Cerita belum di revisi. Typo bertebaran.
Happy reading.
.
.
.
.
.Syok.
Itulah hal pertama yang dirasakan Jungkook saat mendengar jawaban Naeyon. Hingga bahkan tanpa sadar ia memundurkan langkahnya beberapa centimeter. Segera Jimin yang berada di dekatnya menahan tubuh adiknya dari belakang.
Keheningan pun tercipta selama beberapa detik, sebelum kemudian Jungkook berderap mencari Kim Namjoon sang leader yang duduk sedikit lebih jauh darinya "Hyung, tolong__"
"Pergilah." putus Namjoon sambil memeluk tubuh adiknya. "Aku yang bertanggung jawab, kembalilah setelah semua urusanmu selesai." Jungkook mengangguk dalam pelukan pria itu.
"Tapi bagaimana jika aku tak menemukannya, hyung."
"Percaya saja pada hatimu. Dia akan menuntunmu." jawab pria berdimple itu menunjukkan karismanya sebagai leader.
"Terimakasih."
Segera satu persatu dari para hyungnya memeluknya. "Kabari kami." ucap Hoseok. "Apapun yang terjadi kami selalu ada untuk mendukung kalian."
Jungkook yang tanpa sadar telah mulai menangis pun hanya bisa mengangguk. Lalu bersama Naeyon, ia bergegas ke kamarnya untuk bersiap.
Dengan berpakaian atribut lengkap, bahkan sampai memakai rambut palsu ia keluar dari hotel dengan dua orang bodyguard yang mendampinginya, turut pulang ke Korea.
Mereka pun tiba di Korea saat matahari mulai mengintip dari ufuk timur. Berbeda dengan tiga orang yang ikut bersamanya. Jungkook tak dapat memejamkan matanya barang sedikitpun. Sekali waktu, ia bahkan menatap heran pada sosok Naeyon yang malah tertidur dengan pulas sementara saudaranya entah dimana.
Melihat keadaan itu entah kenapa Jungkook malah menjadi curiga, bahwa ada sesuatu yang sengaja di sembunyikan oleh dua saudara kembar ini darinya. Dan ia akan mencari tahu apa itu. "Naeyon, kau pulanglah lebih dulu. Aku akan kembali ke dorm sebentar. Nanti aku akan mengabarimu agar kau bisa ikut bersamaku mencari Seya."
Naeyon hanya mengangguk lalu pergi menaiki taxi.
Jungkook berdiri sejenak menatap bodyguardya. "Lee hyung, bisakah aku minta bantuanmu untuk mengikuti gadis itu." pintanya hormat pada salah satu bodyguardnya.
"Baiklah. Tapi kau harus hati-hati."
"Tenang saja ada paman Bong bersamaku." jawab Jungkook, sambil melirik ke arah paman Bong yang dimaksud.
Si marga Lee pun telah menghilang dengan taxinya. Kini Jungkook dan paman Bong, pun menyusul masuk taxi yang berbeda. "Anda mau kemana tuan-tuan."
"Seoul Hospital." jawab Jungkook tegas.
*****
Jungkook masih berdiri di depan pintu masuk restaurant. Ia menatap nanar pada restaurant Jepang yang baru saja resmi dibuka dua hari lalu itu. Restaurant itu ada di Gwaceon. Cukup jauh dari Seoul.
Sedikit meredakan amarahnya, Jungkook pun masuk dengan membawa sebuah amplop putih di tangannya. Lalu ia menemui salah seorang staff yang bertugas.
Entah apa yang mereka bicarakan. Karena tiba-tiba sang staff kini mengantar Jungkook masuk ke pintu karyawan. Lalu menuntunnya menuju satu ruang tertutup bertuliskan CEO. Karyawan yang mengenakan yukata pakaian khas Jepang itu pun mengetuk pintu.
"Masuk." terdengar suara dari dalam membuat Jungkook tanpa sadar meremat amplop putih di tangannya.
Dengan sopan sang karyawan pun menyuruh Jungkook untuk masuk ke dalam. Jungkook tersenyum, mengucapkan terimakasih lalu mendorong pintu itu dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Busan Boy
Fiksi PenggemarAdult 21+, Romance-drama Aku masih ingat saat kau naik pohon mangga lalu jatuh dan menindihku, karena sejak saat itulah kau mencuri hatiku dan kemudian membawanya pergi. Saat kini sayapmu sudah mengepak tinggi mungkinkah kau akan kembali untuk melet...