extra part 3

1.4K 109 20
                                    

Happy Reading.
.
.
.
.
.

"Tidak mau, pokoknya tidak boleh!" Seya mendengus kesal. Pasalnya ia kesal karena waktu lahirannya sudah dekat tapi Jungkook masih juga akan meninggalkannya ke luar negeri.

"Hanya dua hari Seya, aku tak mungkin tidak hadir dalam acara itu." Jungkook menatap Seya dengan tatapan memohon sementara Seya masih memberenggut kesal sambil memakan popcorn yang ada di tangannya sementara manik matanya menatap layar televisi.

"Baiklah begini saja___"

"Tidak mau!!" semprot Seya semakin kesal. "Kalau kau pergi, aku mau ke Ulsan."

Jungkook menghela nafas. Semakin lama rasanya ia semakin lelah mengurus istrinya yang sedang hamil tua. Ini benar-benar merepotkan. Bahkan dari sejak hamil muda pun Seya sudah merepotkannya. Ibu hamil itu sangat manja. Sering kali ketika ia sedang lelah dan Seya berulah maka tanpa sadar emosinya jadi meluap dan berakhir membentak wanita itu sampai menangis.

Yoongi sudah sering memperingatkannya bahwa wanita hamil memang sangat sensitif. Ia harus bisa lebih bersabar. Tapi yang namanya manusia, sesabar apapun dirinya bisa saja ia lepas kontrol.

"Seya dengarkan aku. Waktu kelahirannya tinggal sebulan lagi. Dan saat itu tiba aku janji akan ada di sini bersamamu. Tapi sekarang tolong izinkan aku pergi hanya dua hari. Dan  aku akan bawa ibumu ke sini, juga appa dan eommaku untuk menemanimu, mau kan?"

Seya bergeming, membuat Jungkook menghela nafas. Barulah setelah itu wanita itu menoleh ke arah suaminya. "Janji satu hal padaku." ucap Seya dengan wajah masih mencebik dan mulut penuh popcorn.

"Setidaknya habiskan dulu popcorn di mulutmu Seya, astaga kau ini. Aku jadi khawatir dengan anakku nanti."

"Tidak jadi!!!" sembur Seya sambil menyerahkan popcornnya dengan kasar ke arah Jungkook, hingga jagung empuk itu berhamburan ke lantai.

"Oh astaga Seya kenapa kau jadi seperti ini?!" tanpa sadar Jungkook mulai meninggikan suaranya.

"Aku kenapa Jungkook? Kurasa dari dulu juga aku seperti ini. Kenapa? ada yang salah denganku? Atau kau merasa jijik denganku sekarang, karena di luaran sana para pamujamu jauh lebih baik dariku begitu?"

"Seya, bukan begitu tapi aku cuman mau bilang agar kau bisa lebih rapi sedikit saja, jangan seperti ini." ucap Jungkook sambil membereskan tumpahan popcorn di lantai.

Sementara di tempatnya Seya menatapnya tajam "Kenapa jika aku tak bisa rapi Jungkook? Kau menyesal? Menyesal karena telah menikahiku karena aku sangat berantakan? Dan___"

"SEYA SUDAHLAH!! BERHENTI BICARA AKU SUDAH LELAH MENDENGARNYA."

Tanpa sadar Jungkook kembali membentak. Membuat air mata seketika tumpah dari sudut mata istrinya. Dan karena Jungkook tengan sibuk membersihkan ceceran popcorn di lantai, ia pun mengabaikan istrinya yang sudah mulai menangis.

Merasa diabaikan Seya segera berderap masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu. Sejenak Jungkook terkesiap sambil menatap ke arah kamar. Lalu menggeleng pelan "Oh astaga, kenapa dia jadi seperti itu." gumamnya lalu mengabaikan sikap manja istrinya.

Setelah semuanya bersih Jungkook pun berderap mengambil jaketnya yang tergantung pada gantungan baju di dekat pintu utama "Kurasa kau harus mulai belajar mengontrol sikap manjamu itu Seya." gumam Jungkook lalu berlalu pergi.

Seya yang sudah ada dalam kamarnya kini tengah berusaha menetralkan emosinya. Sejak mengandung, entah kenapa emosinya memang sangat kacau. Di samping itu ia juga tambah malas mengerjakan atau membersihkan apapun. Selain tidur, yang ia lakukan seharian hanya makan dan menonton televisi.

Ma Busan BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang