Rambut panjang Jungkook tampak makin berantakan setelah ia mengacak-acaknya dengan kasar. Masih kesal dengan kepulangannya ke Busan yang ternyata berakhir nihil sama seperti tahun-tahun lalu. Ia hampir gila.
Sejatinya ia tak lagi berharap banyak pada hal-hal yang dikejarnya selama ini yang berkaitan dengan Seya. Jungkook hanya merasa mereka butuh waktu untuk bicara, bukannya selalu lari dan bermain kucing-kucingan seperti sekarang. Mereka sudah dewasa dan sudah seharusnya semua masalahnya juga di selesaikan dengan cara yang dewasa. Tapi sepertinya Seya tak mengerti hal itu. Jungkook sadar dirinya maupun Seya telah sama-sama berubah terlalu banyak. Karena itulah, meski sakit, ia akan tetap menerima keputusan Seya apapun itu. Sebuah keputusan atas status hubungan yang bahkan belum punya nama sama sekali.
Ironi memang.
Di saat semua hyungnya begitu menikmati acara gonta-ganti wanita dalam hidup mereka, Jungkook malah terjebak dengan satu wanita dengan perasaan dan cintanya yang masih abu-abu.
Satu helaan nafas yang kembali terdengar darinya membuat Namjoon sang leader menatapnya dengan tatapan menyelidik "Ada masalah?" dirangkulnya bahu maknae kesayangannya sambil berdiri di samping sang maknae kemudian berdua mereka menatap keluar jendela.
"Hyung, pernah mencintai tapi tak terbalas?" Namjoon mengerutkan dahinya tampak mengingat semua kisah cintanya.
"Mungkin pernah, saat SMA dulu, tapi aku sudah lupa. Kenapa? Kau mencintai seseorang? Dan dia menolakmu?"
"Haahh!" Jungkook menghela nafas, "Bukan menolak, hyung." ia berputar arah ketika seorang noona memanggilnya. Perias wanita datang mendekat dan mulai membenahi make-upnya. "Kami hanya butuh bicara untuk meluruskan satu masalah yang kubuat." tampak Jungkook kembali menghela nafas.
"Memang masalah apa? Kalau aku boleh tau?" Namjoon pun menyerahkan tubuhnya pada sang designer konsep pakaian yang akan mereka pakai.
"Aku....salah mengenalinya dan malah mencium saudara kembarnya."
"Apa????" Namjoon menganga menatap adiknya yang telah tumbuh dewasa. "Hanya itu? Ada yang lain lagi?"
Sedikit ragu Jungkook tampak memutar bola mata gelisah lalu menggaruk tengkuknya tampak canggung hingga suara lirih yang hampir seperti bisikan itu keluar dari mulutnya "Aku..sudah menindihnya di atas ranjang, hyung."
Seketika Namjoon membelalak semakin tak percaya, hingga kemudian "Hahahahahahaha!!!" ia tertawa lebar, membuat semua orang yang ada di sana menoleh. Dua orang noona yang sedang menggarap Namjoon dan Jungkook pun tampak cengengesan dan merona malu mendengar penuturan Jungkook. Syukurlah diantara enam member lainnya yang tertinggal di ruangan itu hanya Namjoon, jika tidak maka Jungkook pasti sudah habis jadi bulan-bulanan mereka.
"Pantas saja dia menolakmu, dasar playboy kacang!!" Namjoon tertawa makin lebar. Jungkook pun mendengus kesal. "Berapa ronde?" tanya Namjoon.
"Apanya, hyung?"
"Kau melakukannya berapa ronde?"
"Belum sempat, keburu tertangkap basah, astaga hyung, otakmu kotor." ucap Jungkook sambil memutar bola matanya jengah, lalu meninggalkan Namjoon yang masih tertawa ngakak dengan wajah kesal dan menyesal karena telah bercerita.
******
Sudah lebih dari dua jam Seya berdiri di depan pintu sebuah aula yang cukup luas dan bisa menampung ratusan bahkan mungkin ribuan manusia di dalamnya. Sekali lagi ia menghela nafas. "Eonni lihat aku mendapatkan mercandise lagi." anak kecil di hadapannya mengacungkan beberapa kipas angin yang menampilkan ketujuh member BTS, dengan terpaksa Seya tersenyum "Kau hebat bisa mendapat banyak mercandise mereka." pujinya membuat Yuen Yi gadis kecil keturunan China itu tersenyum sumringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Busan Boy
FanfictionAdult 21+, Romance-drama Aku masih ingat saat kau naik pohon mangga lalu jatuh dan menindihku, karena sejak saat itulah kau mencuri hatiku dan kemudian membawanya pergi. Saat kini sayapmu sudah mengepak tinggi mungkinkah kau akan kembali untuk melet...