MOHON BIJAK DALAM MEMBACA
INGAT BAIKNYA, LUPAKAN BURUKNYA^^
***1 tahun kemudian ....
Setiap hari. Setiap hari. Setiap hari. Ya, setiap hari aku melakukan rutinitas seperti ini selama di desa setelah meninggalkan kediaman budhe di Jakarta. Menjadi seorang guru Les khusus anak SMA dalam pelajaran Kimia. Pendaftarnya lumayan banyak, sekitar 20 orang dari berbagai kalangan sekolah menengah atas ini.
Hari pertama kepulanganku di desa, semua orang kembali menghinaku. Sama sekali tidak ada perbedaan saat aku menunjukkan prestasi di Jakarta. Alias perjuanganku untuk membuktikan mereka bahwa aku bukan anak tidak berguna sia-sia. Namun saat aku memberikan mereka uang, ternyata mereka tidak lagi seperti itu.
Uang itu adalah hadiah penghargaan saat aku memenangkan olimpiade internasional dulu. Rencananya aku akan membangun rumah agar mbah dan nenek nyaman tinggal di sana. Namun tidak kuduga mereka menolaknya, sepeser pun mereka tidak ingin mengambilnya.
Daripada tersimpan saja, alhasil kami sepakat membagikannya ke para penduduk desa, setelah itu mereka justru ramai-ramai berdatangan meminta maaf akan perbuatan mereka selama ini. Mereka membawakan kami beras, jagung, hasil kerajinan mereka, dan kebutuhan pokok lainnya yang mereka bawa dari hasil panennya.
Ya, karena uang itu mereka dapat menaruh modal pada pekerjaan-pekerjaan mereka. Belum lagi Pak Aldy akan membangun sebuah Klinik Keluarga agar penduduk dapat berobat dengan baik. Membuat orang-orang yang melihatku berjalan seketika menyapaku dengan tulus, tak jarang mereka mengajakku mampir ke rumah mereka.
Ngomong-ngomong soal Pak Aldy. Dia sering datang ke desa. Bertujuan membagikan berbagai kebutuhan pokok ke penduduk dan kadang mengadakan seminar bersama para perawat yang didatangkan langsung dari Rs. Mitra. Karena Pak Aldy adalah dokter spesialis ortopedi, otomatis mereka membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan tersebut.
Pak Aldy sudah bertemu dengan Ibu. Entah bagaimana reaksi mereka karena bertemu di kota dan ibu belum berkunjung ke desa selama setahun. Namun dilihat dari raut wajah Pak Aldy, mungkin ibu sudah memaafkannya. Dan aku ... jarang berbicara padanya. Sesekali Pak Aldy datang membawa makanan sekaligus mengecek kesehatan mbah dan nenek. Namun setelah itu Pak Aldy kembali pergi karena urusan di Jakarta.
Maaf? Ya, aku memutuskan untuk memaafkannya. Bahkan sebelum aku pergi ke Singapura, aku sudah memaafkan Pak Aldy. Dia baik dan tidak bersalah, lalu untuk apa aku menaruh dendam?
Aku, Nindy Septiana berubah seperti semula. Penampilanku kembali seperti dulu, mulai dari tatanan rambut dan gaya berpakaian. Untuk masalah sekolah, aku mengambil ijasah melalui Paket C. Karena belum memutuskan untuk berkuliah di mana, maka Pak Aldy membangun sebuah tempat kursus ataupun bimbel di samping rumah.
Setahun bukan waktu yang pendek. Hari-hari yang kujalani sekarang bertolak belakang dengan yang dulu. Karena desa ini berada di pedalaman maka jaringan sinyal susah melewati kawasan ini, membuatku tidak bisa menelepon siapapun yang berada di Jakarta. Aku pernah menelepon Ovile, Nana, Stella, Vanessa, dan Rosa. Namun waktuku habis percuma karena suara gemuruh yang hanya bisa didengar. Alhasil aku tidak lagi menggunakan handphone.
Namun berita yang kudapat dari salah satu anak buah Pak Aldy, bahwa SMA Bina Bakti kembali merangkak. SMA Bina Bakti bukan lagi sekolah terunggul nomor satu di Indonesia karena gold class sudah resmi ditutup. Para anak gold class tahun ini, menjalani kehidupan masing-masing dengan sedikit susah karena tidak terbiasanya mereka dengan lingkungan luar.
Aku mendapatkan berita bahwa Nana kembali ke asalnya, Korea. Hanya itu, selebihnya aku tidak tahu. Juga untuk masalah Salsa, sekali pun ia tidak pernah meluangkan waktu berkunjung. Ia sibuk dengan sekolahnya di Denmark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause I Meet You [TAMAT]
Teen Fiction"Gimana rasanya satu rumah bareng Most Wanted Aneh Bin nyebelin?" KARENA AKU BERTEMU KAMU, AKU MENCINTAIMU- Nindy Septiana. Sang pemeran utama dalam kisah ini. Maka biarkanlah dirimu masuk ke dunia ini, perlahan mengikuti dan merasakan bagaimana per...