ekstra part 10

1.1K 111 18
                                    

Happy reading.

Makasi atas vote, dan komentnya ya...
.
.
.
.
.

Seulas senyum manis selalu terpatri dengan sempurna di bibir Jungkook setiap bersama Jungmin. Sudah dua minggu berlalu sejak ia diizinkan untuk bermain dengan buah hatinya. Meski itu hanya di jam-jam tertentu saja, tapi Jungkook sudah merasa bahagia dan berterimakasih.

Ia memiliki jadwalnya di jam tujuh pagi. Saat Seya akan mandi setelah selesai mendandani Jungmin dan jam ke duanya adalah di jam enam sore juga ketika Seya akan mandi. Waktu kebersamaannya bersama anak itu hanya satu jam di pagi hari dan satu jam di sore hari. Karena setelah mandi Seya akan membawa Jungmin kembali ke kamarnya dan mengunci diri di sana atau kalau tidak mereka berdua akan pergi jalan-jalan tanpa dirinya. Meninggalkan Jungkook di rumah sendirian tak perduli meski pria itu merasa sangat kesepian. Tak jarang Jungkook terpaksa mengikuti mereka dari belakang berharap Seya akan memanggilnya untuk bergabung meski itu belun pernah terjadi sama sekali.

Selain waktu yang sudah ditentukan tadi, Seya juga mengizinkannya menjaga Jungmin saat wanita itu sedang memiliki keperluan lain seperti mencuci ataupun buang air besar.

Saking senangnya maka setiap hari Jungkook akan berdiri di depan pintu kamar Seya dari jam 6 pagi. Sampai kamar itu dibuka dan kemudian ia akan mengintip apa yang sedang dilakukan buah hatinya di dalam sana.

Untuk memastikan semua pekerjaan rumah beres sebelum ia bermain dengan Jungmin, maka Jungkook akan bangun jam empat pagi. Segera setelah bangun ia akan membersihkan seluruh rumah juga mencuci peralatan makan yang semalam ia tinggalkan juga membuat sarapan untuknya dan Seya meski wanita itu benar-benar tak menyentuhnya sama sekali seperti ucapannya. Seya selalu makan lewat paket delivery atau kalau tidak ia akan makan di luar sambil sekali waktu mengunjungi restaurantnya yang sudah berkembang dan diurus oleh orang-orang kepercayaannya.

Selesai dengan semua tugas-tugas rumah tangga itu barulah Jungkook mandi dan kemudian berdiri di depan pintu kamar Seya dengan penuh kesabaran.

Saat pintu terbuka, Seya hanya akan diam saja dengan wajahnya yang datar dan dingin tanpa ekspresi. Setelah itu ia akan masuk ke dalam kamarnya dan mengangkat Jungmin baru menyerahkannya pada Jungkook. Terkadang Jungkook tanpa sengaja akan menemukan Jungmin yang menoleh ke arah pintu saat sang ibu sudah membukanya. Ia tampak lucu di balik boneka besarnya.

Saat seperti itu rasanya Jungkook ingin langsung menghambur masuk dan menyerang Jungmin dengan ciuman di sekujur tubuh anak itu hingga ia mengeluarkan tawa kecilnya yang menjadi obat satu-satunya bagi luka hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat seperti itu rasanya Jungkook ingin langsung menghambur masuk dan menyerang Jungmin dengan ciuman di sekujur tubuh anak itu hingga ia mengeluarkan tawa kecilnya yang menjadi obat satu-satunya bagi luka hatinya.

Jika malam tiba, Jungkook akan selalu merasa gelisah dengan ketakutannya sendiri. Berpikir seandainya perceraian itu benar-benar tak bisa dibatalkan atau tak mau dibatalkan oleh Seya maka saat itu entah apa yang akan terjadi pada hidupnya. Sanggupkah ia tetap berdiri tegak tanpa Seya dan Jungmin yang mulai mengisi hari-harinya dengan kebahagiaan. Masih sanggupkah ia bertahan jika senyum dan tawa anak itu benar-benar lenyap dari hidupnya. Tidak-tidak bahkan membayangkannya saja sudah membuat hatinya berdenyut sakit apalagi jika seandainya-----.

Ma Busan BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang