sembilan belas

2.1K 124 7
                                    

Seketika Seya mendorong tubuh Jungkook, agar segera menjauhkan wajahnya. Lalu ia pun terduduk dengan canggung dan merapikan penampilannya.

Seokjin mendesis menatap mereka berdua yang tertangkap basah sedang berciuman. Sementara Jungkook di tempatnya malah bersikap biasa saja.

"Ck." Jungkook mendecakkan lidahnya. Lalu meraih tangan Seya menuntunnya untuk turun dari rajang. "Pengganggu!!"

Seketika Seokjin mendelik tajam ke arah maknae laknutnya itu "Ya!! Jungkook_ah!!" teriaknya tapi langsung diabaikan begitu saja oleh Jungkook, yang langsung membawa gadisnya pergi.

Namun, sesaat kemudian ia kembali membuka pintu "Jin hyung, tolong izinkan aku pada Namjoon hyung dan Sejin hyung, aku bolos hari ini." ucapnya lalu kembali menutup pintu, mengabaikan Seokjin yang berteriak memarahinya. "Siapa suruh jomblo." gumamnya yang mendapat pukulan ringan di lengannya. Ia pun menoleh dan tersenyum pada Kim Seya. "Dia terlalu pemilih, makanya jomblo akut."

"Maksudmu? Apa artinya itu kau tak memiliki pertimbangan apapun saat memilihku dan hanya memilihku secara random?"

"Eh?"

"Seya!! Ya!! Bukan begitu."

Jungkook menggaruk rambutnya kasar lalu berlari menyusul Kim Seya yang mendahuluinya "Baru semalam dijebol, apa sekarang dia PMS." gumamnya sambil menghela nafas bingung.

*

"Kau tak apa-apa?" Jungkook mengusap bahu Seya yang ada dalam rengkuhannya.

Mereka baru saja datang dari tempat pemakaman ayahnya dan kemudian melanjutkan perjalanan hingga berakhir di sini, di depan apartement yang ditinggalkan sang ayah sebagi warisan untuk keluarganya.

Sejenak Seya menoleh ke arah Jungkook yang sedari tadi terus menemaninya dan menenangkannya. Kemudian ia mengangguk "Aku tak apa, ayo kita masuk." ucapnya lalu menggesek kartu elektrik ditangannya, kemudian menekan beberapa angka sandi yang sudah ada di pesan terakhir ayahnya. Hingga kemudian bunyi 'Bip' terdengar.

"Eh!! Seya? Kim Seya, benarkah?" segera Seya menoleh ke arah suara begitu juga dengan Jungkook "Je...jeon Jungkook. Seya ini?!! Kau__hhmmpp!!" segera Seya mendorong tubuh wanita itu ke dalam apartement lalu menutup pintunya dengan cepat.

Jungkook yang masih kebingungan hanya bisa menatap dua orang wanita yang seperti sedang berkelahi di hadapannya.

"Diamlah, kumohon." pinta Seya dengan wajah memelas.

"Tapi, kau tak bilang apa pun soal ini, jangan katakan kalau kalian__."

Seya menampilkan mimik wajah frusrasti "Berjanjilah kau tak akan menyebarkannya. Please."

"Tergantung," wanita itu melirik Seya yang menatapnya frustasi. Lalu beralih menatap Jungkook yang terdiam tak bersuara "Jasa tutup mulut."

"Aku tak punya uang Seonyi!"

"Bagaimana kalau kencan dengan Jimin?" seketika Seya mendelik. Begitu juga Jungkook yang sedikit terkesiap tapi kemudian tersenyum. Perlahan ia mengerti situasinya.

"Akan ku atur." ucapnya menengahi pertengkaran dua orang gadis cantik yang bersamanya.

"Mwo?!"

"Benarkah?" lain Seya, lain pula dengan Seonyi. Jika ekspresi Kim Seya tampak terkejut dan tidak setuju. Beda lagi dengan Seonyi yang menatap Jungkook dengan mata berbinar.

"Tapi apa kau yakin ingin kencan dengan Jimin hyung? Jimin hyung berbahaya, dia bisa saja langsung melahapmu dikencan pertama kalian."

"Apa??" Seonyi tampak bingung dengan ucapan Jungkook.

Ma Busan BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang