"Oh, namanya Nindy. " Salsa melirikku dari wajah sampai kaki dengan sorot yang sulit kudeskripsikan.
Kuakui Salsa memang sangat cantik dengan balutan dress yang membuat Ia semakin anggun untuk dipandang. Aku juga maklum, kalau Aldo terlihat berbeda jika bersama gadis itu, dengan memakai bahasa Aku-kamu segala.
"Udah ketemu belum sama Mama?" itu Aldo yang bertanya kemudian merapikan anak rambut Salsa yang dikibaskan oleh angin.
"Udah." Salsa tersenyum lalu bersandar di dada bidang Aldo.
"Maaf, aku buat kamu nunggu," lirihnya sembari memejamkan matanya.Atmosfernya terasa semakin aneh di sini, aku merasa mengganggu mereka meskipun mereka kelihatan tampak tidak keberatan.
Ya, aku cukup peka untuk menghadapi situasi sekarang. Tidak boleh mengganggu kemesraan mereka melepaskan rindunya, aku harus cepat-cepat keluar dari ruangan ini.
Aku merapikan buku-buku yang tergeletak sembarang lalu mengangkatnya.
"Eh, kamu mau keluar ya, Nin?" tanya Salsa karena melihatku merapikan buku dengan tergesa-gesa.
"Iya kak, " jawabku.
"Haduh, mentang-mentang aku dateng ya, karena gangguin kamu belajar? kok gitu sih? emang kamu sekolah di mana?" Salsa menatapku penuh selidik.
"Sekolah bareng sama aku." kata Aldo, "dia ditempatin di kelas yang sama juga." Setelah Aldo mengatakan itu, Salsa menyernyitkan dahi lalu menunduk.
Kenapa dengan dia?
Salsa membisiki sesuatu pada Aldo kemudian Cowok itu mengangguk, "Iya, Sal. Bu Indri masukin dia ke Gold Class."
Oh. Karena Salsa baru tahu bahwa aku dari kelas itu, seketika nyalinya menghadapiku ciut.
Terdengar ketukan pintu dari luar, segera aku membukanya. Ternyata Budhe rupanya. Wanita paruh baya itu menyuruh kami semua untuk makan cemilan di ruang keluarga.
Sementara Aldo dan Salsa keluar, aku menolak ajakan Budhe. Siapa aku yang berani-beraninya ikut kumpul di ruang keluarga dengan keluarga Aldo?
Budhe tentu saja memaksaku ikut turun ke bawah, lalu berucap, "Budhe gak mau tau loh ya, harus turun ke bawah kalo enggak, Budhe ngambek sama kamu." Sebelum aku menyanggah lagi, wanita itu segera turun ke tangga.
Menghela nafas, aku buru-buru menutup pintu kamar Aldo lalu melangkahkan kaki menuju tempat yang dimaksud Budhe tadi.
Dengan memakai rok selutut dengan baju kaos biasa, cukup membuatku membandingkan diri dengan gadis sebagai kekasih Aldo yang katanya dari Denmark itu.
Kulihat Om dan Budhe sedang menungguku di sana, sedangkan sepasang kekasih itu sudah melahap cemilannya dengan nikmat dan khidmat sambil bermesraan.
Dengan tumpukan buku yang masih setia kubawa, aku ikut duduk dengan mereka bertiga di atas sofa.
"Kamu sebenarnya belajar bareng Aldo ya?" Salsa berkata, "maaf ya udah gangguin kamu, tapi setelah ini, Aldo bakalan bantuin kamu belajar lagi kok." Salsa tersenyum ketika aku menjawabnya dengan mengangguk.
"Nindy. Jangan terlalu keras belajarnya. Ambil enjoy aja, " ucap Budhe kemudian memberiku segelas susu putih. Sungguh, wanita yang berstatus sebagai Ibu kandung Aldo ini benar-benar memperlakukanku dengan baik.
"Makasih Budhe." Aku ikut tersenyum lalu meminum minuman itu.
"Nindy dari gold class ya Tante?" tanya Salsa ke Budhe.
"Iya, emang kenapa, Sal?"
"Sempet kaget sih, gak nyangka aja gitu. Aku aja yang Papanya mantan kelas itu gak keterima, nah dia yang pindahan dari kampung, langsung bisa. Hebat banget." Salsa kelihatannya serius menanggapi bahwa aku benar-benar dari kelas itu. Barusan, kata-kata Salsa barusan dapat menohok hatiku, danaku juga tidak bisa menyanggah karena itulah memang kenyataannya. Aku saja terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I Meet You [TAMAT]
Teen Fiction"Gimana rasanya satu rumah bareng Most Wanted Aneh Bin nyebelin?" KARENA AKU BERTEMU KAMU, AKU MENCINTAIMU- Nindy Septiana. Sang pemeran utama dalam kisah ini. Maka biarkanlah dirimu masuk ke dunia ini, perlahan mengikuti dan merasakan bagaimana per...