Happy Reading.
Makasi udah Vote dan koment ya..borahae😘😘💜💜💜
.
.
.
.
.Tungkainya yang terseret pelan sejak tadi kini terdiam di depan pintu masuk. Seorang bayi sedang tertidur pulas dalam gendongannya sementara di sebelah kanannya satu koper berisi pakaian bertengger siap untuk dibawa masuk. Ia ingin menekan bel, tapi mendadak diam karena suara decitan pintu yang terbuka terdengar di telinganya menandakan pintu itu telah dibuka dari dalam.
"Seya, kau sudah datang?" suara Jungkook terdengar senang. Sepertinya ia memang sudah menunggu wanita itu sejak tadi. Karena berulang kali Jungkook tampak keluar masuk mengecek kedatangan Kim Seya dan anaknya.
"Masuklah. Biar aku bantu membawa ko..."
"Tunjukan saja kamarku." ketus Seya memotong ucapan Jungkook yang berakhir diam kemudian sedikit menggeser tubuhnya agar Seya bisa masuk ke dalam apartement itu.
Sembari melangkahkan tungkainya ke dalam, Seya berusaha tetap menjaga netranya agar tak meneteskan air mata. Semua kenangan manisnya di rumah itu langsung menjejali pikirannya hingga dadanya terasa begitu sesak.
"Seya, kamarmu ada di..."
"Jika boleh aku akan tidur di kamar tamu di lantai bawah."
Jungkook kembali terdiam. Padahal ia sudah mempersiapkan ranjang yang baru dan lebih besar di sebelah kamarnya di dalam kamar yang dulu mereka rancang untuk menyambut kelahiran buah hati mereka.
"Baiklah, kalau begitu akan kuturunkan box bayinya agar kau bisa tidur dengan tenang." suara Jungkook yang tadinya terdengar cukup senang akhirnya kembali melemah. Ia pun bersiap untuk melangkah naik ke lantai dua sebelum suara Seya kembali menghentikan niatnya.
"Kau tidak perlu membawa apapun turun. Kami tidak membutuhkannya. Terimakasih sudah memberiku kamar yang kuinginkan." Seya pun melangkah menuju kamarnya sendiri meninggalkan Jungkook yang terdiam bagai patung. Suara wanita itu terdengar begitu ketus dan dingin.
"Oh ya," Seya berhenti melangkah. "Jika tidak ada sesuatu yang penting kuharap kau tidak mengganggu kami." ucap Seya tanpa menoleh sedikitpun. Lalu kemudian kembali melangkah masuk ke kamarnya dan menutup pintu dengan kasar.
Sekali lagi Jungkook terkesiap. Seya tak pernah seperti ini sebelumnya. Ia wanita yang sangat baik dan pemaaf. Masih bisa Jungkook ingat bahkan saat malam terakhir mereka bertemu di Rumah Sakit Seya masih mau memaafkannya meski tahu ia baru saja bersetubuh dengan perempuan lain. Tapi sekarang apa yang ia lihat di depannya benar-benar berbeda. Dia seolah bukan Seya lagi. Wanita itu seolah wanita asing yang menyamar dengan menggunakan tubuh Kim Seya.
Sejenak Jungkook menghela nafas panjang "Ini bahkan belum sejam, Jungkook. Kau tak boleh menyerah!" ucapnya memberi semangat pada dirinya sendiri lalu kemudian melangkah menuju dapur. Ia akan membuat makan malam yang istimewa untuk istrinya.
Jungkook pun kemudian berkutat dengan segala peralatan dapur. Mencoba mencari resep di internet dan membuatnya dengan sepenuh hati. Meski akhirnya ada begitu banyak bahan makanan yang terbuang karena ia tak sehebat Seokjin kakak tertuanya di dorm. Tapi setelah cukup lama ia berkutat akhirnya makan malam yang diinginkannya pun berhasil ia buat. Makanan kesukaan Seya.
Setelah itu ia menata semuanya dengan apik di atas meja makan sebelum kemudian ia berlari ke dalam kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian barulah setelahnya ia akan mengundang Seya untuk makan bersama.
Jungkook akan membuat hari-hari Seya di rumahnya menjadi hari-hari yang special yang tak akan pernah bisa ia lupakan meskipun seandainya nanti Seya benar-benar memutuskan untuk pergi darinya.
Bahkan hanya untuk bisa membuat Seya terkesan, Jungkook harus memohon pada pihak agensi agar tidak membuat jadwal untuk ke luar negeri selama tiga bulan ke depan. Syukurlah ia berada di dalam agensi yang sangat baik maka permohonannya pun dikabulkan. Mereka bahkan diberikan waktu liburan selama tiga bulan penuh. Pihak agensi sampai membuat pengumuman resmi bahwa artis mereka sedang mengambil cuti panjang selama tiga bulan penuh dan menghimbau agar semua orang menghargai privasi mereka dimanapun mereka berada dan membiarkan mereka menghabiskan liburannya dengan nyaman.
Jungkook tak tahu apa yang dilakukan para hyungnya untuk mengisi liburan itu, karena yang ia tahu adalah tiga bulan ke depan Jungkook akan memanfaatkan waktunya dengan sangat,sangat baik.
Keluar dari kamar mandi Jungkook hanya memakai handuk untuk menutupi bagian bawahnya lalu bergegas menyalakan hair dryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah meneteskan titik-titik air membasahi tubuhnya. Sejenak ia melirik jam dinding sambil tangannya sibuk memainkan hairdryernya.
"Sebentar lagi waktunya makan malam." gumamnya lalu bergegas mematikan pengering rambut itu dan kemudian menarik baju dari lemari dan segera memakainya.
Tepat saat ia tengah memakai baju itu ia mendengar bel pintu utama bebunyi.
"Siapa ya?" gumamnya sebelum mempercepat gerakannya karena ia ingin segera membukakan pintu untuk tamunya yang belum ia ketahui.
Selesai dengan dandanan casualnya, Jungkook pun bergegas membuka pintu kamar dan berderap menuju tangga sambil ekor matanya sekali waktu memperhatikan pintu depan.
Suara bel tak lagi terdengar. Kini digantikan dengan pintu apartement yang terbuka. Jungkook tertegun sesaat menatap ke arah pintu itu. Kemudian raut kecewa pun menyelimuti wajahnya.
Di sana, di ambang pintu itu, Seya tengah berdiri dan bercengkrama dengan seorang pertugas deilvery service. Seya telah membeli makan malam untuk dirinya sendiri. Mengetahui hal itu perlahan Jungkook pun memundurkan langkahnya kemudian memutar badan untuk kembali masuk ke dalam kamarnya.
Jungkook masuk ke kamar itu dengan lesu lalu mengunci pintu dari dalam. Sejenak ia membiarkan dirinya bersandar pada daun pintu disusul dengan air mata yang menetes jatuh membasahi pipinya. "Aku gagal..." desahnya pelan. Setelah merasa cukup tenang Jungkook pun melepas bajunya lalu ia merebahkan dirinya di atas sofa. Ia tidur di sana seperti biasa dan melupakan makan malamnya.
*
Sementara itu di tempatnya Seya tertegun saat menatap sekilas banyangan Jungkook yang membalikan badan dan kembali ke dalam kamarnya. Ia meremas kotak pizza di tangannya.
Sejatinya sedari tadi Seya tahu kalau Jungkook berusaha keras memasak makan malam untuknya. Karena saat hendak pergi ke dapur untuk membuat bubur bayi Seya sempat tertegun di dekat pintu dapur. Dilihatnya bagaimana Jungkook berkutat di dapur hingga keringat membanjiri tubuhnya. Ia bisa tahu itu karena pakaian yang di pakai suaminya itu tampak basah. Wajahnya juga terlihat begitu lelah dan acak-acakan namun tak menyurutkan semangatnya untuk menyelesaikan menu makanan yang ia lihat di layar ponselnya.
Bahkan saking konsentrasinya Jungkook tak menyadari jika Seya memperhatikannya. Hingga kemudian perlahan Seya menjauh dari sana. Menunda rencananya menggunakan dapur itu. Ia kembali ke kamarnya dan segera menghubungi penjual pizza. Seya harus melakukannya. Karena sudah jadi rencananya sejak awal untuk menggagalkan mediasi itu. Dan jika ia ingin berhasil maka Seya hanya perlu melakukan satu hal. Yakni membuat Jungkook marah dan membuatnya kembali melakukan kesalahan agar ia bisa memiliki alasan untuk keluar dari apartement itu dan gugatan cerainya bisa segera dikabulkan.
Namun melihat Jungkook yang melangkah gontai menuju kamarnya entah kenapa malah membuat hatinya serasa diremas dan ngilu. Dadanya merasa sesak. Maka ia pun kembali ke dalam kamarnya dan meletakkan pizza itu di atas meja begitu saja, niatnya untuk memakan pizza itu lenyap sudah.
Sesaat kemudian Seya memutuskan untuk membuat bubur untuk bayinya. Ia sengaja berada di dapur cukup lama. Berharap agar Jungkook kembali turun dan menawarinya makan malam. Akan tetapi pria itu tak kunjung turun. Hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan menyuapi buah hatinya bubur yang sudah ia siapkan. Lalu setelah itu Seya pun tertidur bersama Jungmin yang sudah terlelap karena perutnya sudah kenyang. Seya pun tertidur tanpa menyentuh pizza yang ia pesan. Membiarkan dirinya kelaparan sama seperti suaminya sendiri.
Tbc.
Adeh hidup kalian kok jadi ribet banget sih😅😅😅
Aku yang bikin kisahnya jd pusing sendiri. Kalian merepotkanku JungSeya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Busan Boy
Fiksi PenggemarAdult 21+, Romance-drama Aku masih ingat saat kau naik pohon mangga lalu jatuh dan menindihku, karena sejak saat itulah kau mencuri hatiku dan kemudian membawanya pergi. Saat kini sayapmu sudah mengepak tinggi mungkinkah kau akan kembali untuk melet...