Jungkook menghela nafas mengingat romansanya semalam bersama istrinya mungkin menjadi kisah penutup dalam hubungan mereka. Setitik air mata langsung meluncur begitu saja ketika ia mengingat makan malam romantis yang mereka lakukan di atas balkon yang berujung pada percintaan panas mereka sampai pagi menjelang.
Itu bukan permintaan Seya, tapi adalah keinginannya sendiri. Entahlah, Jungkook hanya merasa harus melakukan semua itu. Menciptakan sebuah malam yang indah sebagai malam terakhir mereka atau tidak sama sekali dan kemudian ia akan terpuruk tanpa sebuah memori yang bisa ia ingat.
Jungkook masih ingat bagaimana Seokjin dan Yoongi menasehatinya sehari sebelum ia memutuskan membuat pesta kecil sebagai lembaran terakhir dalam kisah cintanya dengan Seya. Sebelum kemudian ia harus menutup rapat semua buku indah itu dan meletakkannya di salah satu sisi hatinya yang tak akan pernah ia buka lagi namun juga tak akan pernah ia lupakan. Setelah semua itu, sekarang anggap saja ia telah siap. Sangat siap untuk menipu perasaannya sendiri dengan selalu berkata tidak apa-apa. Ya, semua tidak apa-apa dan baik-baik saja.
Tok
Tok
Tok.
Jungkook menoleh ke arah jendela ketika mendengar seseorang mengetuknya. Ia mendongak menatap wanita yang kini berdiri di luar mobilnya. Rupanya Seya sudah datang. Apakah ia diantar Jaehan? Seulas senyum tipis pun tercetak di wajah pria itu saat mengingat Jaehan yang berulang kali mengantar-jemput istrinya. Sudah sejauh manakah hubungan mereka sekarang?
Tok
Tok
Tok
Kembali suara jendela yang diketuk mengembalikan kesadaran Jungkook. Ia pun menurunkan jendelanya hingga Seya bisa merendahkan tubuhnya dan melihat ke arahnya.
"Hei, Ma Busan Boy...what are you doing there?" lembut suara istrinya menyapa telinganya. Ya, Ma Busan Boy. Jungkook kembali tersenyum tipis mengingat sebutan itu. Itu adalah nama yang ia buat sendiri di ponsel Seya yang secara langsung mengklaim bahwa dirinya adalah milik wanita itu.
"Jungkookie...apa kau ada masalah?" Jungkook tersenyum lalu menggeleng.
"Jadi?! Sampai kapan kau akan duduk di situ? Apa aku harus menciummu lebih dulu baru kau mau keluar dari mobil kesayanganmu ini? Hakim sudah menunggu kita. Haruskah aku palsukan tanda tanganmu dengan alasan kau terjebak dalam mobil dan tak bisa keluar?" Jungkook terkekeh mendengar ocehan istrinya lalu tangannya otomatis membuka pintu mobil sesuai perintah Seya.
"Apa kau sudah tak sabar ingin berpisah denganku?" tanya Jungkook sambil berjalan melewati istrinya begitu saja.
"Apa?!" tanya istrinya sedikit bingung lalu berjalan cepat menyusul langkah kaki Jungkook menuju ruang sidang. Sembari berharap Jungkook akan menjelaskan maksud ucapannya tadi. Akan tetapi Jungkook mengabaikannya begitu saja seolah tak mendengar pertanyaan istrinya juga tak melihat raut kebingungan di wajah cantik itu.
"Oh, kalian sudah datang. Duduklah, Hakim ketua sebentar lagi datang." ucap seorang hakim pembantu yang ada di ruangan itu. Hari ini mereka memutuskan untuk menyelesaikan semuanya secara kekeluargaan. Intern hanya antara Seya, Jungkook, hakim ketua dan dua hakim pembantu sebagai saksi. Karena itulah putusan perceraian mereka akan dilakukan di ruang berbeda dengan ruang sidang sebelumnya.
Setelah duduk selama beberapa menit, hakim ketua selaku mediator hubungan mereka pun memasuki ruangan. Jungkook berusaha bersikap setenang mungkin. Meski jantungnya sudah bertalu, hatinya merasa begitu sakit dan dadanya pun terasa begitu sesak. Dilihatnya Seya membungkuk menyambut dua hakim yang baru datang itu dengan senyuman yang terus mengembang dan tak pernah luntur dari wajahnya. Sepertinya hari ini adalah hari yang benar-benar ia nantikan. Hari kebebasannya selamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Busan Boy
Fiksi PenggemarAdult 21+, Romance-drama Aku masih ingat saat kau naik pohon mangga lalu jatuh dan menindihku, karena sejak saat itulah kau mencuri hatiku dan kemudian membawanya pergi. Saat kini sayapmu sudah mengepak tinggi mungkinkah kau akan kembali untuk melet...