"Jungkook...." Seya memundurkan langkah saat netranya menatap seseorang yang berdiri dengan sebuah map biru di tangannya itu terdengar memanggilnya. Pria itu adalah Park Hyun Joo, saudara perempuan yang membawa kabur ayahnya. Mereka pernah bertemu di Busan waktu itu. Pada awalnya Seya tak tau kalau Park Hyun Joo ikut terlibat dalam kasus perselingkuhan ayahnya.
Park Hyun Joo adalah teman baik ayahnya. Saat mereka pindah ke Busan, ayah Seya pernah menceritakan siapa Park Hyun Joo dan kenapa pria itu berkunjung ke rumah mereka di Busan bersama dengan adiknya. Hal yang tak pernah diduga Seya dan seluruh keluarga adalah kedatangan mereka ke Busan waktu itu justru hanya untuk meminta pertanggungjawaban ayahnya atas kehamilan adik perempuannya. Terang saja saat itu semua keluarga shock berat. Sementara si keluarga Park terus menuntut, ayahnya malah terus berkilah. Hingga Park bersaudara itu pergi meninggalkan Busan.
Baru saja mereka merasa tenang dengan kepergian kedua marga Park itu, tiba-tiba seminggu setelahnya, sang ayahlah yang menghilang dan hanya meninggalkan secarik kertas bertuliskan permohonan maaf atas kekhilafannya. Karena wanita itu sudah hamil, maka mau tak mau ia harus bertanggungjawab atas perbuatannya. Itulah awal kehancuran seluruh keluarga Kim.
"Jungkook, bawa aku pergi dari sini." pinta Kim Seya, dia sempat berfikir bahwa orang yang ada di balik pintu itu adalah ayahnya, tapi ternyata bukan. "Seya...." dengan penuh ketenangan Jungkook masih menggandeng tangan wanitanya, "Dengarkan penjelasan Hyun Joo hyung dulu, ya." suaranya terdengar lembut mencoba membuat Seya mengerti bahwa apa yang akan dibicarakan Park Hyun Joo adalah sesuatu yang penting yang harus ia dengar. Tapi, bukannya bersikap tenang, Seya malah menggeleng dan mencoba melangkah pergi sendiri, ia melepaskan genggaman Jungkook dari tangannya.
"Ayahmu sudah meninggal 7 bulan yang lalu." langkah Seya mendadak terhenti. Bagaimanapun ia membenci pria itu, tapi tetap saja mendengar kabar kematiannya langsung menjadi sebuah pukulan besar baginya. "Satu-satunya hal yang dia inginkan dalam hidupnya adalah bisa kembali pada kalian, keluarganya. Bahkan hingga dia menghembuskan nafas terakhirnya, dia masih terus menggumamkan kata maaf pada kalian semua."
Seketika tubuh Seya meluruh hampir saja terjatuh kalau saja Jungkook tak segera memeluknya, lalu menuntunnya masuk ke dalam dan mengajaknya duduk di sofa. Dengan segera Jungkook mengambil segelas air dari dispenser yang terletak di pojok ruangan itu. "Minumlah..." ia menanggapi air yang diberikan Jungkook padanya, kemudian membiarkan Jungkook merangkul dirinya dalam pelukan.
"Seandainya aku tahu masalah ini sejak awal, mungkin semuanya tak akan jadi seperti ini."
"Apa maksudmu?" tanya Seya pada Park Hyun Joo, air matanya sudah lebih dulu terjatuh saat mendengar kabar kematian ayahnya. Ia membenci pria itu tapi sejatinya ia juga merindukannya.
"Mereka sebenarnya tak pernah berselingkuh, adiku dan ayahmu." Park Hyun Joo terdiam sesaat, ia melangkah dari tempatnya kemudian berjalan menuju jendela. Menatap suasana kota Seoul dengan nanar sebelum melanjutkan ceritanya. Sementara Seya di tempatnya terus menatapnya dengan raut penuh tanya "Peristiwa itu terjadi saat perayaan hari ulang tahunku."
"Aku kembali dari Indonesia untuk merayakan ulang tahunku bersama keluarga juga teman-teman kuliah termasuk ayahmu, sekalian untuk reunian. Aku masih ingat dia mengatakan tak bisa membawa keluarganya datang karena kalian sedang menunggui nenek kalian yang sedang sakit, maka ayahmu hanya datang sendirian."
"Saat itu, adikku terlalu mabuk untuk bisa pulang sendiri maka aku meminta ayahmu untuk mengantarnya pulang ke apartement, karena apartement adikku searah dengan hotel tempat ayahmu menginap. Disamping itu ayahmu juga tampak masih bisa menguasai dirinya meski berada dalam pengaruh alkohol, ia masih sanggup untuk mengemudi. Aku melupakan satu hal, bahwa jika seseorang berada dalam pengaruh alkohol, maka mereka seringkali bertindak tidak sesuai dengan kehendak mereka. Maka itulah yang terjadi di antara mereka. Mereka berakhir tidur bersama di dalam apartement adikku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Busan Boy
Fiksi PenggemarAdult 21+, Romance-drama Aku masih ingat saat kau naik pohon mangga lalu jatuh dan menindihku, karena sejak saat itulah kau mencuri hatiku dan kemudian membawanya pergi. Saat kini sayapmu sudah mengepak tinggi mungkinkah kau akan kembali untuk melet...