dua puluh tujuh

1.5K 111 11
                                    

Warning, bocah tolong minggir sebentar. Coz part ini banyak mengandung adegan tak senonoh, kata-kata kasar dan vulgar. Jadi mohon banget kalian minggir dulu ya.

Happy reading, jangan lupakan vote ya.
.
.
.
.
.
"Aahhh....ssshhh...oouhh..."

Suara erotis di dalam ruangan itu beradu dengan suara derit ranjang karena hentakan brutal seorang pemuda yang tengah menghentak inti seorang wanita dengan membabi buta.

Seperti kesetanan ia memainkan tubuh bugil di bawahnya yang sudah hampir pingsan karena kelelahan. Sejatinya ia benci melakukan itu. Namun kekecewaannya yang terlalu dalam berakhir membawanya ke sana.

Sejak kejadian itu, Jungkook tak bisa lagi mengendalikan dirinya. Hari itu juga ia langsung terbang dari Icheon menuju tempat konser selanjutnya di Filiphina. Sementara rekannya yang lain sudah berangkat dari China. Setidaknya ia sudah tahu kebenarannya dan sekarang Jungkook harus bersikap profesional.

Berbeda dengan sebelumnya dimana Jungkook selalu menjaga dirinya agar tak terpengaruh yang lain untuk tidur dengan wanita bayaran, kini ia melakukannya. Bahkan lebih gila dari para hyungnya.

Seusai konser ia akan mabuk-mabukan lalu menghabisi rekan satu malamnya hingga pagi. Setelah itu baru ia tidur sampai sore, melewatkan sarapan maupun makan siangnya. Berulangkali hyungnya menasehatinya tapi tak ada satupun yang digubrisnya. Itulah yang ia lakukan selama hampir dua bulan masa konsernya di luar negeri, dan bahkan berlanjut sampai sekarang meski mereka sudah kembali ke Korea.

Seperti saat ini, ia kembali bermain dengan wanita penghibur yang berbeda setiap harinya. Ia meluapkan kebenciannya dengan menyetubuhi wanita itu sampai sang wanita kelelahan. Berharap dengan cara seperti itu semua lukanya akan menguap pergi. Namun nyatanya tidak sama sekali.

"Akkhh...hhh...!!" jalang itu melolong setelah mencapai klimaksnya kembali. Kemudian tersungkur kelantai dan tergeletak tak mampu berkutik lagi, tubuhnya benar-benar lelah. Jungkook mendesis, lalu membiarkan tubuh bugil itu begitu saja. Segera setelah memakai pakiannya ia melajukan kendaraannya membelah kota Seoul. Hingga mobil itu berhenti di depan sebuah apartement yang selalu ia datangi, tapi bukan untuk masuk. Melainkan hanya berdiam diri di dalam mobil dengan mata yang berlinang menatap gedung tinggi itu, berharap bisa melihat wanitanya lagi. Wanita yang ia cintai, tapi juga tengah berusaha ia benci. Wanita yang kini tengah berusaha membesarkan darah dagingnya di dalam perutnya.

Cukup lama ia berdiam diri di sana, bahkan mentari pun mulai tampak menunjukkan cahayanya dengan samar, barulah ia membuka matanya dan menegakkan tubuhnya yang semalaman penuh bersandar di kursi kemudi. Ia bersiap menjalankan mobilnya, tapi sebuah pemandangan di depannya kembali membakar hatinya.

Seya.

Ia sangat yakin itu Kim Seya, karena perutnya sudah tampak sedikit lebih berisi. Dilihatnya wanita itu turun dari mobil bersama seorang pria. Pria yang lumayan tampan dan tampak berada. Dengan tanpa ada rasa canggung pria itu merangkul pundak Seya yang juga menerimannya tanpa protes. Mereka berjalan bersama masuk ke dalam apartement. Tapi beberapa saat kemudian sang pria kembali keluar seorang diri lalu masuk ke mobilnya dan berlalu pergi.

"Secepat itukah Seya menggantikan dirinya dengan orang lain? Apakah Seya baru saja menginap di rumah pria itu?"

Jungkook sangat geram, ia memukul stirr kemudi dengan tangannya. Lalu bergegas keluar dari sana dan berlari menuju apartement Kim Seya.

Diturunkannya topi yang ia pakai, agar menutupi identitasnya. Hingga ia bisa sampai di depan pintu apartement dengan tanpa ada yang tau. Ia menekan bel dengan bertubi-tubi dengan ketidaksabarannya, karena amarahnya yang sudah meluap.

Ma Busan BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang