilang tersenyum. "Apa lo tau? Setiap malam dia sering curhat sama ayahnya lewat buku yang gue kasih ke lo. Setiap hari dia selalu berfikir gimana caranya buat orang lain nyaman sama dia dan bahagia, walaupun gue sendiri tau kalo dia nggak sebahagia itu."
"Setiap malem dia selalu nangis dan merasa takut. Semakin lama jantungnya semakin lemah. Dia takut kalo sewaktu-waktu Tuhan ngambil dia dari orang-orang yang dia sayang. Dia takut karena nantinya bakal buat orang yang dia sayang jadi sedih." terang Gilang sambil mengingat semua yang ia rasakan tentang Nisa selama ini.
"Sebenarnya udah lama bokap gue nyaranin buat transplantasi jantung, tapi bundanya nggak punya cukup uang untuk biaya operasinya."
"Gue pernah bilang kan sama lo, jangan sampai lo nyakitin perasaan dia. Apa lo tau waktu lo ngajak dia ketemuan di taman?" tanya Gilang.
Rio menoleh, bagaimana bisa Gilang tahu tentang itu. "Dia nungguin lo dua jam Yo, lo nggak tau kan betapa senangnya dia lo ajak ketemuan, giliran lo dateng lo patahin hati dia. Dan lo nggak mau dengerin penjelasan dia dulu."
Benar, semua yang dikatakan oleh Gilang adalah benar dan Rio menyesali semuanya.
"Dia nggak ditemenin Yo, tiap hari gue liat dia main cuma sama Iqbal doang. Cuma Iqbal yang mau temenan sama dia, cuma Iqbal diantara kalian yang selalu support Nisa untuk terus semangat dan jangan dengerin omongan orang lain."
Hati Rio bergetar mendengarnya. Jadi selama ini Nisa menahan semua yang terjadi padanya. Gadis itu masih bisa tersenyum walaupun hatinya tersakiti. Nisa gadis yang kuat dan tangguh, penyabar dan ikhlas.
Rio ingin sekali masuk dan memeluk Nisa. Ia merasa bersalah karena selama ini sudah melukai hatinya. Gadis yang selalu kuat itu, ternyata mempunyai sisi yang rapuh dan takut dengan penyakitnya itu.
Rio menghela nafasnya, ia berpamitan kepada Anna, Gilang dan juga Farzan. Kali ini ia bingung apa yang harus ia lakukan demi menebus semua kesalahannya kepada Nisa.
***
"Dari mana aja kamu. Pergi nggak bilang-bilang, bikin panik orang aja, Yo." ucap Soraya melihat putranya yang baru saja pulang.
"Rumah sakit ma." jawab Rio sambil mendudukkan dirinya di sofa.
"Siapa lagi yang sakit Yo?" tanya Soraya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Nisa [COMPLETED]
Teen Fiction[REVISI] Hey kamu! Iya, kamu. Kamu yang sudah mencuri semua mimpi-mimpiku. Kamu lebih indah dari mimpi dan membuatku sulit tertidur karena terus memikirkan dirimu. ~MMR~ Mario Malviano Ravindra si cowok tampan dan cerdas. Namun, karena sifatnya yang...