Tubuh Seya masih menggeliat dibalik selimut tebalnya yang hangat saat dering ponselnya berbunyi nyaring. Dengan satu tangannya ia meraba-raba bawah bantalnya guna mendapatkan ponsel yang mengusik tidurnya.
Terpampang nama Ma Busan Boy di sana. Ia enggan mengganti nama itu karena Jungkook sendiri yang menamai dirinya dengan sebutan itu.
"Halo, Busan Boy." sapa Seya dari tempatnya dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur. "Kau sedang apa?"
"Aku sedang menelponmu." jawab Jungkook di seberang sana.
"Ck. Apa kau membangunkanku hanya untuk menggangguku?" kesal Seya, sambil menggeliatkan tubuhnya dan menguap. Sembari menunggu jawaban Jungkook ia mengarahkan tangannya untuk mengambil jam tangan yang tergeletak di sampingnya. Jam 04.02 pagi. Gumamnya dalam hati.
"Maaf apa aku menelpon kepagian, ya?" suara Jungkook terdengar penuh penyesalan.
"Yah begitulah, ini baru jam empat pagi, asal kau tau. Tapi sekarang katakan padaku bagaimana kabarmu di sana dan apa yang sedang kau lakukan?" Selesai bertanya demikian tiba-tiba saja sambungan Jungkook berubah jadi sambungan video call.
Sedikit panik, Seya segera bangkit dari tidurnya lalu merapikan rambutnya dengan sisir sebelum menggeser tombol hijau pada layar ponselnya. Tapi sialnya karena buru-buru ia bahkan belum sempat mencuci wajah.
"Kau belum cuci muka, ya? Ilermu kelihatan." semprot Jungkook tepat setelah Seya menggeser tombol hijau.
"Yak!! Jadi kau menelponku hanya untuk menghinaku?!" kesal Seya, lalu memberngut dan menghempaskan tubuhnya kembali tidur terlentang di atas ranjang, dan sialnya ia lagi-lagi melakukan kesalahan fatal yang baru ia sadari saat suara Jungkook kembali terdengar nyaring.
"Seya, kau tidur tanpa baju? Payudaramu besar sekali aku jadi tegang." vulgar pria itu.
"JUNGKOOK!!!" teriakan Seya membahana membuat Jungkook tertawa terpingkal. Menyadari kesalahannya Seya segera menutup tubuhnya dengan selimut. Semalam ia memang tidur tanpa busana karena pendingin ruangannya mati, jadi ia kegerahan, tapi ketika malam sudah bergeser jadi dini hari ia malah merasa kedinginan dan karena malas bangun maka ia hanya menggulung tubuhnya dengan selimut tebal. Apesnya ia lupa memakai bajunya karena terburu-buru menerima sambungan jarak jauh yang dilakukan Jungkook.
"Kenapa ditutupi, aku suka melihatnya, biarkan aku berfantasi sebentar dengan itu."
"Diam kau Jungkook!!"
"Tunggulah, aku akan kekamar mandi agar tak ada yang melihatku melakukannya, kau bisa mengarahkan kameramu ke bawah juga, kan." pria itu mengerling nakal.
Lalu.
Bip.
Bip.
Bip.
Seya langsung mematikan sambungan ponselnya dan menonaktifkannya lalu kembali melanjutkan mimpinya. Wajahnya mengetat dan bersungut kesal. Akhirnya lima menit kemudian ia melempar selimutnya asal, lalu bangkit dari ranjang empuknya. Kemudian bergerak melangkahkan tungkainya ke kamar mandi. Tapi, sejenak ia mematut diri di depan cermin besarnya yang tertempel di tembok.
Mengingat ucapan Jungkook tadi, tanpa sadar membuatnya menatap tubuhnya yang hanya mengenakan hotpants. Dirabanya payudaranya sendiri dengan kedua tangannya "Lumayan." gumamnya dengan wajah memerah. Seketika ia kembali merasa malu "Apa Jungkook benar-benar melihatnya? Ck." kembali ia bergumam sambil membayangkan bagaimana ekspersi Jungkook tadi. "Dasar mesum!" ketusnya pada angin sepoi-sepoi yang ia biarkan masuk melalui jendela kamarnya yang sedikit terbuka. Barulah kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi, tapi sedetik kemudian ia kembali merona malu karena teringat Jungkook sudah pernah meremas benda sensitifnya itu. "Ish. Paboya." ia pun memukul kepalanya lalu masuk dan menutup pintu kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Busan Boy
FanfictionAdult 21+, Romance-drama Aku masih ingat saat kau naik pohon mangga lalu jatuh dan menindihku, karena sejak saat itulah kau mencuri hatiku dan kemudian membawanya pergi. Saat kini sayapmu sudah mengepak tinggi mungkinkah kau akan kembali untuk melet...