enam belas

2.4K 137 10
                                    

Jangan lupakan bintangnya gais..

Happy Reading.
.
.
.
.
.

Jungkook menatap lesu ke arah senjata pamungkasnya yang mendadak layu setelah bunyi bel pintu terdengar. Maka sambil menghela nafas ia mengambil seluruh pakaiannya lalu memakainya.

Hal yang sama sejatinya juga dirasakan oleh Seya, tepat ketika gairahnya sudah mencapai ubun-ubun semuanya malah terhempas hingga ke dasar membuatnya merasa pusing. Tapi mau apa lagi? Si pembawa makanannya sudah berdiri di depan pintu utama. Maka seperti Jungkook ia pun mengambil semua pakaiannya yang berserakan di lantai, memakainya dengan cepat sembari merapikan penampilannya, barulah ia turun menyusul Jungkook yang sudah keluar mendahuluinya.

Dilihatnya Jungkook sudah menutup pintu saat ia baru saja turun dari tangga. Pemuda itu membawa sekantong paket makan malam yang ia pesan untuk mereka berdua. "Apa yang kau pesan?" tanya Seya saat sudah menjejakkan kakinya di lantai yang sama dengan Jeon Jungkook.

Jungkook menyunggingkan senyum saat melirik kekasihnya, sembari mengeluarkan makanannya "Ada sashimi, sushi, soba, yakitori, takoyaki, dan penutupnya ada okonomiyaki dan kakigori sebagai minumnya."

Seketika Seya membelalak menatap makanan yang tersaji di atas meja "Kau gila Jungkook, ini banyak sekali, yakin akan habis?"

"Tentu saja." Jungkook mengangguk mantap. Kemudian melangkah menuju dapur, mengambil beberapa peralatan makan juga tempat untuk menyajikan semua makanan yang masih terbungkus rapi dalam kotaknya masing-masing. Seya hanya bisa menggeleng melihatnya. Hingga Jungkook kembali dan memindahkan semua makanan itu ke atas piring dan mangkuk Seya masih diam di tempat menyaksikan bagaimana pemuda itu memindahkan semuanya dengan sangat cepat. Jangan lupakan bibirnya yang tampak mengunyah karena sesekali ia mencomot makanan itu untuk merasakan rasanya, atau mungkin juga sejatinya karena ia sudah tidak sabar untuk memakannya.

"Ayo makan," Ajaknya kemudian sembari mendudukan dirinya di kursi berdampingan dengan Kim Seya yang sudah duduk terlebih dulu. "Apa yang kau mau? Biar kuambilkan." Jungkook mengambil piring di depan Seya dan bermaksud memindahkan sebagian makanan ke atas piring itu.

"Tidak, jangan terlalu banyak." cegah wanitanya saat tangan Jungkook mengambil hampir semua jenis makanan yang ada. "Aku tak bisa tidur jika terlalu kenyang."

"Mmm...begitu ya...lalu apa saja yang kau mau?"

"Berikan aku sebagian sushi dan shasimi. Itu saja sudah cukup. Lagi pula di sini masih ada kakigori untuk diminum, perutku akan kembung."

"Tidak akan, sebelum aku bisa menembusmu."

"MWO?" Seya mendelik mendengar perkataan pemuda itu, sementara Jungkook hanya terkekeh sambil memasukan sesuap telur salmon mentah ke mulutnya. Merasa dirinya diabaikan Seya pun hanya mendesis pelan. Barulah kemudian Jungkook menoleh ke arahnya.

"Kau tau, saat mencebik begitu kau sangat manis."

Pluk.

Satu pukulan mendarat di kening Jungkook. "Dasar pria mesum, rasanya aku jadi ingin buat pengumuman ke fans kalian kalau idolnya itu hanya kumpulan orang-orang mesum, seperti Namjoon."

Jungkook terbahak, ia menghentikan makannya. "Kalau Namjoon hyung, rasanya tak perlu kau umumkan semua juga sudah tau dia mesum, otaknya sudah dipengaruhi film sex sejak kelas 2 SD. Tapi kalau aku...mmm rasanya tak akan ada yang percaya, karena mereka masih menganggapku bayi, kecuali__?"

Seya menatap Jungkook penuh tanya. Sesaat Jungkook tersenyum lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Seya "Kecuali kau melahirkan bayi untukku."

"YA!! JEON JUNGKOOK!!" teriak Seya dengan muka merah padam menahan malu. Apalagi saat ia teringat kejadian tadi di dalam kamar, maka ia sekarang benar-benar malu. Semua yang diucapkan Jungkook membuatnya memanas.

Ma Busan BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang