Jangan lupakan vote ya.
Happy reading.
.
.
.
.
.
.Jungkook bergegas keluar dari dalam mobilnya kala dilihatnya ayah, ibu juga neneknya sudah berkumpul di depan pagar rumahnya.
Dengan cepat ia menghambur ke pelukan orang-orang yang selalu mendukung langkahnya selama ini, dan sekaligus orang-orang yang paling ia rindukan. "Selamat sayang, kalian kembali memecahkan rekor daesangnya, kali ini bahkan all kill daesang. Kami semua sangat bangga padamu dan teman-temanmu yang lain."
"Terimakasih eomma, ini semua berkat doa eomma dan semua keluarga juga seluruh fans." sang mama memeluknya dengan erat juga ayah dan kakaknya.
Sesaat kemudian ia pun beralih kepada nenek dan kakeknya. Bergegas Jungkook memeluk kedua tubuh renta itu bersamaan. "Aku merindukan kalian." ucapnya sambil menangis tersedu. Senyum termanis dari dua wajah keriput itu dan belaian mereka atas surai Jungkook yang sedikit lebih panjang dari biasanya membuat pria tampan itu makin merapatkan pelukannya "Harusnya kakek dan nenek ikut denganku ke Seoul. Aku khawatir karena saat appa dan Eomma berangkat ke Australia maka tak akan ada yang menjagamu di sini." Jungkook mengurai pelukannya dan menatap lekat manika indah di balik dua wajah keriput yang selalu menjaganya dengan penuh kasih sayang.
"Kau tenang saja, saat kalian tak ada warga desa selalu menjaga kami dengan baik. Bahkan nak Seya juga sering kali datang dan menginap di rumah bersama nenenk."
"Seya?"
Mengingat nama itu tiba-tiba membuat Jungkook merasa sakit hati. Kejadian yang ia lihat di depan supermarket tadi seketika berulang di kepalanya. Rasa bencinya menguar saat bayangan tentang Kwon Wu yang menyuapi gadis berkacamata itu sambil kemudian mengelus surainya dengan penuh kasih sayang membuat Jungkook menggeram.
"Kook....." lamunannya seketika teralihkan oleh panggilan sang nenek, ia pun tersenyum manis.
"Ah nenek bilang Seya sering kemari, tapi saat aku di rumah kenapa Seya tak pernah berkunjung, 'nek?" sambil berjalan masuk ke dalam rumah Jungkook menggeret kopernya dan menggenggam jemari keriput sang nenek, sembari bercakap-cakap dengan nenek tercintanya itu diikuti oleh seluruh keluarga yang menyambut kedatangannya juga managernya.
"Anak itu sebenarnya sangat sibuk jadi jika di rumah ini sudah ramai ia tak akan kemari, ada banyak hal yang harus ia kerjakan. Hanya kalau rumah sepi, Seya takut kakek dan nenek kesepian. Makanya ia datang."
"Ohhh.." pada akhirnya Jungkook hanya ber-oh ria.
Sekarang rumah keluarag Jeon terbilang cukup besar, berbanding terbalik dengan dulu disaat keadaan ekonomi mereka masih terseok-seok hingga mengharuskan kedua orang tuanya pergi meninggalkannya merantau ke Australia, dan menyerahkan dia dan kakaknya dalam didikan kakek dan neneknya.
Kakek Jeon mungkin punya beberapa petak tanah warisan leluhurnya yang bisa ia jual untuk membiayai hidupnya agar tak menderita, tapi mengingat itu bukan hasil kerjakerasnya maka kakek Jeon lebih memilih untuk menggarap ladang itu, dengan menanaminya berbagai macam tanaman buah-buahan. Salah satunya adalah mangga yang tumbuh subur di ladang belakang rumahnya.
Ah. Pohon mangga itu.
Jungkook seketika ingat cerita lucu yang ia alami bersama dengan seorang gadis di bawah pohon mangga itu. Sampai ia tak sadar kini tengah memandang ke arah pohon mangga lewat jendela kamarnya yang lurus menghadap ke areal ladang itu.
Seandainya Jungkook bisa mengulang kisah lama itu, bisakah ia berharap agar si gadis manis itu sekarang datang dan mencuri mangganya lagi? Tapi rasanya tidak mungkin. Waktu telah lama berlalu dan semuanya telah berubah begitu banyak baik dirinya maupun Seya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Busan Boy
FanfictionAdult 21+, Romance-drama Aku masih ingat saat kau naik pohon mangga lalu jatuh dan menindihku, karena sejak saat itulah kau mencuri hatiku dan kemudian membawanya pergi. Saat kini sayapmu sudah mengepak tinggi mungkinkah kau akan kembali untuk melet...