Alhamdulillah akhirnya update lagi. Ini terakhir loh guys, jadi dimohon untuk kalian semua bacanya pelan-pelan aja.Setelah baca jangan lupa kasih vote dan komen, kritik dan sarannya ya.
Langsung aja yuk.
Happy reading:)
-------
Hari ini adalah hari yang paling membahagiakan oleh seorang Mario. Hari ini, malam ini ia dan Nisa sudah ada janji untuk pergi bersama gadis itu. Rio sangat senang sekali, akhirnya gadis itu sudah memaafkannya. Semuanya seperti mimpi, bahkan Rio benar-benar sedang dimabuk cinta.
Rio bersenandung kecil sambil menyisir rambutnya. Mengoleskannya minyak rambut dan menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya. Pokoknya malam ini ia harus sempurna karena ini adalah kencan pertamanya dengan Nisa setelah jadian.
Bukan pacaran sebenarnya, bahkan waktu itu Nisa menolaknya. Gadis itu mengatakan jika 'untuk apa pacaran jika pacaran maupun tidak itu sama saja'.
Tapi Nisa tidak menolak perasaan Rio, bahkan gadis itu sangat senang jika Rio membalas perasaannya. Hanya saja Nisa tidak mau jika nantinya jika dirinya pacaran pasti ada kata putus dan Nisa tidak suka perpisahan.
"Yo, mama sama papa pergi dulu ya." pamit Soraya.
"Mau kemana ma?" tanya Rio.
"Biasa nemenin papamu. Oh iya Luna ikut sama mama, jaga diri baik-baik ya. Mama pergi dulu."
"Iyaaaa." jawab Rio memanjangkan suaranya di akhir kata.
Rio menggulung kemejanya hingga siku. Ia meraih kunci motor di atas meja belajarnya. Sambil bersenandung dan memutar-mutar kunci motornya di jari telunjuknya, Rio berjalan menuruni tangga.
Ponsel Rio bergetar menandakan bahwa ada panggilan. Rio membuka ponselnya dan ternyata sebuah panggilan dari Nisa.
"Halo?"
"Hiks kak Rio.."
"Hey Ara, kenapa nangis?" tanya Rio khawatir karena Ara menelponnya menggunakan ponsel Nisa.
"Kak Nisa kak...."
"Kenapa Nisa?!"
"Cepetan ke sini kak. Kak Nisa--"
Sambungan terputus dan membuat Rio semakin panik. Ada apa dengan Nisa. Apa yang terjadi dengan gadis itu. Mengapa Ara menangis. Apakah sesuatu terjadi kepada gadisnya.
Berbagai pertanyaan muncul di benak Rio. Dengan segera Rio berlari ke luar rumahnya dan segera menaiki motornya dan melajukannya menuju rumah Nisa.
Berbagai rasa cemas, khawatir, dan takut menyerang Rio. Rio takut jika terjadi sesuatu lagi dengan Nisa. Ia tidak mau jika terjadi apa-apa pada gadisnya itu.
***
Rio mengentikan motornya di teras rumah Nisa. Tidak ada tanda-tanda orang di dalamnya, hanya saja Rio mendengar suara isakan seseorang. Dan yang paling membuat Rio terkejut adalah suara teriakan seseorang yang dibarengi dengan suara benda yang pecah.
"Tante! Tante Anna!" Rio mengetuk pintu rumah Nisa.
"Assalamualaikum tante! Nisa! Lo di mana?!" teriak Rio namun tidak ada yang menjawab.
Rio mengumpat. Ia berjalan menuju pintu samping rumah Nisa. Hanya satu lampu yang menyala yaitu lampu ruang tengah. Rio mengetuk pintunya dengan sangat kencang.
"Nisa! Lo di dalem?!"
Sial. Tidak ada yang menjawab. Lagi-lagi Rio mendengar suara orang menangis dan meminta tolong. Rio semakin panik, bahkan semua teman-temannya sudah menelponnya dan mengirimkan pesan kepadanya untuk cepat datang di acara pesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Nisa [COMPLETED]
Teen Fiction[REVISI] Hey kamu! Iya, kamu. Kamu yang sudah mencuri semua mimpi-mimpiku. Kamu lebih indah dari mimpi dan membuatku sulit tertidur karena terus memikirkan dirimu. ~MMR~ Mario Malviano Ravindra si cowok tampan dan cerdas. Namun, karena sifatnya yang...