PART 51 : Bertemu Ibu

453 89 32
                                    

MOHON BIJAK DALAM MEMBACAINGAT BAIKNYA, LUPAKAN BURUKNYA^^***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MOHON BIJAK DALAM MEMBACA
INGAT BAIKNYA, LUPAKAN BURUKNYA^^
***

"MAMA!"

Sesampainya di kota untuk menuju Jakarta, kami menyempatkan diri untuk menjemput ibu. Itu suara Salsa, gadis itu berlari sembari menangis menuju wanita yang sudah 18 tahun tidak pernah bertemu. Mereka berpelukan dengan erat, sembari ibu yang terus mengecupi kening Salsa.

"Ini benar mama, kan?" Salsa merangkum wajah ibu. "Ini mama Salsa kan?" ucap Salsa dengan ekspresi yang sangat tidak percaya. Ibu meneteskan air mata.

"Ini mama, sayang. Mama yang lahirin kamu." Ibu mengecup kedua pipi gadis itu. "Kamu cantik sekali, Nak. Anak mama. Mama rindu sekali sama kamu."

"I miss you too, mommy."

Aku berdiri di belakang Salsa sembari tersenyum menyaksikan reaksi ibu yang sangat tidak menyangka bisa kembali bertemu dengan anak kandungnya. Hingga ayah kini memanggil kami lalu melambaikan tangan di sana, pertanda kita harus cepat-cepat memasuki mobil dan menuju ke bandara.

Mereka melepaskan pelukannya, membuatku secepatnya melangkah untuk bergantian memeluk ibu.

"Ayo sayang, kita masuk mobil." Ibu lalu menarik tangan Salsa dan pergi tanpa melirikku sama sekali.

Aku meneguk saliva susah payah, melihat pemandangan tadi. Entah bagaimana, perasaanku yang bahagia dengan cepat berganti. Rasanya seperti ada yang meremas jantungku hingga dadaku sangat terasa nyeri. Bagaimana perasaan kalian jika ibu kandung kalian sendiri mengacuhkanmu dan memilih bersama saudaramu? Itulah yang kurasakan sekarang.

Aku menggeleng lalu kembali tersenyum. Ibu hanya terlalu rindu dengan Salsa. Aku tidak boleh bersedih hanya karena ibu tidak memelukku. Ya, aku harus bisa mengendalikan emosiku.

Kami berada di dalam mobil berempat. Di jok belakang, ada Salsa yang sedang bermanja-manja dengan ibu. Sedangkan aku sedang duduk bersama ayah yang sedang menyetir.

Sementara itu, Aldo dan Arvin sudah take off duluan menggunakan pesawat lain bersama. Sengaja ayah merencanakan itu, katanya agar momen berharga pertemuan pertama kami dengan keluarga bisa berjalan dengan baik. Aku melirik ke arah ayah, Salsa, dan ibu. Mereka tersenyum bahagia, nampak seperti keluarga sungguhan. Sementara aku ... layaknya hanyalah sebuah bayangan.

Tidak menunggu waktu lama, kami sampai di sebuah bandara yang terletak di pusat kota. Dengan segera aku menyeret koper, sementara ayah tengah sibuk mengurus beberapa keperluan keberangkatan dan Salsa yang berjalan bersama ibu.

Sudah jam 10.36 waktu setempat. Kami menunggu ayah di ruang lobi. Karena pesawat akan lepas landas beberapa menit lagi.

Ibu sama sekali tidak membuka suara padaku. Hingga akhirnya aku memberanikan diri.

"Ibu." Aku tersenyum. "Ibu selama ini sehat?" tanyaku.

Ia menoleh. "Tentu saja, Nindy. Tidak usah banyak tanya. Duduk saja baik-baik."

Cause I Meet You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang