"Aku pulang." suara Jungkook terdengar lemah seolah hanya bergumam pada dirinya sendiri. Lampu ruang utama tampak mati hingga apartement itu gelap gulita. Jungkook mematung menatap sofa. Dalam ingatannya kini berputar saat ia dan Seya baru menikah. Saat itu meski Jungkook pulang jam berapapun lampu utama tak pernah mati karena Seya akan selalu menunggunya dengan tertidur di sofa bahkan hingga dini hari. Kemudian Jungkook akan membangunkannya dengan mencuri kecupan di bibir sang wanita atau bahkan lebih sering langsung menciumnya dan berakhir mencumbunya atau yang lebih ekstrim berakhir dengan bercinta hingga pagi datang. Barulah setelah itu mereka akan tidur di dalam kamar hingga pukul sembilan pagi dan terbangun untuk sarapan. Masa-masa itu begitu indah membuat Jungkook mengandai-andai ingin kembali ke waktu itu. Waktu dimana dalam rumah itu hanya dipenuhi cinta mereka berdua.
Tanpa sadar setetes air mata kembali jatuh menyapa pipinya sama seperti hari kemarin dan kemarinnya lagi. Hidupnya sekarang begitu sepi meski ia berada dalam keramaian meski teriakan dan ungkapan cinta dari penggemar masih terus bergema tertuju padanya tapi hatinya terasa begitu kosong dan rapuh. Jungkook tak bisa mengeluh ataupun menyesali hidupnya sekarang karena itu adalah pilihannya. Bukan pilihan tapi lebih tepat hukuman. Ya, hukuman yang harus ia terima karena perbuatannya yang tak berakhlak.
Setelah terdiam beberapa saat lamanya Jungkook pun melanjutkan langkahnya menuju kamarnya. Kamar yang sama gelapnya karena tak ada lagi yang menyalakan lampu di kamar itu. Kamarnya dan Seya sang istri. Yang harusnya jadi kamar dua anak kembarnya juga. Bukan kamar pribadi si buah hati, melainkan kamar mereka ketika mereka memutuskan untuk menginap dan mengganggu kegiatan mesum ayah dan ibunya. Setidaknya itulah pembicaraan Jungkook dulu dan istrinya saat usia kehamilan Seya memasuki bulan ke tujuh. Saat perut buncit itu telah dipenuhi dengan gerakan-gerakan aktif dua buah hati mereka yang berakhir membuat Seya mengerang kesakitan.
Harusnya saat ini Jungkook menemukan Seya di ranjang besar itu yang telah ia perbesar ukurannya agar dua buah hati mereka muat jika ingin menginap bersama ayah dan ibunya. Sekarang ranjang itu terlalu besar untuk ia tempati sendiri. Terlalu sunyi membuat Jungkook tak sanggup untuk melangkah mendekatinya maka alih-alih ia tidur di sana, Jungkook pun lebih memilih tidur di atas sofa yang ada di dalam kamarnya. Sofa itu sudah cukup menampung tubuhnya membuatnya untuk selalu mengerti bahwa sekarang ia hanya tinggal sendiri.
Jungkook merebahkan dirinya di sana tanpa berniat untuk mengganti pakaiannya lebih dahulu. Ia mencoba untuk tidur dengan memejamkan kedua matanya sesegera mungkin. Berharap rasa lelah dan kantuk akan membawanya ke alam mimpi yang tak pernah lagi bisa ia kunjungi. Namun semua berakhir sia-sia karena kini ia malah mengingat kejadian itu dengan mata tertutup sebuah kejadian yang mengawali kehancuran rumah tangganya.
Jungkook bergegas kembali ke tempat putranya. Tempat penyimpanan semua bayi yang baru saja dilahirkan. Tapi sebelum ia sampai di tempat tujuannya, tiba-tiba netranya menangkap sosok Seya istrinya yang tengah didorong dengan tergesa-gesa oleh beberapa perawat menuju ruang ICU.
"Seya!!!!" jerit Jungkook lalu berlari menuju arah yang sama. Di depan pintu ICU langkahnya terhenti karena seorang perawat mencegahnya untuk masuk hingga Jungkook pun hanya bisa tetap berdiri di sana dengan perasaan gelisah dan khawatir luar biasa. Tubuhnya gemetar. Kesepuluh jari-jemarinya saling bertautan saling meremas dengan keringat dingin yang membanjir di telapak tangannya. Kedua tungkainya terus bergerak mondar-mandir mengundang tatapan heran dari beberapa orang yang melihatnya bahkan tak jarang dari mereka yang mengabadikannya dan mengunggahnya di instastory karena hampir semua orang tahu dia adalah seorang idol dunia dan bisa bertemu dengannya tanpa sengaja merupakan sebuah keajaiban besar. Apalagi ia dalam keadaan kusut seperti itu pasti akan menjadi gosip yang luar biasa. Tapi Jungkook tak peduli, karena yang ia pikirkan saat itu hanya Seya. Seya yang tak ia ketahui kondisinya seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Busan Boy
FanficAdult 21+, Romance-drama Aku masih ingat saat kau naik pohon mangga lalu jatuh dan menindihku, karena sejak saat itulah kau mencuri hatiku dan kemudian membawanya pergi. Saat kini sayapmu sudah mengepak tinggi mungkinkah kau akan kembali untuk melet...