Aku double up ya gais. Jadi gas dong voteny jangan jadi siders ya, makasi.
.
.
.
.
.Tak ingin air matanya di ketahui oleh sang mama dan juga Naeyon, Seya tak lantas pulang ke apartementnya. Ia memutuskan untuk jalan-jalan sebentar di taman kota guna menghalau rasa kesalnya. "Dasar bodoh." gumamnya, kesal pada pendirian Jungkook yang selalu ingin semuanya terjadi sesuai dengan keinginannya.
Bagaimanapun ia tak ingin menyakiti hati saudaranya. Walaupun Naeyon pernah memberinya selamat atas hubungan itu tapi, tetap saja Seya merasa bersalah. Sejatinya mungkin bukan Naeyon yang butuh waktu untuk menerima hubungan itu. Tapi dialah yang butuh waktu untuk menghalau keraguan atas hubungan yang berbeda kelas itu.
Walau bagaimanapun Jungkook terbang terlalu tinggi. Sementara ia hanya seekor kumbang yang berusaha terbang mengimbangi burung elang yang perkasa itu. Seya hanya butuh waktu untuk memantaskan dirinya di terima di masyarakat sebagai pasangan seorang idol multi talent dan sesempurna Jeon Jungkook. Karena itulah Seya melepaskan pekerjaan mengajarnya dan fokus mengurus restaurant Jepang peninggalan ayahnya. Disamping masalah itu, masih ada Kim Naeyon, saudara kembarnya yang membayang-bayangi hubungan mereka, maka lengkap sudah segala faktor pendukung yang membuatnya bertahan pada keputusannya untuk tidak mengumumkan hubungan mereka. Hingga pertentangan di antara mereka pun terjadi.
"Kenapa kau tak mengerti juga. Kau egois." gumamnya marah, sambil melempar batu kecil ke kolam air di depannya.
"Siapa yang egois? Dan taukah kau melempar kerikil ke dalam kolam itu pelanggaran kau bisa di denda."
"Eh? Benarkah?" Seya segera berlari menuju kolam di depannya lalu mengulurkan tangannya berusaha meraih batu-batu kecil yang ia lemparkan tadi hingga kemudian.
Byur!
"Kya!!" jerit Seya "Dokter apa yang kau lakukan, aku basah semua."
Dokter Jaehan tertawa terbahak, lalu kembali dengan sengaja mencipratkan air ke arah gadis yang kini tengah mencebik di dalam kolam. Tak selang berapa lama air mancur muncrat ke udara dan langsung menyiram tubuh Kim Seya membuat dokter Jaehan tertawa semakin keras. "DOKTER!!!" teriaknya. Lalu segera keluar dari kolam itu dan mengejar Jaehan yang telah berlari lebih dulu.
"Awas kau oppa!!" teriak Seya lalu memburu makin cepat.
Sementara tak jauh dari sana Jaehan sengaja mengurangi kecepatan larinya agar Seya bisa mengejarnya. Ada satu hal yang ia inginkan dari wanita itu. Dan ia yakin rencananya pasti berhasil.
Maka kemudian saat Seya berhasil menarik bajunya dari belakang, dokter Jaehan segera menarik tubuh Kim Seya ke dalam pelukannya lalu menjatuhkannya di tanah. Mereka berguling beberapa kali sebelum akhirnya terhenti dengan tubuh Jaehan menindih wanita cantik itu.
Nafas keduanya tersengal. Jaehan memanfaatkan posisinya untuk menatap paras cantik di bawahnya yang terpejam mengatur nafasnya. Pakaiannya yang basah membuat kain pelindung tubuh itu jadi transparan dan menampilkan lekuk tubuh Kim Seya yang sempurna. Berulangkali Jaehan terpaksa harus menelan ludah karena melihat bibir basah Seya dan juga gundukan kenyalnya yang terbungkus baju dan branya. Seya tak menyadari tatapan lapar itu.
Hingga kemudian setelah ia merasa cukup tenang, barulah Seya membuka mata. Dilihatnya Jaehan menatapnya tanpa berkedip kemudian perlahan menurunkan wajahnya berusaha menghapus jarak di antara mereka. Kim Seya sempat terpesona dengan wajah tampan itu. Hingga bibir mereka hanya berjarak beberapa helai rambut barulah Seya tersadar akan posisinya yang salah.
"Ah, oppa kau berat." ia pun berusaha menyingkirkan tubuh pria itu. Yang berakhir mendesah kecewa. Seya segera bangun dan mendudukan dirinya di atas tanah "Apa yang oppa lakukan di sini?" tanyanya sambil melirik pria yang kini duduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Busan Boy
FanfictionAdult 21+, Romance-drama Aku masih ingat saat kau naik pohon mangga lalu jatuh dan menindihku, karena sejak saat itulah kau mencuri hatiku dan kemudian membawanya pergi. Saat kini sayapmu sudah mengepak tinggi mungkinkah kau akan kembali untuk melet...