Hayo...siapa yang menunggu lanjutan aksi Jungkook? Ada yang kasian karena dia selalu apes? Kalau gitu tunjukan antusiasme kalian dengan vote dan koment yang banyak biar nasib Jungkook jadi lebih baik lagi.😅😅
Yang bocah boleh minggir dulu? Tunggu chapter selanjutnya aja.
.
.
.
."Naeyo?!"
"Mama?!"
"Oh shitt!!!" teriak mereka berbarengan.
"Bagaimana ini? Aaahh...aakhh.." desahan Seya masih mengudara, karena ditengah kebingungannya Jungkook masih terus memompa tanpa mengurangi temponya, tapi malah mempercepat goyangan erotisnya.
"Jung___ hhmmmpp." kembali ia membekap bibir kekasihnya yang terus saja bicara.
Sejatinya ia juga cemas, tapi libidonya harus ia tuntaskan. Mengingat pintu itu sudah terkunci dan ruangan kedap suara maka ia merasa cukup aman untuk melakukan aksinya hingga akhir.
"Aaahh...kau sangat nikmat Seya...aaasshhh...aaahhh..biarkan aku menyelesaikan ini...hhhh...sebentar lagi..." bisik Jungkook di tengah-tengah kegiatan panasnya.
Di sisi lain tak bisa Seya pungkiri, semua yang dilakukan Jungkook atas tubuhnya memang terasa sangat nikmat. Ini kali keduanya mereka kembali bersenggama, dan Seya menyukainya. "Biarkan saja Naeyon dan mama, Seya..jika kau tak menjawab mereka pasti akan pergi."
"Tapi...mereka akan curiga..Jungkook." di tengah percintaanya, wajah Kim Seya masih menunjukkan ekspresi kepanikan. Antara takut, nikmat dan tertantang dengan kondisi itu malah membuat gairahnya makin liar, hingga ia semakin mencoba mengimbangi permainan kekasihnya. Ada geleyar aneh yang bisa ia rasakan saat perasaan waswas dan takut ketahuan itu muncul bersama hasrat sexnya.
"Aaggrrhhh...hhh....oouuchh yess...Seya...aahh.." Jungkook menggeram mencengkram kedua payudara Seya dan mempercepat laju gerakan pinggulnya. Dinding vagina Seya serasa meremas miliknya di dalam sana menandakan bahwa wanita itu akan mencapai klimaksnya kembali.
"Jungkook...aaahh...faster...aahh...aku..mau...aahh..."
"Mom, sepertinya Seya tak di sini, ayo kita pulang saja, mungkin dia sudah pulang."
Suara Naeyon yang terdengar samar di balik pintu membuat Jungkook tersenyum, juga Seya yang masih berada di bawah tubuhnya. Serasa seperti berada di jalan bebas hambatan, Jungkook pun menggenjot makin kuat, membuat Seya memekik dengan tubuh terhentak keras. Hingga bahkan sofa itupun ikut kewalahan menanggung beban dua anak manusia yang sedang bercinta itu. Keringat membanjiri keduanya.
"Ouucchh Jungkook aahh..."
"Hhh...aaahh...aaku..ke..lua...aarhhh...." tubuh Seya menggeliat melepaskan sesuatu di bawah sana. Vaginanya berkedut mencapai puncak kenikmatannya. Sedangkan Jungkook memejamkan matanya, merasakan betapa nikmatnya inti gadis itu mencengkram miliknya. Maka kembali ia menghujam beberapa kali lagi untuk segera membebaskan hasratnya. "Aaarhh!!" ia pun mengerang bersamaan dengan semburan lavanya yang menembus rahim Seya. Ia terjerembab kelelahan di tubuh kekasihnya membiarkan rasa hangat dan sisa-sisa kenikmatan menghampirinya. Sesaat kemudian ia mendongakkan wajahnya. Menatap wajah cantik Kim Seya yang bermandikan keringat. Lalu ia tersenyum dan meraih bibir manis milik sang wanita. Memagutnya dengan sangat lembut dengan mata terpejam merasakan betapa indahnya cinta mereka. Hingga kemudian ciuman itu terlepas dan mereka tertawa bersama-sama.
"Bagaimana dengan Mom, Jungkook?" tepat setelah Seya mengatakan itu ponsel Seya berdering. "Jungkook, itu pasti dari Naeyon. Sepertinya mereka sudah sampai di rumah."
Jungkook tersenyum, "Biarkan saja, kau bisa menghubungi mereka setelah ini." ia melepaskan penyatuannya membuat Seya mendesah karena adanya gesekan di dinding vaginanya "Kau menggodaku lagi, nona." Jungkook menatap kekasihnya yang tersenyum jahil. Maka ia pun berbuat lebih jahil lagi dengan kembali menekan kejantanannya pada liang kesukaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Busan Boy
FanfictionAdult 21+, Romance-drama Aku masih ingat saat kau naik pohon mangga lalu jatuh dan menindihku, karena sejak saat itulah kau mencuri hatiku dan kemudian membawanya pergi. Saat kini sayapmu sudah mengepak tinggi mungkinkah kau akan kembali untuk melet...