Bocah minggir sebentar, ada yang mau lewat.
.
.
.
.
.
Happy reading.
.
.
.
.
.Hal yang paling ia syukuri dari hubungannya dengan Jungkook adalah pria itu sangat pengertian, hangat dan penyanyang.
Sebulan yang lalu Jungkook menemani Seya menyelesaikan semua masalahnya terkait dengan harta warisan yang tiba-tiba disiapkan oleh sang ayah untuk keluarganya.
Saat itu, sempat Seya berfikir begitu takut dan khawatir akan reaksi sang mama. Namun berkat sikap dewasa Jungkook, akhirnya kekhawatiran si kembar itu pun menguap sirna. Mamanya bisa menerima dengan lapang dan tak menunjukkan gejala depresinya lagi. Akan tetapi, mamanya itu tak mau tinggal di Seoul bersamanya. Ia tetap memilih tinggal di Ulsan. Menyerahkan usaha restaurant kepada Seya, karena Naeyon sendiri sudah lulus dengan title dokter bedahnya dan hanya tinggal menunggu di wisuda. Apartement mewah itu pun kini ditinggali Seya dan Naeyon. Sementara ibunya sudah kembali ke Seoul setelah satu minggu menginap di sana.
Setelah semua masalah itu selesai, Jungkook pun kembali disibukan dengan kegiatannya. Sementara Seya sendiri juga mulai sibuk dengan bisnis restaurantnya. Dibantu seorang manager berpengalaman kepercayaan ayahnya dulu, Seya mempelajari semua hal berkaitan dengan bisnis itu dengan sangat cepat.
BTS telah kembali dengan world tournya. Itu menyebabkan Seya dan Jungkook semakin sulit untuk bertemu secara langsung. Maka satu-satunya hal yang bisa ia lakukan hanya melakukan video call untuk melepas rindunya.
Jika seperti itu keadannya, Seya jadi iri dengan Seonyi. "Rasanya lebih enak jadi masternim saja." gumamnya sambil menatap keluar jendela kantornya. "Seonyi bisa kencan setiap saat. Menyebalkan." ia mendengus kesal. Tanpa menyadari seseorang berdiri tak jauh di belakangnya.
Pria itu mengulum senyum saat mendengar gumaman Kim Seya. Hingga saat wanita itu memutar tubuhnya ia masih mengunci mulutnya dan enggan untuk bersuara.
Sepuluh menit kemudian Seya menutar tubuh, dan terkesiap karena pria itu sudah berdiri dan tersenyum dengan tangan terentang. "Jungkookie!!" seru Seya terperanjat lalu berlari dan menabrak tubuh kekekasihnya hingga tubuh pria itu terdorong membentur tembok di belakangnya.
"Kapan pulang? Bukankah kau bilang akan datang minggu depan."
"Aku sengaja merahasiakan jadwalku, agar jadi kejutan." Jungkook memeluk pinggang ramping Kim Seya sambil kemudian menggosok-gosokkan kedua hidung mereka yang saling bersentuhan "Kau merindukanku, heum?"
"Sangat!" jawab Seya sambil mengarahkan kedua tangannya hingga bergelayut di leher Jungkook.
"Aku juga sangat merindukanmu." segera Jungkook meraih bibir ranum milik Seya. Bibir manis yang selalu ia rindukan, dan impikan dalam tidurnya.
Bibir keduanya menyatu dan bergerak dengan intens melepaskan rasa rindu masing-masing. Sampai waktu berlalu cukup lama barulah keduanya saling melepaskan diri. "Bagaimana resturantmu? Lancar? Aku lihat tadi sepi dan karyawan sedang bersih-bersih." Jungkook menggandeng tangan Seya, mengajaknya duduk di sofa. Tapi ia tak membiarkan pantat wanitanya menyentuh sofa, melainkan menariknya duduk di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Busan Boy
FanfictionAdult 21+, Romance-drama Aku masih ingat saat kau naik pohon mangga lalu jatuh dan menindihku, karena sejak saat itulah kau mencuri hatiku dan kemudian membawanya pergi. Saat kini sayapmu sudah mengepak tinggi mungkinkah kau akan kembali untuk melet...