Happy Reading.
.
.
.
.
."Oh MY GOD SEYA!!" teriak Jungkook. Baru saja kakinya menjejak lantai apartement dan ingin berteriak mengucapkan satu kata kunci 'aku pulang' mendadak ia langsung meneriakkan kata yang lain dan berlari ke arah Jeon Seya istrinya.
Bagaimana tidak, saat masuk tadi netranya langsung menangkap Seya yang berdiri di atas kursi sambil membuka-buka laci atas di dapurnya. Sementara kursi sedikit bergoyang karena ia terus bergerak-gerak di atasnya. Ditambah perutnya yang buncit terang saja itu jadi pemandangan yang horor bagi Jungkook.
"Apa yang kau lakukan?! Turun!!" perintahnya sambil membantu Seya turun dari kursinya "Apa yang kau cari sampai naik kursi begitu?!" tatapan Jungkook tajam mengintimidasi membuat Seya menunduk.
"Aku mau mie, Jungkook." jawab Seya sambil menunduk.
"ASTAGA MIE LAGI?! Kan kemarin sudah Seya, mie tidak baik untuk bayimu."
Mendengar kata-kata Jungkook, Seya memberanikan diri menatap pria di depannya. "Tapi aku mau mie..." ucapnya sambil mengerjapkan matanya menunjukkan puppy eyesnya. "Boleh, ya?"
"Aish." Jungkook mendesis lalu memalingkan wajahnya sejenak. Bagaimanapun wajah imut Seya yang seperti itu adalah kelemahan terbesarnya. Tapi kali ini ia tak mau kalah. Seya tak boleh makan mie lagi. Maka dengan suara lembut ia menolak permintaan istrinya. "Jangan mie ya, kau boleh minta makan apa saja, asal jangan mie lagi."
Tapi tampaknya Seya tak mau mengalah begitu saja. Kepalanya menggeleng "Mie, aku mau mie kuah yang ada di sana." ia menunjuk laci yang tadi sempat digapainya. "Sekali lagi saja, aku mau mie dengan telor ceplok dan dua cabai hijau, atau tiga__"
"DIAM!!" Jungkook langsung menghardiknya membuat Seya terdiam dengan wajah memelas dan mata yang berkaca-kaca. "Lupakan mie dalam imajinasimu, dan kita malam ini makan di luar."
"TIDAK MAU!! APPA JAHAT!!" Teriak Seya sambil menghentak "Lagi pula ini keinginan bayimu, kau JAHAT!!" teriaknya sekali lagi lalu berjalan dengan langkah menghentak dan masuk ke dalam kamar sambil membanting pintu.
"Aish." kembali Jungkook mendesah "Kenapa susah sekali menghadapi ibu hamil yang satu itu. Apa Yoongi hyung juga seperti ini saat menghadapi Naya noona."
Sejenak Jungkook mematung menatap ke arah pintu kamarnya. "Dia pasti menangis lagi." gumamnya, lalu tatapannya teralihkan pada laci yang tertempel di dinding dapur. "Tidak bisa kali ini aku harus tegas." putusnya.
Lima belas menit kemudian Jungkook membuka pintu kamar. Dilihatnya seluruh sudut kamar, berfikir kalau istrinya sedang menangis di balik selimut seperti biasa. Tapi nyatanya wanita itu tidak ada di sana. Ranjangnya tampak sangat rapi. Hingga kemudian netranya menangkap pintu balkon yang terbuka.
Perlahan Jungkook pun melangkah ke sana. Senyumnya terbit saat mendapati Seya duduk di atas kursi yang di tarik mendekati pagar pembatas balkon. Tangannya terulur sambil mencabuti bunga krisan yang ada di tangannya. Ia pasti mengambil bunga itu dari pas bunga di dalam kamarnya.
Jungkook meletakkan sesuatu yang ia bawa di atas meja. Lalu tanpa aba-aba Jungkook memeluk istrinya dari belakang. Sedikit membungkukan badannya, membiarkan kedua tangannya turun bebas melewati kedua bahu Seya, lalu mengelus perut buncit istrinya. Sementara kepalanya menelusup di perpotongan leher istrinya bagian kanan.
Cup.
Satu kecupan hangat mendarat di pipi Seya. "Semangkuk mie untuk anak appa, dengan telur ceplok dan satu cabai hijau. Maaf hanya satu, kalau tiga nanti eomma sakit perut." ucapnya lembut sambil terus mengelus perut istrinya seolah ia tengah bicara dengan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Busan Boy
FanficAdult 21+, Romance-drama Aku masih ingat saat kau naik pohon mangga lalu jatuh dan menindihku, karena sejak saat itulah kau mencuri hatiku dan kemudian membawanya pergi. Saat kini sayapmu sudah mengepak tinggi mungkinkah kau akan kembali untuk melet...